Aku masih enggan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh seorang perempuan dengan lembutnya mengelus rambutku. Ia menantikan jawaban tapi aku menantikan kepergian.
Untuk apa bersikap lembut padaku kali ini, hatiku menggerutu tak mau menerima kasih sayang dari perempuan itu selembut apapun. Ia memberiku sepotong kue hangat dengan uluran tangan bergerak seperti pesawat.
"Am," katanya. Aku masih terpaku dan tak mau berbuat apa-apa, tanganku mengepal. Tangan perempuan itu menjauh, ia menurunkan kuenya seperti pesawat jatuh ke jurang.
Sialnya perempuan itu tak menyerah, ia menyodorkan botol minuman untuk berniat melepas dahagaku yang kering ini. Ujian terberat bagiku, tenggorokan ku sudah gersang oleh kekesalan.
Ia dengan yakinnya memasang wajah rayuan yang terlihat seperti iblis di mataku. Tapi sayang iblis itu terlalu indah untuk tidak ditatap.
Tubuhku bereaksi, kepalan tangan sudah mulai longgar dibuatnya. Bagaimana ini? apakah aku menyerah? Ku lihat botol itu berisi air yang segar, ditambah lagi ia menutup botolnya dengan sangat terampil. Tak tahan rasanya ingin ku langsung teguk saja dengan sekali nafas.
"Minum, atau aku bunuh!" bisik ditelingaku penuh oleh suara perempuan yang berlagak lembut tadi dengan sekejap menjadi iblis paling kubenci.
Hatiku sudah menjerit tolong, tapi tak bisa aku tak bisa bicara.
Akhirnya aku tak bisa menolak, karena aku adalah seseorang yang sangat takut kematian, terlebih aku tidak tahu dimana tempat tinggalku dan dimana ibuku berada. Kuputuskan untuk meneguk air itu dari tangan kejinya.
"Bagus!" ucap perempuan itu.
Ia menoleh ke seberang sana, melihat jendela mobil dengan seseorang yang menatap dari dalam sana, ia menebar senyuman padanya sambil mengelus kepala kecilku ini.
"Ayo beban, minta-minta sana!" ia memaksa ku memegang kaleng bekas dan berkeliling mencari uang. Dunia tolonglah bantu aku bicara setidaknya dengan tangan yang lumpuh ini. Ingin rasanya ku tak terikat iblis perempuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
!Seribu Satu Coklat (On Going)
Short StoryBukan soal apa tentang siapa dan dimana letaknya. Hanya sekedar kehidupan yang penuh dengan lika-liku yang beragam. Maka semua kehidupan terangkum pada beberapa kisah yang tertulis.