1: [ Settled ]

8 1 0
                                    

L I L Y

"Bokongmu sudah bagus, hanya saja dadamu yang harus ditambah ukurannya." Matt, si Photographer yang agak sedikit cabul itu mengomentari ketika melihat hasil fotoku di laptopnya.

"Hanya untuk pemotretan, tidak lebih." Aku membela diri. Disambut dengusan kasar darinya.

"Dia benar-benar menyebalkan." Grace menggerutu ketika kami berdua sedang bersiap untuk pulang di ruang ganti. "Matt keparat itu juga mengatakan jika aku tidak bergairah hanya karena rambutku pirang. Sejak kapan itu menjadi patokan?!"

"Lily," Ia memanggil, aku menatapnya dari kaca rias dihadapan ku. "Apa aku harus mewarnai rambutku? Tapi ayahku sangat menyukai rambutku. Aku tidak memiliki alasan untuk mengganti warna. Uban? Itu sangat tidak mungkin."

Aku tertawa mendengar celotehan gadis yang selalu riang itu. Tapi kali ini, dengan sedikit bumbu yang lain.

"Kurasa tidak. Kau cantik dengan rambut pirang." jawabku.

"Jangan berbohong."

"Tidak. Aku serius. Kau gadis pirang paling nyentrik yang kutemui. Jadilah dirimu sendiri, Grace."

"Kau sangat manis."

"Thank you for saying that."

Setelah selesai membereskan semua barang-barang di meja rias, aku pamit pada Grace dan melambai sampai jumpa. Ketika melewati pintu ruangan Catherine, aku melihat Matt dan juga seorang laki-laki yang tampan. Ralat, sangat tampan. Jika dilihat dari pakaiannya, Ia berasal dari keluarga terpandang. Apa yang Ia lakukan di agensi model majalah dewasa ini?

Mengabaikannya, aku merasakan ada getaran di ponselku dan aku segera mengangkatnya. Ini dari Dad. "Ya?"

"Ini aku, Beth." oh, Mom. Tidak sesuai dengan harapanku sama sekali.

"Ada apa, Mom?"

"Issie sedang sakit, ayahmu pergi dan aku tidak punya cukup uang untuk berobatnya."

"Really?" Ini semua membingungkan, mengingat ayah adalah Orang satu-satunya paling bertanggung jawab dan Ia tidak mungkin melakukan itu. "Bagaimana aku mempercayai itu?"

"Karena aku ibumu."

Tidak seratus persen menjawab tapi yang aku katakan adalah, "Apa yang bisa kulakukan?"

"Kau bisa mengirimkan uang. Kau bekerja dan itu pasti. Aku kasihan melihat Issie. Ia menggigil tetapi suhu tubuhnya panas."

"Biarkan aku bicara dengannya."

"Tidak perlu, Lillian. Kau juga harus fokus pada kuliahmu. Aku bisa memikirkan cara lain atau kau bisa mengirimkan uang semampunya."

"Ya, ya. Semampunya." aku memutar bola mataku karena Ia juga tidak bisa melihatnya.

Panggilan berakhir tanpa kusadari sama sekali. Tentu saja Mom yang memutuskannya. Ah, aku jadi memikirkan bagaimana Issie bisa jatuh sakit, Ia sangat suka bermain hujan sepertiku. Aku jadi sangat merindukan adikku itu.

"Lily." oh sial, aku tidak menyadari bahwa sedari tadi aku masih berdiri di sebelah pintu Catherine. "Kita perlu bicara." Wanita berusia sekitar 40-an ini sangat mengintimidasi, aku mengikutinya kedalam ruangan.

Dan si tampan yang kusadari masih berada di kursinya.

"Duduk." perintahnya. "Aku mendengar semuanya. Kau memerlukan uang tambahan untuk adik-adikmu."

"Dari mana kau mengetahuinya?" karena jujur aku tidak memasang loudspeaker.

"Ibumu, Beth Scarbrough menghubungi pihak agensi dan mengatakan bahwa Ia ingin meminjam sejumlah uang dan kau sebagai jaminan pembayarannya."

Before Atlantic [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang