Rindu (Belum) Dibayar Tuntas

23 1 0
                                    

Jiwon keluar dari lift dengan langkah kaki yang begitu ringan. Dia sesekali bersenandung. Senang teramat senang sebab hari ini dapat bertemu dengan Kyuhyun, kekasihnya yang sudah lama tidak dia jumpai hampir dua minggu lamanya.

Belakangan ini, Kyuhyun begitu sibuk dengan penampilan musikal dan comeback serta konser Super Junior yang berlangsung dalam waktu bersamaan. Kalau pun ada waktu senggang sehari, Kyuhyun manfaatkan itu untuk istirahat sendiri. Kyuhyun tidak mau diganggu siapapun dan Jiwon mau tidak mau patuh.

Maka dengan berakhirnya penampilan musikal kali ini, kesibukan Kyuhyun sedikit berkurang. Kini dia punya waktu istirahat lebih banyak daripada hari-hari kemarin dan salah satu waktu istirahatnya Kyuhyun gunakan untuk melepas rindu dengan kekasihnya.

Ketika dikontak Kyuhyun untuk bertemu di apartemennya, Jiwon gembira bukan main!

Dua hari sebelum pertemuan yang dinanti-nantikan, Jiwon membeli bingkisan. Tidak mewah dan fancy. Hanya beberapa vitamin dan obat-obatan, tapi dia yakin Kyuhyun akan menerima "bingkisan" itu dengan suka cita. Kyuhyun bukanlah orang yang doyan dengan kemewahan. Toh, mereka berdua sudah berumur. Jiwon dan Kyuhyun masing-masing sudah memasuki usia pertengahan 40 dan 30. Dengan usia seperti itu, mereka lebih mementingkan kesehatan daripada punya aksesori yang harganya selangit!

"Aku enggak mau barang-barang mewah dari kamu, Kak. Kalau enggak ada manfaatnya kecuali buat sombong doang, lebih baik enggak usah deh! Aku bisa beli sendiri kalau aku mau. Mendingan kamu beli buah, vitamin, atau apa gitu biar aku sehat dan panjang umur. Kalau begitu kan kita berdua bisa rayain ulang tahun masing-masing sampai tua. Sampai rambut kita penuh uban! Hehehe," ucap Kyuhyun panjang lebar pada suatu waktu saat ditawari hadiah ulang tahun oleh Jiwon.

Dan Jiwon mengingat itu dengan baik‒Terima kasih pada suplemen penguat daya ingat yang pernah direkomendasikan Kyuhyun. Maka di setiap kesempatan, Jiwon selalu membelikan Kyuhyun buah-buahan, vitamin atau obat-obatan termasuk untuk pertemuan melepas rindu kali ini.

Jiwon mengetuk pintu apartemen Kyuhyun dengan antusias. Seraya menunggu, Jiwon mengecek sekali lagi goodie bag yang dari tadi ditenteng begitu eratnya seakan dia sedang membawa dokumen penting milik negara. Namun hingga dia selesai, pintu tidak kunjung dibuka. Jiwon menempelkan telinga kanannya ke pintu. Mencoba menguping, tapi dia tidak mendengar apapun dari balik pintu. Jiwon mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah pesan dari Kyuhyun itu cuma mimpi? Saking rindunya Jiwon dengan kekasihnya? Ah. Tapi mana mungkin. Chat yang kemarin-kemarin itu benar kok.

Untuk kedua kalinya, Jiwon mengetuk pintu dengan lebih keras lagi. Kali ini dia memanggil nama kekasihnya dan secepat kilat panggilannya itu segera dijawab oleh Kyuhyun. Namun jawaban itu lebih terdengar seperti teriakan yang sangat mengerikan.

"Kak Jiwon!!!"

Jantung Jiwon sempat berhenti berdetak mendengar itu. Kini dia tidak lagi antusias. Dia sangat khawatir! Khawatir kekasihnya berada dalam situasi yang berbahaya. Sudah dikuasai oleh perasaan panik, Jiwon buru-buru mengetik kode pintu apartemen yang pernah diberi tahu oleh Kyuhyun lalu membuka pintunya dengan perlahan.

***

Begitu masuk, keadaan di dalam sangat sunyi hingga membuat Jiwon hampir menciut sebelum dia akhirnya menemukan Kyuhyun meringkuk lemah di depan dapur saat dia berbelok kanan menuju lorong yang mengarah pada ruang tamu. Jiwon berjinjit dengan langkah panjang menghampiri Kyuhyun. Sekiranya sudah dekat, Jiwon menarik kekasihnya itu sekuat tenaga tanpa menimbulkan suara. Menjauhkan Kyuhyun dari sana adalah hal pertama yang dipikirkan Jiwon.

"Cho? Kamu enggak apa-apa 'kan? Ada yang luka?" tanya Jiwon ketika mereka sudah di luar apartemen. Dalam posisi duduk, dia memeluk tubuh Kyuhyun yang sangat lemah. Mencoba menenangkan kekasihnya walau posisinya agak canggung. "Aku telepon polisi ya."

Tubuh Kyuhyun tiba-tiba menegang dalam pelukan Jiwon sampai-sampai Jiwon mengira dia sedang memeluk kayu.

"B‒buat apa, Kak?"

Jiwon mengernyit. "Ya ... buat tangkap malingnya."

Jiwon merasa hampa begitu Kyuhyun melepas pelukannya.

"Maling? Di mana?"

"Loh? Di apartemen kamu!"

Raut wajah Kyuhyun yang tadinya sangat ketakutan terhapus sekejap mata dari pandangan Jiwon dan tergantikan dengan tawa kecil yang begitu menggelikan, tetapi terasa menjengkelkan bagi Jiwon. Kok malah ketawa? Ada maling di apartemen kamu, Cho!

Setelah tawanya reda, Kyuhyun berkata, "Kayaknya kamu salah sangka, Kak. Enggak ada maling di dalam ...."

Mereka berdua memutuskan kembali lagi ke apartemen setelah kepanikan mereka masing-masing sudah mereda. Keduanya berdiri di depan ruang dapur untuk mengamati isi meja makan. Kedua mata Kyuhyun membesar ketika sudah menemukan targetnya kemudian dengan jari telunjuknya, dia menunjuk sesuatu di meja makan. Jiwon mengikutinya seraya mendengar ucapan Kyuhyun selanjutnya.

"Adanya laba-laba, Kak! Laba-laba! Pas banget itu lagi nongkrong di atas jjajangmyeon kita!"

Giliran Jiwon yang lemas hingga kedua kakinya tak mampu lagi berdiri. Dengan tenaga yang tersisa, dia menyeret tubuhnya menjauh dari dapur.

"Cho, aku juga takut kalau begitu. Daripada telepon polisi, mending kita telepon tukang bersih-bersih aja."

---

Ditulis pada 12 November 2022

Choeunsai's Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang