Chapter 1
Tears and Scream :past time__________________________
_
_
"Tidak!,kumohon lepaskan dia!!. Kumohon..." Hantaman keras menimpa di pipi mulus wanita yang sedang disiksa yang sedang disaksikan oleh pria yang amat berharga baginya.
"Wow,apakah keluarga John yang dikenal angkuh ini sedang memohon kepadaku?. Berharga sekali jalang ini." Dengan brengseknya dia menyeringai senang di atas penderitaan orang lain.
Pria John ini hanya bisa berteriak dan menangis karena hanya itu yang bisa ia lakukan setelah ia di jebak tidak dapat berpikir ketika wanitanya direngut oleh musuh bebuyutan. "Persetan mulutmu sialan!. Kubilang lepaskan istriku!."
"Well,aku akan melepaskannya...tentu setelah dia mati." Ia tertawa sembari mengiris telinga sang istri dari John,yang diiris telinganya berteriak kesakitan dan melihat anak buah musuh suaminya membawa lemon yang diiris mendekat kearah telinganya.
"Tidak!. Jang...-AKHH." John menangis melihat istrinya tersiksa seperti itu. Ia tidak kuat,jujur saja terlalu sakit melihat pemandangan seperti ini. Ia merasa menjadi pengecut sekarang,ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Pikirannya blank matanya sembab melihat ini,biasanya ia punya seribu senjata dan rencana untuk sergapan seperti ini tapi kali ini, dia akui memang dia lemah dengan orang yang amat ia cintai.
"Ambil saja aku,jangan siksa dia sial. Siksa saja aku!! Kumohon..ah..lepaskan diaa!!." Yang menyiksa semakin semangat untuk menyiksa wanita ini. Ia pikir kapan lagi mampu membuat keluarga John bertekuk lutut kepadanya.
"Tidak,kau harus tetap hidup. Kamu lebih berharga dari pada aku john. Tidak apa,aku tidak apa-apa,sayang." Dengan tulus ia mengeluarkan senyuman yang paling indah bagi John ini,walau penuh dengan rasa sakit di sekujur tubuh.
"Ji, ah kumohon..." Steven semakin tidak kuat dengan perkataan istri tercinta ini mengatakan itu sembari tersenyum kepadanya. "Bunuhlah aku, setelah itu lepaskan suamiku."
"apa yang kau katakan ji?!, Tidak! Aku saja..kau masih punya janji denganku ji, jangan seperti ini, jangan mengatakan omong kosong belaka!." Ia terkejut. Apa lagi melihat musuhnya mengambil pisau.
"Ada kata-kata terakhir nona cantik?." Musuhnya yang sedari tadi menarik rambut targetnya dengan pisau yang berada tepat di leher wanita Kim,musuhnya hanya tersenyum tipis melihat romantisnya kedua pasangan ini sebelum ajal menjemput si wanita.
"Carilah wanita lain my Steven,aku bukan takdir mu walau kita saling mencintai maafkan aku belum bisa melahirkan si kecil ini. Menikahlah dengan tulus, cintailah dia seperti kamu mencintaiku dan bahkan harus lebih dari ini, jaga dia John. Kamu tahu? Hal yang paling indah bagiku adalah menikah denganmu dan mengandung anak darimu-...,Terakhir dariku..-." wanita itu berucap panjang dengan sesugukan menunduk seperkian detik dan kembali mematri senyuman simetris dengan mengangkat kepalanya melihat suami dari jauh mata memandang di sana.
"I love you."
"TIDAK!!."
Semburan darah menempel di dinding sekitar Juga di wajah tampannya. Musuhnya tertawa bergelak melihat tragis yang dia sendiri lakukan. Steven histeris melihat leher istrinya yang bersimbah darah, ia menangis sekuat kuatnya. Dia seakan tuli mata terfokus hanya kepada sang istri yang telah tiada dibunuh oleh musuh bajingan ini.
"Ji..ahh..jii!!..KIM MYUNG-JI!!." John dilepasnya ikatan dibiarkan berdua oleh istrinya yang bersimbah darah di ruangan dingin penuh bau anyir.
Berlari merengkuh erat istrinya yang sudah tidak bernyawa meletakkan kepala istrinya di pangkuan pahanya,menangis melihat mirisnya keadaan wanita cantik ini. Tidak peduli dengan pakaian mahalnya yang bersimbah darah apa lagi pakaian putih bersih baju wanitanya yang sudah menjadi warna merah darah segar yang darah itu tidak berhenti mengalirnya,tetap keluar seperti air yang menyembur bahkan terlihat sedikit organ dalam milik sang istri yang biasa di tempat Steven meninggalkan tanda biru bekas-bekas cinta.
"Ji kumohon...jangan tinggalkan aku..kita akan hidup sampai tua ji..jangan seperti ini ayo bangun sayang..Myung ji..Kim Myung-ji. AHHH." Walaupun berkata demikian ia tahu itu tidak akan mengubah istrinya akan hidup lagi walau di bawa rumah sakit sekarang,tapi harapan untuk itu yang terus ia panjatkan di Sertai doa.
Betapa brengseknya yang menyiksa istrinya hingga tidak bernyawa seperti ini,ia berjanji. Berjanji di dalam hati untuk membalas dendamnya suatu saat nanti, Mengutuk terus nama si pelaku tak bernurani.
Dengan sekuat tenaga ia berhenti menangis mengingat perkataan istirnya bahwa ia tidak suka melihat suaminya menangis. Ia hanya berusaha tersenyum seperti apa yang istrinya lakukan.
"Sayang, aku akan membalasnya suatu saat nanti. Jadi sekarang beristirahat lah dengan tenang,kita akan bertemu walaupun kamu di surga dan aku di neraka. Tapi tuhan tahu betapa besarnya cinta ku yang seorang John Steven Jungkook persembahkan hanya untukmu. Rest in peace Kim Myung-ji, im so fucking love you hubby." Ia mencium kening istrinya dengan hangat lalu turun menghadap perut istrinya yang sedikit membesar.
"Anakku,maaf ayah belum bisa menjaga mu dan ibumu nak,ah..,-aku memang tidak pantas di sebut sebagai ayah. Jaga ibumu ya sayang?. Jaga dia dari pria lain jika ada yang mendekati ibumu karena dia terlalu cantik di surga sana. Ayah sayang kalian berdua." Ia tertawa kecil penuh kepedihan dengan buliran air mata terus mengalir di pipi merahnya bekas semburat darah istrinya.
"Aku John Steven Jungkook bersumpah akan membalas perbuatanmu dan akan membuatmu menderita lebih dari ini."
"Waktu..biar waktu yang menentukan."
_
_
_
To be continued
"Begin of the pain"
KAMU SEDANG MEMBACA
King At Night :Regret Sins
FanficDiri tidak bisa melepas dengan segenap kekuatan,tenaga melemah terkuras habis di cengkram banyak musuh dengan kuat yang di hadapannya terdapat pria jahanam tengah siap menarik pelatuk. Pria tampan hanya bisa tersenyum kepada wanita yang amat ia cint...