Debar Rasa

139 27 6
                                    

Typo bertebaran

Karya_ by Lidwinsetya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karya_ by Lidwinsetya

💔Happy reading💔💔

________________________________________

~~No matter today and beyond.
If stopping for a moment to pull over is good, then i will do it so that the heart is good again~~

~Seandainya Kamu~

Jikapun aku bersalah, mungkin..... orang yang paling harus aku salahkan adalah diriku sendiri. Sebab, merasa paling tersakiti padahal tidaklah seperti itu. Tak ayal semua yang terjadi saat ini berdasarkan hanya pemikiranku saja.

Rongga terkuat dalam keabsahan status bukan hanya satu orang, melainkan dua orang  yang menjalaninya. Bukan aku tak mau, jika dalam pikiran dan benakku hanya kegagalan yang harus aku terima.

***
Memandang wajah-wajah anak tak berdosa, sekali lagi membuat Gazala harus sering dan lebih lagi menghirup udara banyak-banyak. Bukan sekali ini saja ia menghadapi berbagai kejadian dalam satu waktu. Namun, dalam satu tempat dan dalam kondisi tak layak semua berhambur membutuhkan tenaga medis.

Rasanya baru kali ini Gazala merasa takdir terus menerus mengulitinya, membiarkan dirinya harus kesekian kali meneteskan air mata, menahan deras air yang menumpuk di pelupuk mata, seolah ingin mengajaknya ikut larut dalam segala kedukaan atau mungkin menahan sebab hati yang tidak baik-aik saja.

Bukanlah hal wajar jika Ia memberikan satu kepastian untuk melangkah menjadi dirinya sendiri? Lagi, Gazala di hadapkan dengan pertemuan tak terduga bersama Andito.

"La, kamu___" suara itu, panggilan itu untuknya begitu merdu di dengar indera perungunya. Ia bahkan tak segan menginginkan seulas senyum untuk di tujukan pada lelaki itu. Namun ia memilih untuk mengubah ekspresinya menjadi sedatar mungkin.

"Pak, Andito di sini juga?" pura-pura? Rasanya itu cukup membuktikan agar Gazala tak terlihat sebagai penguntit ketika Ia melihat Andito jauh sebelum hari ini.

Tiga minggu sudah Gazala berada di tempat tragedi maha dahsyat menurut versinya sebagai  seorang manusia biasa berpusat di rumah sakit indonesia yang berpacu dalam titik kemanusiaan sepanjang masa.

" Ya, Saya berada di sini bersama Adel, Saya bahagia bisa bertemu dengan kamu di sini" ucap Andito tegas dan lugas.

"Oh, Itu, Itu, mungkin suatu kebetulan semata, karena tim dari rumah sakit Sahid memang mengutus saya ikut dalam tim inti" Gazala di buat kikuk dengan perkataan Andito.

"Bukankah Allah selalu punya rencana tak terduga, La? Hingga saya bertemu dengan kamu di sini  bukanlah suatu kebetulan semata, saya yakin sekali Allah punya rencana lain untuk kita. Saya tidak akan memanggil mu dengan sebutan dokter karena Adel bukan lagi pasien kamu. Saya ingin lebih mengenal kamu secara personal. Bukan sebagai dokter anak. La, Ketika pekerjaan hari ini selesai, Saya ingin kamu bertemu dengan Adel.  Pasti Adel sangat bahagia bertemu dengan kamu"

Seandainya Kamu 4 (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang