Harukyu - Little Monster

535 85 1
                                    

"Daddy..."

"Hmm"

"Ada monster di jendela"

Haruto menghela napas panjang, dia pun mau tak mau membuka matanya kemudian berbalik dan menemukan putra semata wayang mereka kini sedang berdiri di samping ranjangnya.

Putranya itu mengenakan kaos kebesaran milik Junkyu beberapa tahun yang lalu. Entahlah eksperimen apa lagi yang Junkyu lakukan kepada putra mereka.

"Junghwanie"

Haruto sebut nama putranya tersebut, dia kemudian bangkit untuk duduk dan membawa sang putra ke pangkuannya dalam sunyi.

"Tidak ada monster di dunia ini."

Meski kini daddynya sedang mengusap-usap punggungnya untuk menenangkan dirinya, tetap saja balita lucu itu tidak merasa tenang dan malah semakin merasa ketakutan.

Karena dia merasa sang Daddy tidak percaya pada ucapannya, jadi bagaimana bila ketika dia kembali ke kamarnya kemudian 'monster' yang kini sedang ada di kamarnya itu malah memakannya?!

Pada akhirnya Junghwan pun mulai merengek, memberikan tanda-tanda bahwa dia akan menangis.

Dan tangis Junghwan bukanlah hal yang Haruto dan Junkyu sukai dari putra mereka. Junghwan adalah tipe anak yang menangis dengan volume suara kencang dan lama.

Ini sudah pukul satu pagi, jadi Junghwan tidak seharusnya membuat bising pada saat seperti ini. Lagi pula Haruto sudah sangat lelah karena harus menjaga Junkyu yang kebetulan dari kemarin lusa jatuh sakit. Ditambah dia tetap pergi bolak-balik mengurusi pekerjaannya di kantor.

Mengingat kondisi buruk Junkyu, Haruto pun membawa Junghwan keluar dari kamar. Mereka berdua duduk di ruang televisi.

Haruto tidak ingin Junghwan tertular penyakit dari Junkyu serta tidak ingin tidur nyenyak Junkyu jadi terganggu.

"Kita tidur di sini saja, okay?"

Kata Haruto yang masih memangku tubuh mungil Junghwan. Dia sisiri rambut putranya yang terasa lepek karena keringat dingin. Mungkin Junghwan baru saja bermimpi buruk tentang monster, makanya dia berbicara yang tidak-tidak.

"Apa Junghwanie tadi bermimpi buruk?"

Junghwan hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan anggukan. Bayi lucu itu kemudian menyembunyikan wajahnya ke tengkuk leher sang Daddy.

Bayangan mimpinya terlintas di otak kecilnya lagi.

Sambil masih mengelusi punggung Junghwan dan menggumamkan sebuah nyanyian Haruto menyalakan televisi yang diatur dengan suara terkecil.

Lebih tepatnya siaran bola liga inggris yang tayang tengah malam.

Perlahan papah muda itu menyandarkan punggungnya ke sofa yang sedang diduduki mereka kedua kakinya naik ke atas coffee table di hadapannya.

Bila istrinya mengetahui ini, mungkin dia akan mengamuk pada Haruto. Haruto jangan mengajarkan Hwanie hal yang tidak baik. Suara yang terngiang di otak Haruto.

Matcha Latte 🍵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang