"freen" kaget becky saat seseorang masuk kedalam rumahnya
"Hiks becky" freen menghamburkan pelukannya kepada becky
"Hei? Kau kenapa? "
"Mereka akan menjodohkanku"
"Siapa?"
"Mommy dan Daddy mereka menyuruhku untuk bertemu dengan seorang lelaki yang ia pilihkan untuk ku"
"Oh ya? Freen akan mempunyai suami?"
"Beck diamlah aku tidak mau menikah dengan seseorang yang tak ku cintai"
"Mari duduk tenangkan dirimu dulu" becky menuntun freen untuk duduk disampingnya, ia juga mengelus pundak freen guna menenangkannya
"Paman dan bibi akan menjodohkanmu? Apakah kau mau?"
"Tidak beck"
"Ah itu jawaban yang percuma freen, paman dan bibi akan terus memaksamu untuk menikahi seorang yang mereka pilih"
"Apakah aku harus pergi? "
"Oii apa maksudmu?? Pergi dari Bangkok bukan suatu hal yang bisa menyelesaikan masalah"
"Bantu aku menolak permintaan orang tuaku" mohon freen
"Emm kalau itu aku tidak bisa karena diriku tak mempunyai hak apapun tapi sepertinya aku bisa membantu agar perjodohan mu diundur "
"Oh ya? Diundur berapa tahun? Jika diundur beberapa hari saja itu percuma "
"Tahun? Kau kira aku siapa bisa membantumu selama itu"
"Kumohon"
"Ck diamlahh jangan merengek padaku, aku tak tahu harus berbuat apa" freen berdecak kesal mendengarkan ucapan becky
"Ooi freen kau kesini lagi?" Ucap Richie yang baru saja turun dari lantai atas
"Diamlah, dia sedang bersedih" sahut becky
"Oh ya?? Aku bahkan baru tau seorang freen bisa bersedih"
"Kau kira aku siapa sampe tidak bisa bersedih"
"Ayolahh aku hanya becanda, tenangkan dirimu aku akan membuatkan mu minuman"
"2 ya Richie " teriak becky
"Untuk siapa?"
"Untukku dan untuk freen"
"Yaa baiklah" pasrah Richie
Beberapa saat kemudian suara nada dering terdengar sangat jelas dan berasal dari ponsel freen saat ia melihatnya ternyata itu panggilan telepon dari Daddy nya
"Dia meneleponku beck"
"Siapa? Daddy mu? Biar aku saja yang bicara" becky merebut ponsel freen dan mengangkat panggilan tersebut