02

9 3 0
                                    

!WARNING!
Cerita ini dibuat senatural mungkin yaa jadi kalau didalam penulisan terdapat kata non baku mohon dimaklumi. Dan maaf apabila ada kata yang typo/salah.

.
.
.
.

"BERTEMU KEMBALI"

"BERTEMU KEMBALI"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sistem belajar-mengajar pun sudah berlangsung selama kurang lebih seminggu. Para siswa/i sudah kembali belajar seperti semula. Memulai tahun ajaran baru dengan materi yang baru juga.

Seperti sekarang ini, di kelas X Ipa 1 bu Rina selaku guru Matematika sedang menjelaskan materinya. Tetapi Tisya sama sekali tidak memperhatikan apa yang dijelaskan bu Rina.

Kejadian bakso tumpah seminggu yang lalu masih teringat jelas dipikiran Tisya. Membuat dirinya dihantui rasa penasaran. Memikirkan siapa yang memberinya satu set seragam sekolah baru. Ingat! Baru.

"Kamu, yang pakai kacamata! Coba kerjakan soal ini!" seru bu Rina menyadarkan Tisya dari lamunannya.

Dengan rasa takut dan ragu ia pun berjalan pelan ke depan kelas dan mulai mengerjakan soal tersebut di papan tulis. Yang alhamdulillah nya sudah sedikit ia pahami.

"Sudah bu," ucap Tisya yang langsung dikoreksi oleh bu Rina.

"Oke benar. Silahkan duduk. Lain kali jika guru sedang menerangkan materi tolong diperhatikan! Jangan melamun!"

"Siap bu" ujarnya dan langsung kembali ke tempat duduknya seperti semula.

"Sya, lo mikirin apa sih?" tanya Nina berbisik saat Tisya sudah duduk kembali di sampingnya.

"Nggak ada yang gue pikirin Na."

"Bener?" tanya Nina lagi.

"Iyaaa Nina cantiiikk," ujarnya sambil tersenyum manis untuk memastikan bahwa dia benar baik-baik saja.

"Oke." jawab Nina. Setelahnya mereka kembali memperhatikan penjelasan materi Bu Rina.

Ay yo listen up. No matter what they say. No matter what they do. We gon' resonate resonate ~

Bel istirahat sudah berbunyi. Para makhluk Tuhan berbondong-bondong menuju kantin untuk memberi makan cacing-cacing di perut mereka yang sudah berteriak minta diberi makan. Termasuk Tisya dan ketiga temannya. Mereka berjalan dengan santai dan pelan berbanding terbalik dengan siswa yang lain.

"Anjay penuh!" seru salah satu gadis berambut gelombang bernama Shalitta Gantari atau yang biasa dipanggil Litta.

Gadis berdarah sunda itu memekik tertahan saat mendapat dorongan secara tiba-tiba dari arah belakang.

"Eh sorry-sorry gue nggak sengaja," ujar laki-laki tersebut dan pergi begitu saja menghampiri teman-temannya yang berada disalah satu meja kantin tanpa mendengar jawaban dari gadis yang ia tabrak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang