002

4 2 0
                                    

maaf ayah karna aku kau kehilangan
                                                       bunda
                   
                                                      –ATIRA–
                                              
          

jam sudah menunjukan pukul 15.30 waktunya untuk semua siswa sma antariksa untuk pulang, semua tampak sangat gembira kecuali seorang gadis yang duduk di bangku pojok belakang.... ya dia atira yang tampak sangat tidak bersemangat untuk pulang.

" ra ayo pulang."ajak joya yang diangguki matcha

" eum, gue mau ke makam bunda dulu, kalian duluan aja." serunya menyuruh joya dan matcha untuk pulang duluan

"nggak mau kita temenin aja ra?." tanya matcha ia agak khawatir dengan atira jika sendirian

"ga usah acha gw bisa sendiri kok."jawab atira sambil tersenyum. " udah kalian duluan aja." ujar atira menyuruh kedua sahabatnya itu cepat pulang

" huh yaudah deh kita duluan ya ra." ujar joya sebenarnya tak tega membiarkan atira sendiri di pemakaman tapi apalah daya atira sangatlah keras kepala

" iya hati-hati kalian." balas atira, lalu kedua sahabatnya itu melenggang pergi dari kelas." huft bunda ara kangen." monolog atira lalu bergegas untuk ke makam bundanya.

****

sesampainya di makam,atira terlebih dahulu membeli bunga untuk sang bunda, sesampainya di depan makam sang bunda atira berjongkok lalu mendoakan sang bunda dan meletakkan bunga yang tadi ia beli di atas  pusara sang bunda.

"hallo bunda ara dateng maaf ya bun ara jarang banget dateng tengokin bunda, akhir-akhir ini ara sibuk hehehe." ujar ara tak terasa matanya kini kian basah oleh air mata

"bunda ara kangen sama bunda,setelah bunda pergi semuanya berubah bund ara  gak sebahagia waktu ada bunda, ayah jadi jarang pulang dan jadi gila kerja bund, ara pengen kaya dulu lagi bunda."ujar atira airmatanya kian deras mengalir membasahi pipi gadis itu

"maafin ara bunda andai kejadian itu ga pernah terjadi bunda pasti masih sama ara disini." ujar atira lagi, seolah tau suasana hati ara sedang tidak baik langit yang tadi agak mendung kini semakin mendung dan mulai turun hujan tapi atira tak memperdulikan itu ia masih setia di pusara sang bunda, menangis melampiaskan rasa sedihnya yang selama ini ia pendam.

saat ia sedang meresapi setiap tetes air hujan yang mengenai tubuhnya tiba-tiba ada orang ya memayunginya atira mendongak untuk mengetahui siapa pemilik payung tersebut, atira sedikit terkejut ternyata pemilik payung itu adalah akra .... ya akrama sang king bullying sma antariksa.

"ngapain lo ujan-ujanan  kaya anak kecil aja."ujar akra ketus atira segera bangkit dan menghapis jejak airmata nya.

"lo ngapain kesini ngikutin gw ya lo." tuduh atira

" dih ngapain gw ngikutin lo gw abis dari makam kakak gw eh malah ketemu lo disini, berasa sial idup gw ketemu lo mulu."jawab akra

"Oooh yaudah sana pergi gw juga enek liat muka lo." balas atira kesal

" lah ngusir."

" katanya bosen ketemu gw mulu ya sana pergi gw mau pulang." jawab atira hendak pergi dari situ namun di tahan oleh akrama

" lo pulang pake apa perasaan tadi gw ga liat motor lo di depan." tanya akra heran biasanya anak itu selalu bawa motor kesayangannya kemana-mana tapi ini

" motor gw di bengkel apaan dah nanya-nanya mulu kaya wartawan minggir." jawab atira kesal sedikit mendorong tubuh akra agar menjauh darinya namun kembali ditahan oleh akra

" apaansih kra gw mau pulang." ujar atira sedikit meninggikan volume

"pulang bareng gw." final akra lalu menarik tangan atira menuju mobilnya yang terparkir di depan pemakaman, dan atira sempat menolak tapi bukan akra namanya jika tidak bisa mendapat apa yang dia mau

****
sesampainya di rumah atira langsung turun dari mobil akra dan tak lupa berterimakasih pada lelaki itu

atira masuk ke dalam rumah yang terasa sunyi itu ia segera bergegas menuju kamarnya untuk berganti baju, namun sebuah suara menghentikan langkahnya ..... ya orang itu ayahnya

"darimana saja kamu jam segini baru sampai rumah mau jadi apa kamu jika terus begini." bentak abri ayah
atira, ia segera melihat jam dinding ternyata sudah sudah hampir jam tujuh malam memang jarak antara pemakaman dan rumah atira terbilang cukup jauh membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk sampai.

" maaf ayah ara tadi ke makam bunda dulu." balas atira sambil menundukan kepalanya

"berani kamu ke makam istri saya hah, sudah lupa kalo kamu adalah penyebab kematiannya." geram abri semenjak sang istri meninggal ia menganggap bahwa atira penyebab kematian mendiang sang istri

"m_maaf yah." demi tuhan atira sangat takut saat ini

" APA MAAF KAMU BISA MENGEMBALIKAN ISTIR SAYA HAH APA BISA, ANDAI DULU DIA TIDAK MENYELAMATKAN KAMU DIA PASTI MASIH ADA DI SINI DENGAN SAYA DASAR ANAK SIALAN."

PLAK

ayah atira menampar pipi atira keras sehingga meninggalkan bekas kemerahan di sana, atira yang di tampar hanya diam saja tidak berani melihat sanga ayah

" kesini kamu." abri menarik tangan atira menuju ke salah satu ruangan di rumah itu

BUKH

BRAK

DUAKH

atira di pukul dan di dorong oleh abri sampai perutnya membentir pinggiran meja lalu abri mengambil cambuk dan mencambuj punggung atira tanpa henti, atira hanya bisa menahan sakit sambil menangis dalam diam ia tak berani membantah sang ayah atau ia akan mendapatkan hukukoopman yang lebih dari ini

abri terus mencambuk atira sampai ia kelelahan sendiri ia lantas membuang cambuknya ke sembarang tempat dan pergi dari ruangan itu atira hanya bisa menangis di tempat karna ia tak punya banyak tenaga untuk sekedar bangkit dan menuju ke kamarnya

"hiks bunda sakit ara mau ikut bunda." isak tangis ara terdengar sangat memilukan malam itu.

hai hai hai readers maaf ya kalo ceritanya ga jelas atau ga nyambung 😊

tandai typo

SANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang