_____
Bel istirahat kedua telah berbunyi. Suara monster perut juga sudah memanggil-manggil sedari tadi. Setelah pulas tertidur di ruang musik, Aurora memutuskan pergi ke kantin untuk mengisi perut yang kosong dari tadi pagi.
Suara bising mulai terdengar saat jarak semakin dekat. Para murid terlihat berkerumun membelakangi di pojok ruang setibanya di pintu kantin. Aurora mempercepat langkah, menghampiri dua orang siswi yang sedang mengantri makanan.
"Duarr!!" ucapnya mengagetkan membuat dua siswi itu terkejut.
Bahkan gadis dengan nametag Megantia Discha sampai dibuat latah. "Eh ayam ayam!"
Tawa Aurora meledak kala mendapatkan respon sesuai harapan.
"Aurora!" kesal Megan sambil memukul pelan.
"Masih aman, untung gak pindah tempat," monolog gadis di sampingnya, Ravesya seraya mengelus dada kirinya tempat jantung berada.
"Chill girl, calm down."
"Cal cil cal cil, untung nampannya gak jatuh," keluh Megan namun merasa bersyukur.
"Omong-omong, di pojok ada apaan? Seru banget kayaknya sampe dikerumunin gitu." Aurora menunjuk dengan lirikan mata, sementara tangannya diperintah mengambil nampan makanan.
Ravesya mengangkat bahu singkat. "Gatau, kita berdua juga baru dateng. Bully palingan," jawabnya santai sembari mengambil lauk.
"Siapa yang main?"
Kini giliran Megan yang menjawab. "Chris kayaknya. Soalnya tadi temennya lari-lari sambil teriak gak jelas."
"Chris ya...?" Aurora berdesis pelan. "Huft, gak kapok juga kayaknya. Padahal udah gue bilang jangan buat onar, tapi masih aja."
"Lah? Lo juga sama kali," tuding Megan.
Aurora menunjuk dirinya. "Gue? Lah, lo apa kabar?"
"Lagi absen minggu ini mah."
"Asu," umpat Aurora menatap Megan sinis.
Ravesya menepuk jidatnya pelan. "Kita bertiga itu sama aja, ngapain pada saling tuding sih?" ungkapnya merasa kesal.
"Lah? Iya ya...," kata Megan tersadar.
Aurora tertawa tanpa dosa merespon kebodohan gadis yang sering dijuluki dewi rembulan oleh murid Hasta itu.
"ADA LAGI YANG BERANI?!"
"SIAPA YANG MAU BERNASIB SAMA KAYAK ANAK BARU INI?"
"YANG MAU SILAHKAN MAJU!"
"Huuhh, mulai lagi." Megan berdecak pelan.
Mata Aurora melirik kerumunan itu, anak baru? Tidak mungkin Satya, kan? Anak baru di angkatan kelas 12 sejauh ini ada dua siswa. Satu di kelas Jay dan satunya lagi di kelas si kembar.
"GAK ADA??"
"DENGAR BAIK-BAIK, INI CONTOH KECIL AKIBATNYA KALO KALIAN BERANI MACAM-MACAM SAMA GUE."
"GUE GAK AKAN SEGAN, ATAU KALIAN AKAN BERNASIB SAMA KAYAK PANGERAN!"
Trangg!!
Nampan yang berada di pegangan Aurora refleks jatuh ke lantai. Jangan bilang Pangeran yang dimaksud---
"P-pangeran?" gumam Ravesya.
Tanpa babibu Aurora langsung berlari ke pojok kantin dan membelah kerumunan diikuti Megan dan Ravesya. Matanya membola, bahkan rasanya posisi jantung sudah berpindah tempat ke perut setelah melihat pemandangan di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl
Fanfic"Lo berani rusak surga gue? Gue bakal hancurin sayap lo." Siapa yang tidak mengenal slogan itu? Milik seorang gadis bengis berhati dingin. Ketua dari Victor yang memiliki segala macam tingkah dan masalahnya. Menjadi anak tunggal sekaligus penerus...