Prolog

65 57 44
                                    

Halo readers, welcome to new story.

maaf nih telat publish. Harusnya tadi malem publis, tapi naskahnya tiba-tiba ilang ಥ⁠‿⁠ಥ

Yang belum follow di follow dulu yuk.

Publish segini aja dulu Yap.., masih Hiatus sampe bulan mei soalnya.

See you di bulan mei...

_________________________________________

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rembulan telah menampakkan wujudnya. Bersama dengan lintang yang mengedipkan cahayanya menambah kesan indah dimalam itu. Gadis yang sedang menatap sang rembulan itu, hanya berdiri termangu. Kagum akan keindahannya. Netranya bergeser ke kanan dan ke kiri, memastikan matanya menangkap semua gambaran indah diatasnya itu.

"Tumben malam ini cerah," batin gadis itu. Matanya masih mengamati bentangan langit yang berada di atas kepalanya.

Pemandangan indah di atas kepalanya, membuat ia sontak terkagum-kagum. Langit gelap yang dihiasi cahaya bulan dan kedipan para bintang disekitarnya. Semua itu membuat netra yang memandangnya tak dapat memalingkan pandangannya. Saking terpesonanya dengan malam itu, tak sengaja lengan gadis itu menyenggol Vas bunga yang berada disebelahnya. Vas yang terjatuh, membuat suara bising di telinga yang mendengarnya.

"El... APA ITU !?!"

El terkejut mendengar suara vas yang terjatuh. Ia tambah dikejutkan dengan suara teriakan itu. Gadis itu bergegas untuk mengambil potongan-potongan vas yang sudah pecah.

"Hmm.. siapa yang mecahin ?!?" tanya seorang wanita paruh baya.

"A-aku Bun...," jawab gadis itu sembari fokus membereskan apa yang ia perbuat barusan.

"Beresin sampe bersih !" perintah wanita itu dengan berjalan meninggalkan lokasi.

Tanpa menjawab ucapan wanita tersebut, gadis itu mengambil sapu untuk membersihkan serpihan-serpihan kecilnya.

"Sial, kenapa pake jatuh segala sih," gumamnya kesal. Pastinya ia kesal, lagi enak-enak lihat langit, eh.. tuh lengan gak bisa diajak kompromi.

Setelah meletakkan sapu yang ia ambil tadi, gadis itu memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah. Lagipula sudah buyar juga moodnya. Ia berjalan menuju ruang ternyamannya. Ia bergegas menaiki ranjang empuknya dan mengambil sebuah boneka Teddy bear kesayangannya. Ia mulai menceritakan tentang semua yang ia alami pada boneka kesayangannya itu.

Laela {Pearsantacht Iolarch}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang