4🔞

5 2 0
                                    


Rania memejamkan matanya saat Noah mencium dan melumat bibirnya  lembut. Ingin sekali Rania menendang pria ini, namun tubuhnya menginginkan Noah semakin dalam dan panas.

"Mhh" desah Rania saat jemari Noah dengan gerilya melepas seragamnya dan membuka kaitan bra-nya. Menyingkirkan benda itu dari hadapannya.

"Ahhh" desahan Rania lolos saat lidah hangat Noah menjilat puting payudaranya, mengecupi dan menggigit pelan. Sementara jemari lainnya sibuk memainkan puting sebelahnya, membuatnya mencuat tegang.

"Mhh" Rania masih memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya. Melihat itu membuat Noah menegakkan tubuhnya lalu mencium bibir Rania dan melumatnya, tangannya beralih menuju rok pendek Rania dan menurunkannya beserta cd-nya.

"Mhh jangan"

"Nikmati ini baby, ahh kau sangat sexy" ujar Noah tepat didekat telinga Rania.

"Buka matamu, dan lihatlah pemandangan indah ini sayang" ujar Noah. Rania menurut dan membuka matanya, menatap Noah dengan nafas terengah.

"Ahhhh, apa yang kau- ahh"

Noah membuka paha Rania lebar dan membelai lembut pusat sensitifnya, memberikan rangsangan disana.

"Panashh mhh"

"Mendesahlah baby, jangan ditahan"

"Ahh ahhhh mhhh Noah ahh"

"Ya, seperti itu sayang" ujar Noah sembari melancarkan aksinya, memasukkan satu jarinya membuat Rania meringis pelan. Mempercepat gerakannya, menatap gadis itu yang sedang mendongak dan mendesah.

"Ahh aku- mhhh ahh apa ini, ahhh aku akhhhhhh"

Noah mempercepat gerakannya saat tau bahwa Rania mendekati klimaksnya, pandangan itu membuat pusakanya kini tegak dan keras.

"Nikmat, hm?"

Rania tak menjawab, sibuk mengatur nafasnya. Namun belum selesai ia beristirahat Noah justru menjilat miliknya, menyedot pelepasannya tadi.

"Ahh ahhhh mhhh Noah, ahh"

"Slurrppp slurrppp"

"Arghhh mmhhh shhhh. Aku mhh mau keluar lagi" lirih Rania.

Namun saat ia baru ingin mencapai klimaksnya, Noah justru melepaskan dan menjauhkan tubuhnya. Membuat Rania sedikit kecewa.

"Mhh, aku belum keluar"

"Sepertinya kau sangat menikmatinya baby, meminta lah padaku"

"Nggak mau!"

"Cepat baby, aku tau kau sudah tak bisa menahannya" bisik Noah sembari meremas kedua payudaranya.

"Akhh Noah"

"Katakan"

"Mhhh aku, ingin"

"Yes baby, ingin apa?"

"Mhh menjilat milikku lagi, mhh gatal Noaah. Ahh aku tak bisa menahannya lagi"

"Bagus sayang, sangat nakal" bisik Noah kemudian kembali melanjutkan aksinya.

"Ahh yahhh mhh, disitu Noah"

"Ahhh mhhh yahh arghhhhhhhh" teriak Rania saat mendapat pelepasan keduanya.

"Kau membuatku sange baby" bisik Noah sensual.

"Sekarang puaskan aku baby" ujar Noah. Ia berdiri dan menanggalkan celananya, melepas celana dalam ketatnya yang membuat penisnya sesak.

Rania melototkan matanya, melihat benda sepanjang dan sebesar itu. Membuat vaginanya kembali berkedut.

"Ayo puaskan dengan mulutmu baby" ujar Noah. Ia mengarahkan penisnya ke mulut Rania, karena tangan gadis itu masih ia borgol. Rania tersedak saat penis itu masuk dan begitu dalam

"Ahhh yahhh, hangat" desah Noah.

"Mhh ayo baby, puaskan aku".

Rania langsung mengulum benda itu, memaju mundurkan wajahnya dan sesekali menjilati ujungnya.

"Arghhh yahh seperti itu"

"Mmhh mhhhh"

"Ahhh shh mulutmu sangat nikmat sayang"

Merasa hampir sampai, Noah langsung menjauhkan dirinya, "Aku sudah tak bisa menahannya"

Pria itu menempatkan diantara dua paha Rania, menggesekkan kepala penisnya di vagina Rania dan membuat gadis itu menggelinjang hebat.

"Tahan baby" ujar Noah saat berusaha masuk dan menembus selaput dara didalam sana.

"Akhhhh Noah! Sakit!"

"Tahan baby, sebentar"

'Jleb'

"Ahhh gue mau mati" teriak Rania. Noah tersenyum saat penisnya sudah berhasil masuk setengah. Ia menunduk dan mencium bibir Rania, mencoba mengalihkan rasa sakit gadis itu.

"Boleh aku gerakkan?"

"Mhh, geraklah"

Keduanya mendesah saat Noah menghentak untuk pertama kali. Noah merasakan nikmat, sedangkan Rania merasa sangat sakit dan perih.

"Mhh ahhh nikmat baby, sangat sempit"

"Ahh pelan Noah, pelan mhh"

"Katakan kalau kau menikmatinya"

"Ahh mhh Noah"

"Katakan baby" ujar Noah sembari menghentak dengan kuat.

"Ahh pelan. Uhh yahh ini nikmat. Mhh pelan"

Noah melepaskan borgol Rania, menarik gadis itu berdiri dan membawanya kedepan cermin. Ia membalikkan tubuh Rania menghadap ke cermin rias.
Mengangkat satu kaki gadis itu ke meja dan kembali menghentakkan dari belakang.

"Ahhh Noah"

"Yahh mendesahlah baby, panggil namaku" ujar Noah sembari memeras payudaranya dan memelintirnya.

"Lihat dirimu di cermin sayang, kau sangat menggairahkan. Siapa yang tidak sange saat melihatmu seperti ini"

"Orang yang tadi mencaciku dengan banyak makian, kini hanya bisa mendesah dibawah kuasaku" imbuh Noah.

Rania menatap cermin didepannya, memperlihatkan seluruh tubuhnya saat ini. Sebenarnya ia sangat jijik, namun tubuhnya tak bisa menolak kenikmatan ini.

"Ahh Noahh, mhh sangat besar"

"Ahhh kau sempit baby" bisik Noah. Tangan lelaki itu turun dari payudara Rania, beralih ke vaginanya. Menggesek cepat dengan jemarinya, mempercepat sodokannya dan membuat Rania semakin menggelinjang.

"Arghhh ahh Noahh ahhhh shhhh"

"Yahh baby, mhh sange"

"Ahh ahhh mhhh Noah, aku nggak kuat"

"Lepaskan baby, ahhh kau sangat sexy"

"Arghhh ahh ahhhhhh" desahan Rania lolos, ia kembali mencapai klimaksnya. Badannya bergetar karena nikmat disekujur tubuhnya.

Dengan cepat Noah membalikkan badan Rania yang lemas, mengangkat tubuh gadis itu dimeja dan kembali menghentaknya.

"Ahh mhh pelan Noah"

"Mhh sangat nikmat baby"

"Ahh ahhh capek"

"Sebentar lagi sampai sayang" bisik Noah.

"Ahh aku mau keluar lagi" ujar Rania lirih.

"Bersama sayang"

"Akhhhhhhhhh ahh" ujar keduanya saat sampai pada pelepasan mereka. Noah kembali mengangkat tubuh Rania dan membawanya ke sofa, sepertinya pria itu tidak akan berhenti sampai pagi. Sementara Rania hanya pasrah dan mendesah lirih, tubuhnya terasa remuk saat ini.

_ _ _

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang