[ 🪷 ] · "Itu Siapa?"

18 3 1
                                    
























Lagi, Putih.

Sebutir, warna, yang menyapa, matanya

Langkahnya masih tidak jelas.

Ia berjalan ke sana, ke sini, ke depan.





Hingga ia merasa lelah dan memutuskan untuk berhenti berjalan sejenak.

Ia memandang ke bawah dimana di sana terdapat pantulan dirinya.

Jaket dan celana hitam yang biasa ia kenakan.

Rambut terurai.

Kakinya mengenakan kaus kaki abu-abu gelap.

Ia termenung.


Perlahan tubuhnya membungkuk, tangannya meraih pantulan itu.

Ia sedikit kaget ketika pantulan itu memberikan reaksi seperti air ketika disentuh sedikit.

Bergelombang.

Jadi, ia daritadi sedang melayang? Atau mungkin, berjalan mengambang di atas permukaan?

---•°· [ 🥀 ] ·°•---



























"Hngh...."

Mata yang awalnya terpejam perlahan terbuka, menyesuaikan cahaya yang...

Gelap? Hah?

Ia terduduk dengan tiba-tiba. Tangannya meraba sekitar, sepertinya tempat yang tengah ia duduki ini terasa empuk. Apakah kasur?

Kornea itu mau tak mau harus melebar untuk bisa melihat tempat ini dengan keadaan yang gelap. Matanya menyusuri, perlahan menangkap beberapa benda seperti lemari, meja rias, tas koper, dan sebagainya.

Kemudian ketika menoleh ke arah samping, samar-samar seperti ada bayangan yang berbaring di dekatnya. Niat awal hendak menyentuh bayangan tersebut langsung dibatalkan ketika matanya mengenali wajah yang menghadap ke arah dirinya.

Itu Yui. Yang berarti kini dia sedang berada di kamar temannya.

Leah menghela nafas lega. Hampir aja, kirain tadi diculik :p.

Ia kembali membaringkan tubuhnya, menghadap ke arah Yui yang terlihat pulas tidurnya. Leah tersenyum simpul melihat wajah temannya itu.

Gadis Surai hitam itu berniat untuk melanjutkan tidurnya, tapi beberapa kali ia coba memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur, selalu saja gagal.

Karena itulah, dirinya memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi kamar sejenak. Pelan-pelan ia bangkit dari kasur, dan sebisa mungkin ia menghindari membuat suara atau gerakan yang dapat membangunkan temannya.

Pelan-pelan di dalam kegelapan, ia berjalan tak jelas mengelilingi kamar, dengan lambat. Setelah beberapa kali mengitari kamar, Leah yang merasa bosan memutuskan untuk duduk pada sisi kasur.

Sesekali ia pandang wajah pulas Yui yang menghadap ke arahnya. Gak bisa dusta kalo temennya ini emang lebih lebih lebih cakep dari dia, bahkan muka Bobonya terlihat sangat estetick, apalagi dijepret.

Sayang satu persen sayang, kadang kelakuannya minta di peyek-peyek aja Ampe penyet. Mana ada kala ni cewek main kasar lagi.

Yh, derita temenan dengan kak Yui Memang beginie, terkadang 😊.

' darifada-darifada, apa gueh jalan keluar aja ya? Gabut juga dalem ni Kamar, hape gua juga sedang di cas. Keluar kaga yee...'

Lengannya disilangkan, kepalanya sedikit ia miringkan dengan raut wajah yang terlihat berpikir dalam ruangan yang gelap itu. Menimbang-nimbang pilihan yang dia buat sendiri dalam batinnya.

Stuck with HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang