02

33 4 0
                                    

Sang Bagaskara mulai menampakkan wujudnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang Bagaskara mulai menampakkan wujudnya.

Burung-burung berlomba mengeluarkan suara emasnya.

Aroma masakan Ibu menusuk indra penciuman Ragas ketika ia melewati dapur.

Terdiam sejenak, pemuda dengan kemeja putih itu mendekat ke meja makan.

"Enak nih" gumamnya.

Tangan kanannya hendak mengambil satu hihang hoheng di atas piring putih bergambar bunga matahari itu.

Sampai, sebuah benda berbulu—kemoceng menampar keras punggung Ragas.

Refleks, pemuda 21 tahun itu mengaduh kesakitan.

"Ih, Ibu. Kok kejam sih sama Aga?"

Aga, panggilan kesayangan Ragas ketika di rumah.

"Ya, kamunya nakal. Cuci tangan belom udah main comot-comot aja" kata Ibu Ragas, Ratna.

Pemuda itu memasang cengiran lucu.

Ragas bagai kembali jadi balita mini, jika sedang berhadapan dengan sang Ibunda tercinta.

Ia berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangan.

Kemudian, kembali ke meja makan.

"Mau kemana, kamu? pagi-pagi begini biasanya masih molor" ujar sang Ibu ketika menyadari penampilan Ragas yang tampak rapi.

Terlebih di tanggal merah seperti hari ini.

"Ada urusan, Bu. Biasalah"

"Ngapel Cindy?"

"Itu salah satunya"

Ragas meneguk segelas susu hingga tandas.

Setelah itu, ia bangkit dari duduknya, mengitari meja makan guna memeluk sang malaikat tanpa sayap yang paling ia sayang.

"Aga pergi dulu ya, Bu"

Ia mengecup dahi Ratna, kemudian mencium punggung tangannya.

"Hati-hati!" kata Ratna sedikit berteriak.

Ragas memberi gestur 'oke!' tanpa berbalik badan.

Membuat Ratna tertawa kecil.

Sampai akhirnya, punggung sang anak menghilang di balik pintu.

•••

"Eh, si cantik mau kemana nih?"

Ragas menyangga dagunya pada pembatas pagar yang memisahkan rumahnya dan rumah Cindy.

Cindy, gadis dengan rambut sebahu itu hanya memasang wajah datar.

Rasa kebalnya terhadap gombalan dugong jenis Ragas ini sudah mendarah daging.

"Cin, tau nggak?"

"Nggak" spontanitas Cindy patut diacungi jempol.

Ragas sedikit cemberut sebelum kembali melanjutkan.

"Pisah sama lo tuh kaya simbol gravitasi ditambah suara sapi"

Gadis tampak sedikit kebingungan.

"G moooouuuu"

Read : ga mau

•••

Like and comments for more flirting from Ragas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Like and comments for more flirting from Ragas.

Jeffrandi.

Rabu, 29 Maret 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang