18

8.5K 504 1
                                    

Enjoy 🙇❤️.

.
.
.

Kini Arkan sudah pulih, keluarga nya pun sudah mengetahui bahwa Arkan tengah hamil, dan kandungan Arkan sekarang sudah menginjak usia 3 bulan.

walau ini agak pahit, tetapi mereka menerima dengan lapang dada.

Mereka tak ingin meminta pertanggungjawaban dari sang 'ayah' jabang bayi itu karena yah pasti keluarga dari 'ayah' jabang bayi itu akan menginjak injak harga diri sang anak nya a.k.a arkan.

Arkan memasuki sekolah seperti biasanya, yang berbeda dia akan berhome schooling jika usia kandungan nya mulai membesar.

dan akan pindah dari negara ini, menuju ke negara lainnya yang lebih menerima kehadiran Arkan yang di anggap 'aneh' oleh Masyarakat.

ini semua nya keputusan Dirga, semua tak boleh di bantah.

**

"Heeemmm, anterin gue yuk vi, nanti ke apotek sehabis sekolah" Ajak arkan, dia jengah dengan pelajaran matematika ini.

Sungguh memusingkan!, Dia tak suka, dia lebih suka dengan pelajaran bahasa Inggris.

"Oke siap!"

Arkan sangat sangat bersyukur mempunya kembar b dan satu teman lelaki nya ini.

Dia tak mau kehilangan mereka.

..

sesuai janji, kini Vian mengantarkan Arkan ke salah satu apotek di kota mereka.

Arkan turun dari motor Vian lalu berjalan menuju gerai apotek itu.

"permisi"

"Iya dek? Ada yang bisa saya bantu? adek nya cari apa ya" sapa salah satu apoteker.

"em mau beli test pack mba." Cicit Arkan, dia takut orang lain mendengar nya, untung saja disitu cuma ada 3 pelanggan termasuk Arkan dan dua pegawai.

"ohh test pack ya, ini dek ada"

"Buat siapa?" Tanya apoteker itu.

Arkan menggeleng dan meletakkan selembar uang lima puluh ribuan, lalu pergi begitu saja dari gerai apotek dan menuju Vian yang tengah menunggu nya.

"udah? Beli apa aja lu" tanya Vian kepo.

"apa liat liat, kepo banget!" Arkan menatap Vian malas, " udah ayok, anterin pulang" lanjut nya dan Arkan langsung duduk dengan santai di jok motor.

.
.
.

"Makasih ya nak udah anterin balik Arkan" anna sangat berterima kasih karena telah mengantarkan anak nya a.k.a Arkan pulang kerumah, jika tidak ada Vian, entahlah bagaimana nasib Arkan yang tidak di jemput oleh ayah nya.

"Iya sama sama Tante" Vian mengeluarkan cengiran khas nya.

"Duluan ya tan!" Pamit Vian.

"Gamau mampir dulu? Tante masak banyak loh, ayah nya Arkan juga lagi di luar kota, jadi sayang kalau sedikit yang makan" ucap Anna panjang lebar.

Vian yang mendengar itu hanya menolak halus.

"Maaf tapi ibu saya sudah nungguin, takut nya banyak pelanggan tan, makasih atas tawaran nya ya, lain kali aja Vian mampir" bukan nya tak mau untuk mampir sebentar ke rumah arkan, namun dia takut ibu nya menunggu nya, sementara dia ini anak lelaki pertama yang harus menanggung beban, dan menjadi tulang punggung keluarga setelah ibu nya, ayah nya pergi entah kemana di umur nya yang ke 5 tahun, dia juga memiliki seorang adik perempuan yang butuh uang untuk membayar biaya sekolah.

"oh iya gapapa, titip salam ya buat ibu kamu"

"Iya tan dadahh!" Lalu Vian pun melenggang pergi dari rumah mewah milik Arkan.

.

.

.

Sementara Arkan dirinya sedang berada di kamar kesayangannya, dia lalu membuka kresek hitam yang berisi test pack yang ia beli di apotik tadi.

dengan ragu, dia mengambil sebuah gelas dan dan berlari ke arah kamar mandi lalu menaruh air kencing nya di gelas itu, test pack yang dia beli tadi di taruh ke gelas yang berisi air itu.

Entah dapat ide dari mana Arkan mencoba hal itu.

setelah beberapa menit, Arkan langsung mengecek apakah positif atau tidak, konyol memang padahal dia sudah tau dengan jelas bahwa diri nya tengah hamil.

Benar saja, test pack itu bergaris dua.

berjalan menuju meja belajar nya, dia menulis sesuatu di secarik kertas dan menyimpan nya di sebuah Tote bag, beserta test pack itu.

.

.

.

TBC.

See u next chapter!

THE BADBOY [MPREG] BXB [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang