01. Pesta

22 5 0
                                    

Malam ini hampir semua pembisnis besar berkumpul. Ada yang datang sendiri, bersama pasangan, bahkan ada juga yang membawa keluarga besar mereka.

Ya, ini bukan hanya acara biasa. Biasanya dua bulan atau tiga bulan sekali mereka akan menyelenggarakan pertemuan seperti ini.

Menyisihkan sedikit waktu sibuk mereka untuk saling mengenal ataupun berbicara hal pekerjaan.

"Lamos, kau datang ternyata" ucap salah satu pembisnis besar beranama Anthonius Anthara atau panggil saja Thara.

"Iya, putra bungsuku merengek meminta kesini" balas seorang yang bernama Lamos itu, sambil mengusap kepala anak laki-laki yang ada di sampingnya.

Thara yang mendengarnya hanya tersenyum. Dia sangat tau bagaimana keluarga besar Lamos Bramanty itu sangat menyayangi dan menjaga putar bungsu mereka.

Terlihat bocah yang ada di samping Lamos itu seperti sedang mencari seseorang, "Paman Bang Liam kemana?" tanya nya saat tidak menemukan seseorang yang dicari.

"Oh Liam, ada mungkin sedang berkumpul dengan anak-anak lainnya disana" jawab Lamos sembari menunjuk kan tempat dengan dagunya, dimana terdapat beberapa anak laki-laki yang sedang berkumpul.

"Daddy Aksa ingin kesana" pinta bocah itu.

Lamos berfikir sebentar lalu mengangguk kecil, "Pergilah, Kembali kesini saat pukul sembilan oke" titahnya.

Aksa mengangguk semangat hingga rambutannya ikut bergerak. Jarang sekali Daddy nya ini mengizinkannya untuk pergi sendiri. Dengan semangat ia berjalan menuju itu.

Sedangkan empat pria yang sedari tadi berdiri di belakang Lamos menatap Daddy nya itu tajam.

Lamos yang mendapat tatapan seperti itu dari anaknya hanya menatap datar. Sedangan Thara, pria itu malah terkekeh pelan, sangat posesive sekali, pikirnya.

Huh, dasar tak sadar diri.

• • •

"Aksa, sini" ajak seorang pria yang baru melihat sang empu mendekat ke tempat itu.

Sontak semua orang yang mendengarnya, mengalihkan tatapan mereka ke bocah yang kini tengah duduk disamping seseorang yang bernama Althair Mahesa D, atau yang biasa dipanggil Hesa itu.

"Daddy tau aksa kesini?" tanya Hesa memastikan, takut-takut bocah itu tidak izin, dan berakhir dengan amukan keluarganya.

Aksa mengangguk, "Kenapa hanya ada kalian bertiga disini?, yang lainnya mana?" heran bocah itu.

Pria bernama Nakula menajawab, "Tuh, biasa sedang di pamerkan." memang sudah hal biasa jika para orang tua saling memamerkan prestasi atau paras anak-anaknya.

"Untung aku bodoh, jadi tak perlu di pamerkan seperti itu" ucap seorang pria tiba-tiba, dengan nada bangga pada dirinya sendiri.

"Kau bukan bodoh Nasa, tapi nakal. Mana ada orang tua yang mau memamerkan anak nakal seperti mu" timpal seorang pria yang baru bergabung, kepada remaja yang dipanggil Nasa itu.

Nasa hanya memutar bola mata malas sedangkan yang lainnya mencoba untuk tak tertawa, bisa bahaya jika seorang Nasa mengamuk di acara seperti ini.

"Asra, kau terlihat murung sekali, siapa yang kali ini dijodohkan denganmu?" tanya Hesa yang sedari memperhatikan pria itu.

Ternyata tadi tidak hanya satu orang yang kembali setelah acara pemer-pameran itu, namun ada dua orang lainnya.

Last SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang