meet up

1.4K 80 0
                                    

Meet up.atau yang jika diartikan kedalam bahasa indonesia berarti bertemu. Lima huruf simple yg membuat hati seseorang berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Baal gue tinggal dulu yaa,gue di panggil bu jihan tadi." Iqbaal menoleh dan mengangguk kepada teman masa kecilnya itu--Aldi.

'Clek'

"Misi ka,aku sama steffi mau ngasih formulir para pendaftar eskul pmr." Iqbaal mengangkat kepalanya untuk mengetahui siapa lawan bicaranya. Iqbaal diam mematung bak manekin saat tau siapa yg bersama karin.

Mata cokelat yang sama percis dengan yg dia--iqbaal-- miliki. Hidung mancung,pipi tirus,rambut bergelombangnya di biarkan tergerai begitu saja.

'Oh dear.. makhluk seperti apa lagi yg akan kau buat. Cukup dia saja yg paling sempurna.' Batin iqbaal.

"Khem khem." Suara dehaman karin mampu menyadarkan iqbaal untuk kembali ke alam sadarnya. "Kalo mau ngobrol sama steffi bilang aja kali kaa." Karin menyikut steffi dengan senyuman yg tidak bisa steffi artikan.

"Ehh.. engga anu.. itu.." dalam hitungan detik,ucapan karin mampu membuat darah yg terdapat di dalam tubuh iqbaal berdesir lebih cepat. Steffi yg menyadari ke gugupan iqbaal hanya tersenyum manis.

'Mungkin ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama'

**
"Ald,lo sahabat gue kan?" Aldi mengerutkan dahinya."yaa...yaa.. gue memang sahabat lo,terus kenapa?" Serat kebingungan jelas terlihat dari wajah cool aldi.

"Lo harus nge berhentiin rencana lo buat deketin steffi." Aldi segera bangkit dari tempat duduknya dan menatap tajam iqbaal. "Maksud lo apa?engga bisa gitu dong!" Memalingkan muka,adalah hal yg paling tepat aldi lakukan saat ini untuk menghindari kontak mata dengan si calon rival nya.

"Ishh ayolah ald,kali ini aja lo berkorban buat gue." Iqbaal mengeluarkan jurus andalannya yaitu memasang puppy eyes.

"So imut lo,jijik gue liatnya." Iqbaal memutar matanya jengah. "Udah to the point ajaa."

"Kasih gue waktu untuk berfikir."

"Oke 1 menit."

1 detik
2 detik
3 detik.

"Jadi gimana keputusan lo?" Tanya iqbaal.

"Eh kunyuk,baru juga 3 detik!"

"Hehe." Iqbaal kembali fokus dengan catatnya yg belum selesai.

'Brakkkk'

"Gue udah dapet keputusannya." Baru satu huruf yg iqbaal tulis dalam catetannya aldi sudah membuat jantungnya sprint di tempat.

'Pletakk'

"Gausah gebrak meja sipit!"

"Sorry.oke,karena gue ini temen lo yg super duper cetar membahana badai halilintar apalah ap--

'Pletak'

Jitakkan ke dua mampu mendarat dengan mulus di kepala aldi.

"--aw sakit nyuk!"

"Lagian lo lama,udah cepet lo bilang lo kasih atau engga,dan yg udah pasti jawabannya iya."

"Ahh ke- pd an lo,kalo gue engga ngasih gimana?"

"Mau gue jitak lo?"

"Jitak sini,emang lo pikir gue takut. Ih sorry neng abang engga takut."

"Ohh ngajakkin gue perang lo."

"Ah lo mah selalu ngandalin otot, males ahh."

"ALDI CEPET JAWAB!"

"Oke gue bakalan batalin rencana gur buat deketin steffi."

SUN☀

Matahari begitu terik siang ini,membuat siapapun enggan berjalan tanpa menggunakan payung. Terkecuali steffi,steffi tidak pernah takut kulit putihnya akan berubah menjadi hitam.ia akan ber senang hati bila ada orang yg mengajakknya berjalan kaki,saat siang hari. Steffi sangat menyukai matahari,bahkan tergila-gila akan matahari. Saat kecil ia pernah bermimpi ingin menjadi seperti matahari.

'Matahari sangat berguna bagi siapapun,matahari mau menolong siapa saja tanpa pernah meminta imbalan.itu lah alasanku ingin seperti matahari.aku ingin menolong siapapun yang meminta bantuan ku,sekalipun itu musuh.'

"Steffi gue duluan yaa!" Steffi melambai-laimbaikan tangannya kepada karin. "Iyaa,hati-hati!"

Steffi menatap punggung karin yang makin lama mengecil dan sampai pada akhirnya di gantikan oleh the most wanted guy sekolahnya.

Yup! Siapa lagi kalo bukan iqbaal?

"Engg.. steffi kan?" Baru awal percakapan saja iqbaal sudah gugup setengah hidup,bagaimana kalo mereka udah jalan? Bisa kejang di tempat dia!

"Iya kaa,ka iqbaal kan?"

"mmm." Iqbaal mengangguk.

"Ada perlu apa kaa?"

"Engg.. sebenernya sih engga ada perlu,cuman mau pulang bareng aja,boleh?"

"Boleh kok,kebetulan aku juga gaada temen."

Setelah steffi menyetujui,mereka berdua jalan di bawah panasnya matahari.

"Kamu engga ke panasan?

Steffi yang lagi sibuk akan perjalanannya menoleh ke arah iqbaal."Hemm?"

"Kamu engga kepanasan?"ulang iqbaal.

"Engga,emangnya kenapa ka?"

"Yaa.. gapapa,biasanya kan cewek paling gasuka panas." Steffi tersenyum manis,senyuman yg membuat iqbaal lumer.

"Lain hal dengan aku,justru aku suka sama panas,lebih tepatnya sih matahari." Iqbaal mengangguk-ngangguk,dan bergumam 'oh'

Satu hal yg harus iqbaal catat dan ingat baik-baik,kalo steffi suka dengan matahari.

Akhirnyaaa,kelar juga ujiannya!
Maaf baru bisa ngeluncurin chapter 2,gimana menurut kalian?ada perkembangan gaa?nge feel gaa?

Yaya,aku tau ituu kurang nge feel kan?

Bagi yg mau ngobrol sama aku bisa follow twitter akuu @sivanidamayanti

Selamat membaca

SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang