empat, where is my safe place?
Jiano kini percaya, people come and go itu benar adanya.Berfikir keras dengan menekan jari-jarinya ke dalam telapak tangan yang menimbulkan rasa sakit karena tekanan kuku, tidak. Jiano tak peduli dengan rasa sakit itu, yang ia rasa tak sebanding dengan rasa sakit yang ia alami saat ini.
Duduk sembari menekuk kedua kakinya hingga menyentuh dadanya yang terisak keras, tangannya coba untuk menutup kedua telinganya yang di rasa mendengar suara.
" Bodoh, Arlino memang sudah membuangmu "
" Menunggu apa lagi? Ayo mati saja "
" Ayo mati, tidak akan ada yang peduli even your parents, no one care about you Jiano "
" Membesarkan anak kamu kira gampang Jiano? apa kau yakin bisa merawat anak itu sendirian? "
" Can you see Jiano? anak yang ada di perutmu itu memang pembawa sial? gara gara dia kamu meninggalkan rumah kan? orang tuamu juga sangat marah dan malu mempunyai anak sepertimu "
" Semua orang akan berkata jika anak yang kamu kandung adalah anak haram, mereka akan terus menyalahkan kamu setiap saat "
'" Tunggu apa lagi? bunuh saja "
Isakan tangis Jiano semakin keras, ia mengacak-acak rambut nya, menjambaknya, memukul kepalanya yang tak henti-hentinya berfikir tentang hal buruk.
" Stop it, please " Feliano merengkuh tubuh saudara kembarnya, membiarkan Jiano menangis di bahunya kali ini.
Feliano bisa merasakan kesedihan yang Jiano alami, entah itu dari ikatan batin dua orang anak kembar, atau yang lainnya.
Yang jelas, Feliano meneteskan air mata saat itu juga ketika menemukan Jiano yang tengah memukuli kepalanya di kamar.
Feliano membawa nya ke sebuah apartemen yang baru, tempat itu adalah milik Feliano Edberd Gene.
Apartmen yang bisa di bilang berada di kelas mahal dengan interior mewah, sebenarnya apartment ini adalah milik Abian Vicenzo untuk tempat tinggal masa depannya bersama Feliano, tapi setelah mendengar cerita yang Feliano katakan Abian pun membiarkan sepasang anak kembar itu menempati hunian itu, tidak masalah baginya.
" Kalo Jiano pergi, nanti aku sama siapa? I'm alone in this cruel world, tapi kalo Jiano tetap bertahan bareng Feliano disini everything will be fine " Ujar Feliano pelan, tangannya masih bergerak mengusap punggung Jiano yang berada di pelukannya, menangis lagi, lagi dan lagi, tidak masalah bagi Feliano selama Jiano tetap bersamanya.
" I'm so tired, Fel can i give up? "
" Kalo kamu tanya ke aku boleh atau engga, jawaban ku tetep no Jiano, Ji aku memang gapernah ada di posisi kamu saat ini tapi kamu ga lupa kan kalo kita saudara kembar? sakit Ji, aku juga sakit lihat kamu kaya gini aku ngerasain juga gimana sakitnya jadi kamu, tolong jangan menyerah, kalo memang seisi dunia mencaci maki kamu, you have to remember that I'm still here, ok? " Tetesan air mata turun lagi dari kelopak mata Feliano, hatinya ikut tergores saat melihat saudara kembarnya dalam kondisi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come And Go.
FanfictionSemua perbuatan entah itu baik atau jahat, pasti ada karma nya, Jiano percaya itu. MINSUNG AU. ©alxaaworld_ [ Semua disclaimers ada di dalam, jangan lupa membaca dengan baik, jika kamu merasa tidak nyaman dengan cerita ini, just hit the back button...