Salatiga, 5 September 2024Setelah evakuasi besar-besaran yang dilakukan pihak militer setempat, kota ini menjadi sepi. Seakan mereka yang berteriak minta tolong lenyap begitu saja. Sunyi sekali, apa mereka semua mati? Jika iya tamatlah dia. Sendirian dengan kondisi seperti ini, tinggal menunggu ajal menjemput.
"SIALAN, BANGSAT, NGENTOT, ANJING LAH PEPEK". Teriaknya putus asa, ya sebenarnya masih berharap ada yang mendengar dan menolongnya.
~5 menit ~10 menit
"Monyet, tidak ada yang datang. Apa mereka benar-benar mati?". Setidaknya jika bukan manusia atau hewan (kucing/anjing), bisa kan para zombie itu datang mencari sumber suara. Sungguh aneh rasanya, zombie-zombie itu tidak mendengar. Merasa tidak mungkin para militer sempat membunuh mereka semua dalam waktu singkat berbarengan dengan evakuasi tadi.
Guk... Guk... Guk...
Mungkin ini yang dinamakan dewi fortuna versi hewan. Anjing berjenis
Chihuahua berwarna coklat kekuningan ini dianggap sebagai harapannya. Setidaknya sebelum dia mati masih bisa melihat makhluk hidup selain dirinya."Poki kamu menemukan apa?" Suara seseorang, ternyata masih ada yang hidup selain dirinya. Dari suaranya seperti wanita.
"Hei kamu yang di sana tolong aku, aku ada di bawah reruntuhan." Berharap pemilik anjing itu menolongnya.
Wanita itu langsung menghampiri dan melihat apa yang ditemukan oleh anjingnya. "Bagaimana kamu bisa seperti ini dan berapa lama disini?"
"Maaf ya, bisakan tolong aku dulu setelah itu kamu bisa tanya-tanya. Buruan aku sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi."
"Ah maaf-maaf, saking paniknya aku melihatmu." Wanita itu sebisa mungkin memindahkan reruntuhan yang menimpanya. Tidak berselang lama wanita itu berhasil meloloskannya.
"Akhirnya aku bebas, terimakasih banyak atas bantuanmu." Dengan senyum manis yang diberikan untuk penolongnya.
Tiba-tiba golok sudah di depan matanya. Wanita itu pasti mengira dia sudah tergigit karena melihat tubuhnya yang berbalur darah. Satu hal yang tercetak jelas di wajahnya yaitu PANIK.
"Jangan bergerak, kamu tergigit kan?." Dengan golok yang masih diacungkan ke arah orang yang ditolongnya.
"Eh eh tidak, sumpah aku tidak tergigit. Ini memang darah zombie tapi aku mendapatkannya karena terjatuh di antara mayat-mayat yang ditembak oleh militer. Dan kenapa aku bisa terjebak disitu karena saat salah satu roket mereka mengenai bangunan yang tidak jauh dariku." Berharap wanita didepannya ini percaya. Sungguh tidak pernah terpikirkan olehnya mati konyol karena dikira tergigit.
Wanita itu terlihat berpikir, mungkin ada benarnya orang ini. Jika tergigit harusnya sudah berubah dari waktu 13 detik setelah tergigit dan orang didepannya ini terlihat biasa-biasa saja, hanya saja seperti menahan sesuatu.
"Baiklah aku percaya. Kenapa dengan wajahmu itu?." Wanita itu bertanya dengan keheranan.
"Huft... Mmm aku... Aku ingin berak dari tadi hehehe." Sungguh dia sangat malu saat mengatakan itu, tapi mau bagaimana lagi memang perutnya mules sedari tadi.
"Wkwkwk ayo kita cari toilet." Sambil tertawa dia menggendong anjingnya.
Setelah mengesampingkan rasa malunya dia pun berusaha berdiri dan mengikuti wanita tadi. Dan begitu terkejutnya dia melihat apa yang ada didepan matanya saat ini. Bangunan rubuh, banyak mayat tergeletak begitu saja, ada salah satu ruko yang terbakar. Pemandangan macam apa ini, sungguh tidak pernah terbayangkan olehnya mendapati semua ini. Banyak pertanyaan yang muncul dibenaknya, namun sukar untuk di utarakan. Sambil tertatih dia menelusuri jalan di perempatan Jetis.
"Kita ke pom bensin aja ya, deket dari sini." Kata wanita itu tanpa menoleh ke arahnya.
"Iya, yang penting bisa berak aku. Sialan emang, udah kebelet banget tapi kaki malah seperti ini."
"Hahaha mau ku gendong kah?" Ejek wanita itu.
Tidakkah wanita itu tau dia mati-matian menahan tai yang sudah diujung. Karna sudah tidak sabar mengeluarkan beban hidupnya dia pun lari tanpa memikirkan kakinya yang masih terluka, meninggalkan wanita anjing eh maksudnya wanita pemilik anjing itu menertawainya dibelakang.
"Aaahhh leganya bisa keluar." Penantian panjang yang berakhir sempurna.
"Hei kamu jangan lama-lama, kita harus cari tempat aman. Beberapa makanan dan pakaian untukmu."
Tak ada jawaban dari dalam dan wanita itu menggedor pintu berkali-kali.
"Heh kamu sedang berak atau pingsan, dengar apa yang aku bicarakan tadi tidak?" Sedikit kesal wanita itu tidak mendapat respon.
"Iyaa iyaa, aku dengar kok. Aku diam karena lagi konsentrasi ngeluarin tai, kalau pengen aku cepat selesai jangan ganggu konsentrasiku. Mending kamu berjaga di luar sekalian melihat situasi."
"Sialan kamu nyuruh-nyuruh aku!" Walaupun kesal wanita itu memilih untuk berjaga di luar.
Sungguh aneh sekali, tidak ada satu pun zombie yang berkeliaran. Tapi ini bukanlah hal buruk, karena dengan begini mereka dapat dengan mudah berjalan mencari apa yang mereka butuhkan.
~5 menit kemudian
"Leganya. Dimana wanita anjing itu, apa dia meninggalkanku?" Celingak-celinguk dia mencari sosok yang menolongnya tadi, dan menemukan wanita itu berada di ujung jalan keluar pom. Dia memutuskan untuk menghampirinya.
"Hei maaf menunggu lama. Ayo kita mencari apa yang kamu katakan tadi. Oh iya kita belum berkenalan dari tadi. Aku Rikas kamu?" Dia mengulurkan tangannya dengan senyuman. Namun sayang, wanita itu hanya melihat uluran tangan itu dengan tatap sedikit jijik? Mungkin. Dan untungnya tokoh utama cerita ini peka dengan tatap itu.
"Tanganku bersih anjing, udah pakai sabun tadi lagian aku ceboknya pakai tangan kiri, ini kan tangan kanan. Kalau masih tidak percaya, cium nih tanganku." Katanya sambil menyodorkan tangan ke muka wanita itu.
"Ih apaan sih, Marsha. Udah kan, ayo buruan pergi keburu malem nanti."
Mereka memasuki Alfamart yang dekat dengan pom bensin. Mereka mengambil beberapa makanan, minuman, dan beberapa barang yang bisa di gunakan nanti. Saat asik menata barang-barang di tas, Rikas mengusulkan mencari barang di Anjay (Aneka Jaya) yang bersebelahan dengan Alfamart.
"Sha mending kita cari di Anjay aja deh, kan lebih lengkap. Siapa tau juga ada kendaraan yang masih bisa dipakai."
"Boleh aja sih, setelah kita beresin ini."
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
DING DONG
AdventureSekarang di dunia ini hanya ada pilihan lari dan bertahan atau bersembunyi lalu mati. Pikirkan baik-baik, akan ada lautan darah dan hamparan tubuh dimana-mana. Yang akan kamu nikmati di sisa hidupmu. Sungguh itu akan menyiksamu setiap detiknya hingg...