PROLOGUE

8 1 0
                                    

W I L L I A M

"Aku tidak tertarik akan perusahaan itu sebenarnya," kataku sambil membuka kaleng bir yang baru dan memberikan yang lain pada Thomas. Ia tertawa pelan mendengar semua curhatan ku hari ini, dan Ia selalu. "Aku lebih suka bergumul dengan Seni, tetapi ayahku mengarahkan pendidikanku ke Bisnis. Mau tidak mau."

"Kau terlahir dan hanya tinggal menjalaninya," Thomas mencibir. "Apa yang membuatmu selalu mencurahkan kekesalan dengan topik yang sama?"

"Mereka menginginkan seorang cucu, itu konyol. Aku baru berusia 22 tahun." kataku jujur dan Thomas tertawa. Aku juga tahu betapa itu sangat lucu dan menjengkelkan diwaktu yang bersamaan.

"Beberapa bahkan diumur 17 tahun."

"Tidak untukku."

"Kau bisa coba." Ia kembali tertawa.

Sebagai satu-satunya pewaris tunggal  Miller Corporation, mungkin itu adalah hal yang menguntungkan. Tapi tidak dengan ayah dan ibuku yang selalu menagih cucu dengan rambut Brunette dan bermata Biru sepertiku---itu hanyalah permainan genetika. Aku sudah merelakan mimpiku untuk menjadi seorang Seniman terkubur dan memilih untuk mengambil jurusan Bisnis demi orang tuaku. Dan sekarang, mereka kembali meminta dariku.

"Itu hal yang mudah, kau bisa melakukan perjodohan."

Aku menggeleng tidak setuju, "Itu hal yang berbeda, mungkin aku mendapatkan Ibu dan Anak tetapi aku tidak mendapatkan gadis yang akan kucintai seumur hidupku."

"Mereka kesal karena kau tidak pernah membawa gadis ke setiap acara, selama dua tahun ini media mungkin berpikir jika kau..." Thomas tidak meneruskan kalimatnya tapi aku tahu yang dimaksudkan adalah Gay.

"I know. Tapi media dan orang-orang diluar sana hanya bisa berasumsi. Tetap aku yang menjalani."

Beberapa saat kemudian ponselku berbunyi dan itu dari Reagan---Asisten pribadiku.

"Mr. Miller--"

"Jangan terlalu formal," aku memutar bola mataku.

Reagan mendecak dari seberang sana, "Baiklah, Will. Kau memiliki acara makan malam besok di sebuah hotel. Acara peluncuran produk terbaru dari Orlando Including."

"Okay. Ada yang lain?"

"Mereka memiliki dua undangan. Itu berarti kau harus membawa teman kencan."

"Tidak untuk itu, kalau begitu aku tidak akan hadir."

"Bersikaplah Profesional kali ini! Mr. Orlando telah membantu banyak, hargai Ia." Reagan berseru kesal, sepertinya Ia lupa bahwa akulah Bosnya disini.

"Fine!" aku mematikannya secara sepihak. Aku tidak marah pada Reagan, aku hanya kesal karena undangan kali ini mengharuskan untuk membawa kencan.

"Ayolah, Will, kau bahkan dikelilingi oleh gadis-gadis cantik. Kau bisa memilih siapapun." Thomas menepuk bahuku. "Jika kau tidak berminat dengan Reagan, biar aku saja."

"Jangan menggodanya, Thomas. Ia sudah bertunangan."

"Hanya bertunangan, belum jadi istri orang."

"Thomas," aku memberinya nada peringatan.

"Padahal aku juga mendapat dua undangan, aku memiliki banyak teman perempuan yang cantik dan hot. Kau bisa meminta padaku."

"Tidak," sergahku cepat, aku tahu gadis macam apa yang berkeliaran disekitarnya. "I can handle this shit."

"Okay." Thomas tertawa kecil dan kembali fokus pada beberapa berkasnya.

Aku kembali dipusingkan oleh hal ini. Tentu harus membawa teman kencan, tidak akan lucu jika semua orang disana berdansa dengan pasangan dan aku akan memeluk tiang.

Aku bisa menangani ini. Ini hanya mencari gadis untuk pesta bukan? Tidak untuk seumur hidupku. Semuanya akan baik-baik saja.

Before Atlantic [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang