Kamu Alpha Aku Beta

14 1 0
                                    

Memang Azrul ini sosok yang handal dalam memimpin kelas, ia ketua kelas yang sangat dikagumi banyak orang. Cara ia memimpin benar-benar dibuat nyaman, ditambah lagi dia itu pintar, tampan dan mudah bergaul. Cowok yang menjadi idaman banyak orang memang selalu menarik perbincangan.

Sedangkan aku hanya cewek biasa, tidak pintar, tidak menawan dan berkacamata. Banyak orang bilang kalau seseorang berkacamata itu berarti ia pintar dan kutu buku, berbeda dengan aku yang hanya selalu memikirkan timbulnya malam hanya untuk tertidur terbaring nyaman diranjang kamarku. Sehingga mataku ini menjadi minus karena terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gadgetku.

Hari ini adalah hari yang menyebalkan untuk ku, hari dimana semua orang berbaris di pagi hari dan melaksanakan upacara bendera. Rasanya aku hanya ingin tidur seharian jikalau menghadapi momen yang paling aku benci ini. Dan hari ini pula pelajaran yang tak aku sukai ada dihari yang menyebalkan ini.

"Jadi ada istilah Alpha dan Beta dalam kepribadian manusia," Ucap Guru psikologiku.

Suasana kelas yang hening dan penyampaian yang monoton membuat kelopak mataku rasanya berat dan mulutku terus menerus menguap. Tiba-tiba

Brakk!! suara meja dipukul.

"Hey kamu! yang dibelakang coba jelaskan apa itu alpha dan beta dalam psikologi?" tiba-tiba guru itu bertanya padaku soal materi pelajaran yang tidak aku perhatikan sama sekali. Aku tak bisa berkutik, teman-teman sekelasku serentak melihatku dan guru itu terus memandangku dengan memberikan tekanan, tubuhku gematar dan keringat dingin mulai mengalir, aku tak bisa menjawabnya.

"Saya Pak!" Azrul dengan spontan mengangkat tangan dan mencoba menjawab. "Silahkan Azrul." Sambil menoleh padanya yang berada di seberang barisan bangku ku.

"Alpha dan beta adalah istilah sifat psikologi manusia. Alpha adalah sifat manusia yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan kecerdasan, sedangkan Beta adalah sifat yang lebih memilih menutup diri dan bisa dibilang cenderung pemalas," Ucap Azrul dengan sangat jelas.

"Bagus kamu Azrul." Guru itu langsung memandangku dengan tatapan sinis, aku diperintahkan untuk menjelaskan apa yang dikatakan Azrul. Beruntungnya aku paham apa yang dijelaskan olehnya dan diriku berhasil menjelaskan kembali materi tersebut. "Hufft sungguh beruntung." Terima kasih Azrul aku tak menyangka kau membantuku, bertambah kagum aku terhadapmu.

Mata pelajaran psikologi akan segera berakhir dan kami diperintahkan untuk membuat kelompok yang terdiri dari dua orang untuk mempresentasikan pelajaran. "Baik, Sinta bersama Azrul." Aku terkejut bukan main. Tiba-tiba diriku disandingkan dengan pria yang aku kagumi, dunia serasa berwarna-warni ketika aku mendengar nama Azrul bersamaan dengan namaku, ingin diriku mendengarnya kembali seribu kali lagi.

Waktu telah berlalu dan akhirnya bel pulang nyaring berbunyi, aku segera merapihkan barang-barangku, lalu. "Hey Sinta." Suara beratnya membuat diriku tiba-tiba terpaku, nampaknya Azrul memanggil namaku. "Gimana nih? Masalah presentasi kita nanti?". Hah? kita? Dia berkata "Kita" yang membuatku semakin terpaku dan gugup. Aku mencoba menjawab dengan sekuat tenaga. "Eee ... ma-a-u kapan kita bahas?" aku bertanya dengan terbata-bata.

"Hari ini bagaimana? mumpung aku senggang?" Azrul sungguh bersemangat hingga ingin bersegera menyelesaikan tugas ini. "Oke, boleh." Meski diriku sebenarnya ingin sekali segera pulang, tapi tak apa, demi pangeran impianku aku mampu menemaninya 25 jam sekalipun.

Akhirnya kami berdua berdiskusi tentang apa itu alpha dan beta dalam hal kepribadian manusia. "Jadi kalau disimpulkan sebenarnya mereka berdua ini adalah sifat yang bersebrangan. Hmm menarik dan unik mereka berdua ini." Aku hanya terdiam dengan apa yang Azrul katakan, aku tak mengerti dengan materi ini. Akhirnya kami berdua selesai dan hari mulai nampak gelap, aku harus segera pulang.

Aku segera mencari angkutan umum untuk pulang, namun tidak ada satupun yang lewat aku cemas. Lalu ada seseorang dengan motornya mendekatiku. "Sinta, kita bareng aja yuk, kan udah gaada angkutan umum juga." Azrul menawariku tumpangan, rasanya seperti dipanah oleh dewi cinta.

Sebenarnya aku bisa saja pura-pura menolaknya, tapi tiba-tiba hatiku tersandung cinta padanya. Aku menerima ajakannya.

Saat perjalanan tak ada obrolan berarti tapi aku merasa sudah cukup bahagia hari ini, seseorang yang hanya aku pandangi akhirnya bisa berdekatan denganku, aaa rasanya aku ingin pingsan tujuh turunan.

Sesampainya di rumahku, aku berterimakasih padanya dan Azrul segera beranjak pulang karena hari sudah malam.

"Woah! Hari yang luar biasa!" teriak ku saat berada dikamarku.

Saat selesai aku beristirahat, mandi, makan dan lainnya aku mencoba mempelajari lebih dalam apa itu alpha dan beta, juga melihat media sosial Azrul sedikit (walaupun sudah ku lihat 3 jam lamanya).Aku belajar dengan keras kali ini untuk mempermudah presentasi.

Keesokan harinya kami berdua bersiap untuk mempresentasikan hasil diskusi, karena aku sudah mempelajari secara mendalam dan lancer dalam menyampaikan materi, aku dipuji oleh banyak orang dan bahkan guru yang kemarin memarahiku kini tersenyum pada kami berdua. Tak lupa kami berdua meraih nilai tertinggi dari kelompok lainnya. Sungguh rasa yang belum aku dapatkan seumur hidupku, ternyata begini seseorang yang hidup dengan pujian orang.

Hari demi hari telah aku lewati, motivasi belajarku semakin bertambah, bahkan aku berniat untuk menyaingi Azrul yang selalu menjadi juara kelas. Bukan maksud menjatuhkan, tetapi karena dia adalah penyebab aku lebih semangat belajar, motivasi yang ia berikan sewaktu aku satu kelompok dengannya begitu melekat. Bahkan pada ujian akhir semester aku tak henti-hentinya untuk belajar, aku tak mau lagi menjadi bodoh!, aku ingin menjadi sedikit pintar agar dihargai banyak orang dan bisa menyaingi lelaki idamanku (ciah).

Ujian akhir semester telah dilaksanakan, saatnya menghadapi kenyataan dengan pengumuman juara kelas. Dan ternyata Azrul menjadi juara tertinggi di kelas ini kedua kalinya, ah sial aku tak bisa menyusulnya. Sedangkan aku berada diposisi kesebelas, kecewa memang, tapi nampaknya ada sedikit peningkatan dalam hidupku kali ini, aku mulai dipandang banyak orang dan tak ada lagi yang meremehkan aku.

"Selamat yah," Ucap Azrul padaku, aku terkejut apa yang dia bicarakan, pasalnya aku tak termasuk sepuluh besar. "Hei, kamu itu sudah ada peningkatan, walaupun gak termasuk rangking sepuluh besar, tapi aku salut sama kamu mau berubah untuk berusaha." Ucapan Azrul sungguh membuatku terpana dan berhenti bernapas sejenak, ternyata dia memujiku dan sosok yang aku idam-idamkan salut padaku, ah! Rasanya aku semakin jatuh cinta padanya.

"Nih." Dia memberikan setangkai bunga untukku dan tersenyum manis padaku, aku terpana dan berpikir bahwa sungguh berubah duniaku saat ini. Semenjak pembahasan alpha dan beta rasanya kami berdua adalah istilah tersebut. Azrul kau adalah Alpha yang bisa memimpin dan membuat semua orang kagum padamu, dan aku adalah beta yang lebih memilih menutup diri namun sebenarnya dia adalah sosok yang patut dikagumi (dilebih-lebihkan saja).

Alpha dan beta memang selalu dibilang sifat yang berlawanan, namun nampaknya mereka saling cocok dan saling melengkapi. Ternyata rasa cintaku padanya adalah sebuah anugerah untuk diriku sendiri. Azrul, harapanku adalah kau tetap menjadi sosok yang aku idamkan, meski tak memilikimu tapi rasanya itu cukup untuk memotivasiku. 

!Seribu Satu Coklat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang