Ini remake ya guys ya^^
Maapin kalo ada typo..ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Pertemuan pertamanya dengan seorang pemuda dua tahun lalu benar-benar mengubah hidupnya. Ia telah menyerahkan segala yang Ia punya untuk pemuda yang paling dicintainya. Dia bahkan rela meninggalkan kehidupannya yang berkecukupan demi laki-laki yang Ia cintai ini.
Namun, Kenyataan tidaklah seindah impian.
Ia hancur tak bersisa, dunianya berantakan, hidupnya pun hancur demi laki-laki brengsek yang hanya memanfaatkan cinta butanya.
Ia menutup kedua mata, dan memutuskan untuk menyerah pada takdirnya. Di jalan kereta Ia pasrahkan jiwa.
....
“Permisi tuan, apa Anda tahu di mana rumah tuan Park. Maksudku Park Chanyeol? Apa Anda tahu di mana rumahnya?”
“Maaf, Anda siapa ya?”
“Saya Jeno, Lee Jeno!!” lelaki itu mengulurkan tangannya dan membuat pemuda cantik bermarga Park itu mau tidak mau menerima uluran tangan tersebut.
“Maksudku, ada perlu apa Anda mencari Papa saya. Oh iya, Renjun. Aku Park Renjun” pemuda manis bernama Park Renjun itu menerima uluran tangan Lee Jeno.
Itu adalah pertemuan pertama mereka. Di depan gerbang sebuah rumah mewah yang berada di tengah kota. Lelaki bermarga Lee itu datang untuk mengantarkan sebuah kiriman yang tak tahu dari mana alamatnya.
Kemudian pertemuan kedua pun kembali terjadi di jembatan sungai Han. Kala itu, malam tengah dingin-dinginnya, Salju pun mulai berguguran hingga memaksa pemuda cantik itu harus berulang kali merapatkan syal yang melingkar di leher agar tubuhnya tetap hangat.
Berulang kali Renjun tampak menggosok-gosokan kedua telapak tangan dan kemudian meniupnya demi menghangatkan diri dari dinginnya udara malam ini.
Malam semakin larut, dan Renjun pun masih setia menunggu di tempat itu.
Ya, Renjun memang sedang menunggu seseorang yang spesial dalam hidupnya. Renjun merindukannya. Maklumlah, Cinta mereka terhalang oleh jarak, sudah satu tahun ini Ia dan kekasihnya berpisah karena sang pujaan hati memutuskan untuk kuliah di luar negeri.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, akan tetapi sosok yang ditungguinya itu tak kunjung datang. Berulang kali Renjun mencoba menghubunginya, Namun hingga detik ini, panggilannya tak mendapat tanggapan dari seberang sana.
Renjun kecewa. Kakinya pun mulai melangkah dengan perasaan hampa. Menyusuri jalan setapak yang akan menuntunnya pada mobil miliknya yang Ia parkirkan diujung jalan sana.
“Tuan Park Renjun?”
Langkahnya terhenti saat sebuah suara menyapa indra. Renjun sedikit mengernyit saat menemukan seorang asing tersenyum ke-arahnya. Sangat Terlihat jelas raut bingung dari sorot mata yang seolah tengah bertanya.
‘siapa ya?’
“Lee Jeno.” Renjun semakin mengernyit saat pemuda itu memperkenalkan diri. “Pengantar paket.” Sambung Jeno lagi. “Waktu itu kita pernah bertemu digerbang depan rumah Anda.”
“Ohh—Iya, aku ingat sekarang.” Jawab Renjun puas setelah berhasil mengingat siapa lelaki di hadapannya ini.
“Ngomong-ngomong sedang apa Anda di sini, Lee Jeno-ssi,?”
“Aku sedang menunggu seseorang. Dan tuan Park sendiri sedang apa malam-malam di tempat seperti ini? Sendirian pula.”
Pertanyaan Jeno membuat Renjun kembali teringat tentang lelaki itu. “Aku juga sedang menunggu seseorang.” Jawabnya yang diakhiri dengan helaan napas.