Kehidupan SMA-ku

2 0 0
                                    

Awan abu memenuhi langit biru pagi ini. Seakan-akan awan-awan itu sedang berjalan di kerumunan saling berdesakan. Angin dingin tiba-tiba saja menyambutku dengan cepat, seakan-akan mereka adalah paku dan aku adalah magnet. Sekumpulan angin itu langsung saja menggulung tubuhku dan tiba-tiba saja aku tidak
sadarkan diri.

2 hari yang lalu

Seperti biasa hari ini aku akan pergi ke sekolah. Kebetulan hari ini adalah jadwal ujian praktek sekolah kami. Entahlah rasanya bahagia sekali. Rasanya sebentar lagi diriku akan terbang bebas. Lulus. Terbebas dari
semua tugas-tugas masa SMA, hanya tinggal melaksanakan Ujian Sekolah saja. Ku akui bahwa sebenarnya aku masih ingin berada di masa-masa SMA. Kehidupan yang menyenangkan bersama teman-temanku menikmati hari demi hari sambil berjuang bersama menyelesaikan tugas-tugas yang ada.

Pagi ini bisa terbilang cuaca cerah berawan. Aku berangkat ke sekolah naik sepeda. Ya, benar! Aku
terbiasa pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Sendiri? Tentu tidak. Sona sahabat masa kecilku pergi ke sekolah bersamaku. Tentunya juga menaiki sepeda. Teringat betul saat itu olehku ketika Sona menerima permintaanku untuk pertama kalinya pergi ke sekolah menaiki sepeda. Senang rasanya. "Baiklah Ren, mari naik sepeda ke sekolah mulai besok" katanya pada waktu itu. Akan selalu ku ingat. Entahlah, tapi bagiku hal itu sangat membuatku bahagia. Bukan tanpa alasan, pasalnya aku ingin pergi ke sekolah naik sepeda sejak TK. Namun hal tersebut baru bisa kulakukan ketika aku SMA. Takut. Satu kata yang menjadi penyebab hal tersebut sulit tercapai. Ya, benar. Aku takut jika harus pergi ke sekolah naik sepeda jika sendiri.

Baiklah, mari kita mulai kehidupan SMA-ku. Akhirnya aku tiba di sekolah. Langsung saja aku menuju tempat parkir sepeda. Memarkirkan sepedaku lalu menguncinya.

"Sona cepat lah, 3 menit lagi bel akan berbunyi. Susah sekali sepertinya membuang kebiasaan lambatmu itu." Ucapku.

"Sabarlah Ren, aku tau kamu sangat disiplin. Tapi asal tidak terlambat bukankah tak apa?" Jawab Sona.

Kami berlari menyusuri lorong kelas berharap guru belum masuk kelas berhubung bel baru saja berbunyi. Entahlah, tapi aku sangat takut kepada guru. Rasanya sangat menyeramkan membayangkan jika aku tiba ke kelas setelah guru datang.

Krek...

Aku membuka pintu kelas dengan jantung berdegup. Sangat melegakan, ternyata guru kami belum datang. Langsung saja kami masuk kelas. Tidak lama, guru pun datang dan kami memulai pelajaran.

Sejujurnya, tidak ada yang spesial dalam kehidupan sekolahku. Aku hanya seorang siswi biasa yang sedang fokus untuk lulus. Kehidupan kelas 12 yang di sibuk kan oleh tugas-tugas akhir sebagai syarat kelulusan. Temanku pun tidak banyak, namun, aku memiliki lumayan banyak kenalan. Oh iya, mereka memanggilku dengan nama Eiren. Aneh. Padahal nama asliku adalah Kairen Enida. Mengapa mereka tidak memanggilku Kairen saja? Entahlah, mungkin karena teman masa kecilku, Sona memanggilku Eiren sehingga yang lainnya memanggilku begitu juga.

Sudah kutebak, pasti hari ini tugas bertambah. Aku berjalan di koridor kelas sambil berpikir bagaimana aku akan menyelesaikan tugas ini, seperti orang yang stress berat. Hahaha Bukan begitu, sepertinya aku terlalu berlebihan mendeskripsikannya. Masalahnya adalah mengapa tugas yang diberikan selalu tugas kelompok? Bukan, maksudku adalah mengapa kelompoknya tidak ditentukan saja oleh guru? Menambah beban pikiranku.

Seakan-akan kepalaku mau meledak. Lagi dan lagi, Hiperbola terus ya ini anak hahaha. Padahal hanya perlu mengajak orang untuk masuk kelompok bukan? Mengapa begitu saja sulit? Ya, sulit. Bagiku menentukan kelompok sendiri adalah sulit. Entahlah, aku hanya takut jika saja terjadi perselisihan jika harus menentukan kelompok sendiri. Bagaimana jika aku harus memilih yang akan sekelompok denganku, lalu mereka yang tidak masuk kelompokku karena sudah penuh akan marah. Entahlah, pikiranku sangat mendetail soal apapun. Apalagi soal kemungkinan-kemungkinan terburuk. Ya walaupun aku tau kemungkinan-kemungkinan itu belum tentu akan terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisahku di Negeri AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang