1

17 4 1
                                    

Sebagai siswa SMA biasa yang hidup melalui tunjangan uang saku orang tua, Asahi cuma bisa nahan hawa nafsunya yang super duper besar.

Dia memelototi benda dibalik kaca dengan kedua mata bulatnya yang seolah memancarkan percikan-percikan bintang kayak di kebanyakan film saat mc mereka sedang excited. Nah, begitulah Asahi sekarang. Cuman bedanya, dia cuma bisa berkhayal memiliki Nikon D6 dihadapannya. Sedangkan para mc dalam film pasti bisa beli apapun yang mereka ingin.

Yah, begitulah realita.

Sudah cukup. Asahi melanjutkan langkahnya. Pergi dengan santai menuju salah satu minimarket yang berada di seberang sekolahnya. Memilih beberapa varian rasa roti isi disana dan segera menuju kasir. Rasa cokelat adalah yang paling enak! Sumpah, kalian harus coba!

"Sekalian pulsanya, kak?" tanya mbak kasir berambut bob itu.

"hngg?" Asahi menoleh, jujur, dia gak begitu dengar karena lagi pake earphone. Jadi, Asahi lepas salah satunya dan berencana buat nanyain lagi mbaknya habis ngomong apa.

Tapi mbak kasir lebih dulu buka mulut, "Nomer kakaknya berapa?" sambil bersiap ngetik.

Otomatis Asahi tersipu. Dia mundur selangkah sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Huhuhu... Ternyata ada juga yang tertarik sama dia...

Asahi pikir, semenjak jadi siswa biasa yang sangat membosankan, gak akan ada yang tertarik sama sekali dengan dirinya. Jadi rasanya begini ya... ekhem... ekhem...

"Mau pulsa yang berapa?" saat mbak kasir bertanya begitu, Asahi langsung batuk sok cool.

Oh.

Oh.

Begitu.

Ternyata begitu.

"Enggak mbak, gak jadi."

Muka mbak kasir langsung sepet. Dia buru-buru scan roti yang dibawa Asahi. Asahi jadi senyum pedih. Merasa bersalah sekaligus bingung.

Setelah bayar, Asahi langsung buru-buru jalan keluar. Dia merasa gak boleh berada disini lebih lama lagi atau mbak kasir itu bakal ngeluarin sembilan ekor rubah dari pantatnya.

Tapi sekali lagi, mbak kasir memanggil Asahi.

"Kak!"

Asahi menoleh dengan takut-takut. Kayaknya hari ini bakal jadi hari terakhirnya. Asahi hampir nangis saking sedihnya. Dia belum makan sarapan buatan bunda pagi ini karena takut terlambat sekolah, makanya dia beli roti. Dia juga lupa pasang sarung bantal di guling gambar gello kitty nya, gimana kalau ada temannya yang ngelayat lalu liat bantalnya terus dia ngomong, "Cuih, gello kitty? Mulai sekarang kita unfriend!" sambil pergi. Asahi merogoh kantong celananya, seingetnya disana ada kertas lipat. Mungkin aja dia masih sempat buat nulis surat wasiat buat bunda dan ayah di rumah.

"Kak?"

Kayaknya gak sempat.

Asahi berbalik.

Mbak kasir tersenyum. "Ini belanjaannya ketinggalan."

Oh.

Oh.

Ha.

Ha.

Ha.

Syalan.

cerita ini gak pake prolog karna aku males bikin prolog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cerita ini gak pake prolog karna aku males bikin prolog.

dah. gitu aja.

sekian.

penampakan asahoy yang lagi bayangin tingkah malu maluin dia di depan mbak kasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

penampakan asahoy yang lagi bayangin tingkah malu maluin dia di depan mbak kasir.

CUIH 

ceunah

Kisah Kasih(an) AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang