AUREL 1🥀

5 2 1
                                    

Rasa sakit yang tak bisa di jelaskan
Rasa sakit yang Tak bisa di jabarkan
Karena itu namanya sakit, hanya bisa di Rasa Tanpa harus Berkata

~Anggelina Aurel Sweetya



MURNI KARYA DAN PIKIRAN SENDIRI, PLAGIAT? MOHON MINGGAT!!!!

Sore itu terpaan angin menghantam wajah cantik seorang gadis yang sedang memejamkan mata seraya menikmati cara ia mengayunkan sepedanya.

Sesaat ia membuka kelopak mata indah itu, melirik tanaman hijau di sepanjang jalanan taman, huh! tak lupa juga dengan kucing manis yang bertengger di keranjang sepeda gadis itu.

Anggelina Aurel Sweetya

Gadis cantik dengan jepitan rambut mutiara yang kerap kali di panggil Aurel, gadis pecinta luka.

Sinar oranye yang tersusun rapi dengan awan kapas membuat Aurel segera bergegas untuk pulang.

Aurel memasuki perkarangan rumah megah, memakirkan sepedanya di samping rumah. Ia menggendong hewan berbulu hitam putih itu, lalu membopongnya masuk kedalam rumah.

"Huh selamat" helaan nafas lega keluar dari mulut mungil Aurel bagaimana ia tidak melihat siapapun di rumahnya melainkan pembantu rumah tangga.

Aurel menaiki satu persatu anak tangga, lalu memasuki kamar yang berada di lantai atas.

Aurel menutup kasar pintu, lalu menghempaskan tubuh ringkuh di atas kasur bersamaan kucing kesayangannya. Satu buliran bening jatuh di sudut matanya.

"Meeonggg"

Aurel mengerjap ngerjap kan matanya lalu dudukーmenyilangkan kaki menatap kucing yang kini melihatnya dengan tatapan imut nan menggemaskan.

"Cimoy lapar ya?" Tanya Aurel pada hewan berbulu halus itu.

"Meongg"

"Kamu sih pake lapar segala, aku juga belum punya uang buat beli makanan kamu, besok aja ya?"

Aurel menghela nafas pelan, bagaimana kini ia tak memiliki sepersen pun uang sementara tempat yang ia tinggali kini rumah mewah nan megah.

"Yaudah cimoy tunggu sini dulu, biar Aurel cari ikan sama bi Mimin yaa"

Aurel segera keluar kamarーmembuka pintu kayu coklat itu, sesaat nafasnya tertahan saat mendapati laki laki tampan dengan raut alis tegas tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum manis.

"Jangan senyum! Senyum Lo nyakitin gue, ngapain?" Tanya Aurel dengan raut datarnya.

Sang empu hanya menyengir kuda memperlihatkan deretan gigi putihnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maaf Ore" ucapnya lalu menyelonong masuk kedalam kamar Aurel tanpa izin sang pemilik.

"Key! Sopan dikit bisa nggak?!" Bentak Aurel dengan nada tinggi.

Ukaysa Deliver Anggara

Laki laki tinggi yang seringkali di panggil 'key' itu mengacuhkan bentakan Aurel, lalu naik keatas ranjang dengan mengunyel unyel kucing Aurel dalam pangkuannya.

Aurel mencebikkan mulutnya lalu berdecak kesal, dengan langkah sempoyongan ia menghampiri laki laki itu dengan cimoy yang sedari tadi meraung-raung minta di lepaskan.

"Kenapa gitu wajahnya? Nanti cantiknya hilang loh, sini!!" Ukaysa menepuk-nepuk pelan kasur di depan tempat ia duduk dan melepaskan hewan berbulu itu.

Aurel duduk di depan Ukaysa, dengan membelakanginya. Salah satu kebiasaan Aurel saat bersama laki laki jangkung ini, huh! Aurel akui kali ini ia kalah, tak bisa begitu lama marah pada laki laki ini.

AURELKAYSA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang