8. Ulang Tahun Ketiga Kembar

829 110 7
                                    

Samuel menjemput Liora tepat jam dua belas siang. Pria itu bersikeras menemani Liora untuk mencarikan beberapa hadiah untuk ulang tahun keponakannya.

"Kau tak bisa menolakku, Liora." Tangan Samuel bersidekap keras kepala di dada. "Kau harus bergegas ke rumah Jenna, kan?"

Mata Liora menyipit, menusuk penuh curiga tepat ke kedua mata Samuel. "Dari mana kau tahu tentang itu?"

Samuel mengeluarkan sebuah kartu undangan dengan warna pelangi dan bertema kartun favorit Xiu dan Alexa, Snow White. Dilengkapi senyum kemenangan pria itu. "Kau tahu jam makan siang adalah saat jalanan paling merepotkan. Amat sangat merepotkan jika kau menggunakan taksi. Belum dengan pemilihan hadiah. Aku seorang pria, sudah pasti Axel tak suka hadiah boneka, kan?"

Liora mendengus sinis akan pengetahuan Samuel tentang ketiga kembar. "Kau tahu Jenna akan menyemburmu begitu kau muncul di depan wajahnya, kan?"

"Beruntung jika dia tidak menyiramkan seember air padaku lagi, kan," canda Samuel. "Tapi ... kali ini aku membawa pakaian ganti di mobil."

Liora menahan tawanya, yang membuat Samuel ikut terbahak.

Dan pada akhirnya, Liora menyerah mengusir pria itu. Setengah jam kemudian, keduanya tengah berada di salah satu toko mainan anak yang ada di pusat perbelanjaan. Dan sudah selama satu jam lebih, Liora terjebak dan tak bisa memutuskan hadiah mana yang akan diambilnya.

"Jenna sudah memperingatkanku untuk mencarinya seminggu yang lalu," gerutu Liora di antara lautan boneka yang dijajar di rak. Samuel bahkan sudah menentukan ketiga hadiah dan sedang dibungkus oleh penjaga toko. Sedangkan dirinya, tak satu pun belum menentukan pilihan. Sudah hampir jam dua, Liora pun memutuskan untuk menghubungi Jenna. Yang langsung dijawab 'Aku akan mengirim gambarnya,' begitu panggilan tersambung.

Liora serasa kembali bernapas. "Kau benar-benar malaikat penolongku, Jenna. Muaahhh."

"Dan sekarang, apa yang harus kukatakan pada mereka karena kau terlambat? Kau tahu Xiu ingin meniup lilin denganmu, kan? Kau sudah berjanji padanya."

"Ehm," Liora meringis. "Bisakah kau menunda acara intinya setengah jam saja?"

"Benar-benar kau, Liora." Jenna pun memutuskan panggilannya. Menyerahkan ketiga gambar tersebut pada pelayan toko.

Setelah semua hadiah dibungkus dan dimasukkan ke dalam kantong. Keduanya melangkah keluar dengan senyum yang lebar.

"Ada apa?" Samuel berhenti ketika Liora berhenti di depan sebuah toko peralatan make up.

"Xiu selalu suka setiap melihatku berdandan," gumam Liora dengan senyum lebarnya.

Samuel memutar kedua bola matanya dengan jengah. "Dia masih dua tahun, Liora."

Liora menghela napas pendek, kemudian melanjutkan langkahnya. "Kau benar. Mungkin aku akan memberikannya di ulang tahunnya tahun depan."

Samuel menahan tawanya.

"Kenapa? Kau menertawakanku?" dengus Liora. "Kaupikir kami para wanita berdandan untuk kalian?"

Samuel tak akan mendebat. Dalam hati melanjutkan kalimat Liora. 'Kami berdandan demi diri kami sendiri. Kami cantik untuk mendukung kepercayaan diri kami. Bla bla ...'

Dan semua berhenti setelah keduanya naik ke dalam mobil. Tak berhenti tersenyum. "Cepatlah, Samuel. Kita sudah terlambat."

"Kita tak akan terlambat jika kau menghubungi Jenna sebelum kita pergi berbelanja, Liora."

Sekali lagi Liora menghela napasnya. "Aku hanya gugup. Aku takut mereka tak akan menyukai hadiahku. Itulah sebabnya aku kebingungan."

Setengah jam kemudian, akhirnya mobil Samuel berhenti tepat di halaman rumah Jenna. Jenna yang mengenali mobil yang ditumpangi oleh sang kakak, seketika memberengut dan menampilkan ekpresi tak sukanya.

Affair with CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang