Keylin yang mendengarnya sempat terdiam sebentar sebelum akhirnya ia menjawab "Kenapa lo iri karena ortu gua kepala sekolah, lo iri gua punya kakak yang ngelindungi gua, lo iri gua punya circle yang ngedukung gua, lo iri karena gua yang berkuasa? Mau gimana pun ga bisa ngubah kenyataan kalo mereka bakal dukung gua. Gua tau saat dimana mereka ga akan ngedukung gua lagi tapi sekarang mereka ngedukung gua jadi kenapa gua harus khawatir tentang mereka yang tidak mendukung gua, selama itu masih lama ya puaskan lah" ucap Keylin " Oh ya. .selain mereka, gua bisa aja menggunakan uang untuk yang lain agar mereka ngedukung, selama gua masih mampu membayar mereka agar mau ngedukung gua apa masalahnya, ingat manusia selalu haus kekuasaan, dan kekayaan" Lanjut Keylin " Satu lagi... Sahabat lo Debi ga akan berani dengan gua, dia hanya akan diam dan diam" ucap Keylin mengakhiri lirikan ke Debi.
Sonia yang melihatnya juga melirik ke arah Debi dan berkata "Tidak ada gunanya iri dengan orang seperti Lo, dan Gua yakin suatu saat Debi akan bertindak dan tidak akan selalu diam, gua yakin itu, Gua percaya dia akan bertindak karena gua akan selalu mendukung dia " Ucap Sonia. Debi yang mendengarnya mengalihkan pandangannya dari Sonia
Entahlah Son, gua harap ada dimana gua bisa bertindak, gua capek kek gini.
" Cih.. drama.... udahlah masalah gua kesini cuman nyuruh Debi buat pr gua bukan buat denger ceramahan, secepatnya diselesaikan ya Deb pr gua" ucap Keylin beranjak pergi " Oh ya.. jangan lupa nanti temui gua, di halaman belakang ya" ucap Keylin sebelum benar-benar pergi meninggalkan kelas.
Debi yang mendengar Keylin blak-blakan sekali segera menatapnya tajam. Keylin tidak menghiraukan itu dan segera pergi keluar kelas. Lain halnya dengan Sonia yang memandangi Debi dengan raut bertanya-tanya. Namun, Debi segera mengalihkan pemandangannya. Sonia yang melihat reaksi Debi semakin bertanya-tanya.
Apa yang sebenarnya terjadi Deb? Apa kau tidak ingin cerita dengan sahabatmu ini.
Bel masuk pun berbunyi
Pelajaran dimulai seperti biasa dan tidak banyak hal yang terjadi, hingga bel pulang pun berbunyi tanpa sadar. Tanpa menunggu Sonia, Debi segera beranjak pergi dari kelas menuju tempat yang telah dijanjikan.
Sonia yang melihat Debi pergi segera mengikutinya dari belakang. Sampai di tujuan, Sonia bersembunyi di dekat dinding suatu ruangan yang mereka tempati.
" Jadi, ada apa... Lo nyuruh gua kesini, bukannya rencana tidak ada yang berubah" Ucap Debi di dalam ruangan tersebut.
" Ingat tugas lo disini Deb, jangan sampai lo gagal lagi kali ini karena perasaan lo" ucap seseorang yang sedang bicara dengan Debi.
" Ya gua akan berusaha"
Perbincangan mereka tidak terdengar jelas di telinga Sonia, tetapi beberapa yang kalimat terdengar hanya membuat Sonia bingung.
Rencana.... rencana apa yang mereka maksud.. dan siapa targetnya... sejak kapan Debi dekat dengan Keylin.
Pikiran penuh dengan pertanyaan-pertanyaan itu, hingga tanpa sadar Debi sudah keluar dari ruangan itu dan segera pergi. Sonia yang tersadar dari lamunannya segera pergi dari ruangan itu, namun saat ingin pergi Sonia menginjak ranting pohon yang membuatnya hampir saja ketahuan tapi syukurlah tidak ketahuan (sepertinya).
Seseorang yang berada di dalam ruangan terlihat tersenyum melihat kepergian Sonia.
"Tidak akan lama lagi, kau akan hancur Sonia"
MALAM HARINYA
Tepat di kamar miliknya, Sonia merenungi maksud dari pembicaraan Keylin dan Debi, ia masih bertanya-tanya apa maksud perkataan mereka. Tanpa sadar handphone Sonia yang sejak tadi ia genggam berdering.
TELEPON: Riska
Sonia sempat terdiam bertanya-tanya mengapa sang sahabat tiba-tiba meneleponnya, sebelum pada akhirnya telepon itu diangkat.
' Halo Riska' Sapa Sonia di dalam telepon
' Halo...... Lama sekali kau jawab' ucap Riska , salah satu sahabat dari 2 sahabat Sonia yang berada diluar kota.
' Sorry... ada apa kau menelepon ku malam-malam seperti ini?' tanya Sonia
' Ituuu.. Besok aku balik ke Kota, jadi samperin aku di bandara ya?' ucap Riska dalam telepon dengan suara sedikit tak terdengar jelas.
' Hahh........Kau bilang apa? tidak terdengar disini' Sonia yang bingung dengan apa yang diucapkan oleh Riska.
' Baca Whatsapp ' ucap Riska sedikit berteriak. Dengan segera Sonia mematikan telepon dan beralih membaca Whatsapp dari Riska.
RISKA
Besok aku balik, jadi jemput aku dibandara oke
SONIA
Oke, jam berapa?
RISKA
Sore-an kayaknya
SONIA
Oke, nanti hubungi aja
Sonia lalu mematikan ponselnya, kemudian mematikan lampu dan segera tidur. Ia melupakan pertanyaan-pertanyaan yang tadi berada di kepalanya, ia terlalu senang karena sahabatnya akan pulang.
FLASHBACK
Sonia dan Riska menjadi sahabat sejak mereka di usia 13 tahun. Mereka bertemu diusia 10 tahun. Riska dulunya merupakan siswa pindahan yang pindah ke sekolah Sonia. Awal-awalnya mereka tidak sedekat ini atau bahkan bisa dibilang mereka sama sekali tidak dekat. Mungkin kedekatan mereka baru dimulai sejak Sonia yang tidak sengaja mendapatkan kelompok bersama Riska. Riska Asrar Citta nama asli dari sosok sahabat Sonia.
Yuk masuk ke dimana mereka menjadi akrab.
SD Eka Gapah
Tepatnya didalam kelas 4 C
Terdapat 2 sosok anak yang bahkan sama sekali tidak pernah saling menyapa dan kini disatukan dalam sebuah kelompok, tidak terbayang bagaimana canggungnya mereka. Namun karna keharusan mereka akhirnya saling berbicara. Ya mereka adalah Sonia dan Riska.
Setelah kejadian 1 kelompok itu akhirnya mereka menjadi akrab dan saling menyapa.
" Hai, Sonia... apa yang sedang kau lakukan?" tanya Riska kepada Sonia yang tengah asik dengan kegiatannya.
" Tidak ada, hanya membuat gambar saja, kau mau ikut Riska?"jawab Sonia sambil mengajak Riska.
" Bolehkah?" Tanya Riska memastikan.
" Tentu saja" jawab Sonia
akhirnya mereka menggambar bersama dengan penuh kesenangan dan kegembiraan tanpa memikirkan perasaan sosok yang mengintip dari belakang.
FLASHBACK END
Sedikit cerita tentang keluarga Riska
Keluarga Riska cukup ternama dikalangan elit. Ayah Riska bernama Chandra Akara, dan Ibu Riska bernama Anindya Bumantara. Riska memiliki satu adik yang bernama Aruna Bena.
Ayah Riska dulunya merupakan teman baik dari ibu Sonia. Tapi entah suatu alasan apa mereka menjadi jauh bahkan mungkin tidak saling menyapa lagi. Mengetahui anak mereka berteman mungkin bisa memperbaiki hubungan mereka.
TO BE CONTINUE
t
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGHIANAT
Mystery / ThrillerSonia Aurdiansya tidak akan mendapatkan musibah ini jika ia mengingat apa yang telah ia lakukan dulu. Hal hal yang ia lakukan hanya membawanya ke ambang rasa bersalah dan membuat orang yang tak bersalah mendapatkan akibatnya.