Palembang di hari Kamis.
Seperti biasa, lalu lintas terpantau padat di jam pulang kerja seperti sekarang ini.
"Ragas!" panggil seseorang sesaat setelah sang pemilik nama turun dari taksi.
"Paan?!"
"Wess, sans bro. Sewot amat kaya ce—"
"Cepetan!"
"Iya-iya, anjir. Sabar dikit napa?!"
Bima merogoh saku celana kain miliknya.
Kemudian, menyerahkan sepucuk surat kepada Ragas, si teman galaknya itu.
"Dari UNSRI, pengajuan lo buat kunjungan ke sana diterima!"
Ragas segera mengambil sondoran benda pipih berwarna putih tersebut.
Akhirnya, setelah sekian purnama.
Sepertinya habis ini, ia harus membelikan Bima sesuatu sebagai tanda terima kasih.
"Ga perlu terima kasih, bro" sahut Bima, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi sambil tersenyum.
Ragas membalas senyum yang entah mengapa terasa menyebalkan itu.
"Lo emang temen terbaik—"
"Cukup lo bayarin UKT S2 gue aja sampe lulus!" sahutnya lagi dengan muka yang sepenuhnya tengil.
"Bacot!" sentak Ragas kesal.
Memang Bima ini seperti minta sekali dikebiri.
"Eii, kata-kata itu. Ngingetin gue sama adegan yang Icha nampar Thanos di film..."
Pembahasan absurd lebih lanjut dari Bima tak lagi Ragas dengarkan.
Matanya kian menajam, bersamaan dengan serangkaian rencana yang memenuhi kepala.
UNSRI, jawaban dari mimpi itu ada di sana.
•••
Fast update.
Especially, for my readers.
Jeffrandi.
Selasa, 28 Maret 2023