Chapter 4

421 54 1
                                    

(name) yang diperlakukan begitu oleh Yoojin langsung mundur sedikit demi sedikit, menyembunyikan mukanya yang memerah karena perlakuan Yoojin kepadanya.

flashback.
Sebelum Yoojin datang, tepatnya semalam sebelum gadis itu tertidur di sofa. (name) mencari tahu keseluruh ruangan untuk menemukan tanda tanda bisnis gelap di ilhae, untungnya tidak ada seorang pun diluar. Karena ini sudah sangat malam, jadi (name) gampang menelusurinya.

"ouh, jadi ini yang disebut bisnis gelapnya ilhae? waduh.." batin (name), lalu dia melanjutkan penelusurannya lagi bersama senter yang berada di tangan kanannya.

Saat (name) sedang berjalan menelusuri, dia melihat sebuah ruangan yang tidak dilihatnya saat berkeliling bersama Yoojin. Apa mungkin itu yang dimaksud oleh Miru? apa mungkin yang (name) pertama kali lihat salah?.

"hah? bukannya tadi aku juga liat ya? apa salah??.." batin (name).

Saking penasarannya (name) sama bisnis gelapnya itu, ia masuk ke dalam ruangan itu dengan jantungnya yang berdegup kencang namun otaknya memaksa dirinya untuk masuk.

Ruangan itu seperti terowongan yang tak ada habisnya, dan mengantarnya ke ruangan yang sangat rahasia, tapi mengapa pintunya terbuka?.. Apa ada seseorang yang masuk ke dalam atau mungkin dia lupa menutupnya?.

"aneh, mengapa pintunya terbuka? tapi.. ga, ga. Pasti cuma perasaan doang kan?, belum tentu benar?..." batin (name).

(name) terus berjalan menuju pintu yang berada lebih jauh di depannya.

Akhirnya (name) sampai di depan pintu itu, dia segera membuka pintu, dan benar saja cahayanya sangat terang, seperti dirinya sedang dipaparrazi.

"hah?, the f*ck?" ucap (name) sedikit kaget, aslinya kaget banyak.

(name) melihat banyak sekali komputer yang mengintai orang orang di perusahaan yang saat ini (name) tempati. Bisa dibilang ini adalah cctv rahasia yang tidak diketahui oleh semua orang.

"....nona (name)?, mengapa anda bisa sampai ke ruangan ini?" tanya laki laki yang berada di belakang (name).

Tak lain, suara itu adalah suaranya..

Yoojin .

*BRUK*

"..hah? kok?.. mimpi?" batin (name).

Kembali lagi saat (name) mulutnya sedang dibersihkan oleh Yoojin. (name) kaget karena tidak percaya dengan mimpinya semalam, atau mungkin itu adalah pertanda dirinya?.

"udah bersih kan mulutku? bisa tolong pindahin gak sih tanganmu dari pipiku?"

Yoojin lalu melepas kacamatanya dan memakaikan kacamatanya kepada (name), namun anehnya, kenapa Yoojin sangat akrab ke (name)?. Gadis itu curiga jika semisal Yoojin menyukainya.

"...Apa nona (name) tidak marah seperti biasanya?" tanya Yoojin sembari memasang muka bingung dan sedikit memiringkan kepalanya.

(name) hanya membalas dengan gelengan, ia langsung pergi dan melepaskan kacamatanya Yoojin, lalu memakaikan kacamata itu lagi kepada pemiliknya.

"pfft hahaha!, lain kali kayaknya aku harus hati hati sama cowok ini." batin (name) saat melihat muka Yoojin.

Melihat (name) sedikit tertawa kearahnya, Yoojin hanya bisa tersenyum dan beranjak dari sofa sementara milik gadis itu.

"ya sudah, rapatnya jadi apa enggak, Yoojin?" tanya (name) merapihkan bajunya.

Yoojin melihatnya sedikit, lalu ia menghampiri (name) sambil melihatkan isi tabletnya kepada gadis itu yang berisi data data orang yang akan hadir pada rapat hari ini.

"ini nona (name), datanya akan saya kirim ke table milik anda, saya berharap anda bisa membaca semuanya. Jika sudah, saya akan keluar sebentar. Dan saya akan menjemput anda lagi, tolong anda sudah siap siap untuk rapat kali ini.." jelas Yoojin kepada gadisnya.

(name) mengangguk, Yoojin pun keluar dari ruang kerja (name) , lalu (name) pergi ke kamar mandi. Ia baru menyadari jika dirinya tidak membawa satupun baju.

"aishh... shibal! nggak bawa baju lagi!" Teriak (name) kesal

Kasihan sekali, gadis itu sudah menunggu beberapa menit di kamar mandi. Jika saja ia membawa stopwatch ataupun jan, mungkin saja ada 15 menit an (name) menunggu dan memikirkan bagaimana caranya. Ya mau gimana lagi, sudah mana cuacanya sedang musim gugur, kan kasihan tubuhnya membeku disitu?.

Fiuh, untung saja (Name) tidak begitu pasrah dengan keadaan, dia membuka lemari yang berada di depan kamar mandi itu dengan tangan kananya yang bergetar, dan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Lemari itu sangat luas, seperti lemari lemari princess. Setelah mencari sangat lama, akhirnya gadis itu menemukannya.

"huh.. ngga buruk buruk juga kantornya.. ada kamar mandi, ruang ganti baju, dapur kecil, ruang tamu, tempat tidur, dan juga tempat kerja. Bener bener kalau aku ngga ditawarin sama dia, pasti aku ga bakal dapet ini ruangan yang sangat bagus seperti di istana, hahah" batin (name) senang.

Chapter 4 : End.

𝐘𝐄𝐋𝐋𝐎𝐖 // YOOJIN. (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang