Prolog

19 2 0
                                    

Assalamu'alaikum. Hai, panggil saja ai Zeze!
Ai cwk bukan cwk.
Pecinta happy end😀
Oh iya, jan lupa mampir di cerita ze yg lain, judulnya It Is My Life.
Btw, cerita NARA ini aslinya di noveltoon, tapi biar mudah, jadi ze pindah sini:)

Note: MURNI DARI PIKIRAN DAN IMAJINASI SENDIRI, KALAU ADA ALUR, TEMPAT, NAMA, BAHASA DLL YANG SAMA, ITU HANYA SEBUAH KEBETULAN.
Selamat Membaca🌹

.......

"Kayaknya gue juga harus turun tangan buat cari informasi deh. Karna nggak semua orang bisa amanah sama suatu perintah." gumamnya pelan, takut jika terdengar oleh orang lain. Baginya privasi itu penting, apalagi menyangkut sebuah misi.

Tanpa memikirkan keadaan sekitar, kaki yang dibalut celana kulot itu melangkah ringan untuk membelah jalan.

Masih dengan ekspresi datar seperti tadi, ia memasuki sebuah rumah minimalis namun terasa nyaman bagi siapapun yang menempati.

Tapi, itu tidak berlaku untuk dia. Bagaimanapun, rumahnya akan tetap sepi dan hampa krna tidak ada yang mendampinginya.

Saat ingin menutup mata, tiba-tiba sekelebat bayangan masa lalu muncul dipikirannya. Dadanya mulai sesak tak karuan, jantungnya berdebar hebat seperti dikejar setan.

Walau sudah menjadi hal biasa, namun tubuhnya masih belum bisa menerima. Tak lama kemudian bola mata berwarna coklat yang tadinya terlihat kini mulai menghilang.

.........

Pagi sudah tiba. Saat orang lain melakukan aktivitasnya masing-masing, dia hanya bergulat dengan selimut sepanjang hari jika tidak ada kepentingan di luar.

Tapi,

"Hai anak cantik, ayo bangun! Waktunya sekolah ...."

Bunyi alarm khusus yang sudah diatur oleh sang empu untuk membangunkannya setiap hari.

Tak seperti manusia lainnya, yang bangun hanya untuk mematikan alarm, justru ia pergi ke kamar mandi untuk bersiap diri, melihat jarum jam sudah menunjukkan dipukul 05.50, ia tak mau jika  terlambat sampai di sekolah nanti.

Sebelum benar-benar berangkat, gadis itu bercermin sebentar untuk melihat tubuhnya yang sudah dibalut rapi dengan seragam SMA. Ia memakai jaket hitam yang tergantung dibalik pintu lalu segera berangkat menggunakan motor matic birunya.

……

Suara sepatu bersentuhan dengan lantai menggema diseluruh penjuru ruangan. Membuat jantung para manusia yang mendengar hal tersebut berdebar kencang. Makin keras suaranya makin kencang pula debarannya.

"Ekhem."

'Matilah kita.' batin mereka semua.

"Semuanya kumpul di titik satu!" Saat seseorang tersebut sudah memberi perintah, tak akan ada satupun yang berani melanggar.

Para manusia yang ada di sana langsung berbondong bodong menuju titik satu sesuai instruksi.

"Baik, rapat besar akan dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB. Sekian, terimakasih." Setelah mengatakan hal tersebut, perempuan bercadar dengan outfit serba hitam itu lalu pergi begitu saja. Karena kebanyakan dari mereka bergender laki laki, jadi, jika tidak ada kepentingan seperti tadi, dia enggan untuk bertemu dengan lelaki yang bukan mahromnya.

"Gila. Gue deg-deg an parah cok,"

"Apalagi gue, Va. Lagi mau nelen loh, beruntung aja nggak tersedak!" Sontak semua orang yang mendengar pun tertawa sambil membayangkan muka ngenes dari salah satu temannya.

"Iya, gue tadi sempet lihat muka lo lagi, kayak lagi nahan berak," Tawa mereka pecah seketika, membuat suasana yang tadinya tegang menjadi cair karena candaan receh.

NARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang