io5 Untitled

1.1K 67 0
                                    

"Hah?yg bener?"

"Gila ya lo."

"Gue rasa lo harus cek kejiwaan."

"Psikopat."

"Iyaa iya iya,gue emang psikopat,bego,tolol,gila,bodoh,sarap. tapi rin, kalo lo lagi ada di posisi gue,gue yakin lo bakalan ngambil keputusan yg sama kaya gue." Balas steffi panjang kali lebar dengan nada halus,berbeda dengan karin yg sudah mengeluarkan suara oktafnya.

"cih. Engga akan coy,gue engga akan ngebuang emas gitu aja."

"T e r s e r a h l o!" Steffi merasa berat di lengan kanannya saat ia hendak berdiri. Karin menahan lengannya.

"Mau kemana?" Tanya karin.

"Perpus." Karin mendengus sekaligus tersenyum sinis saat mendengar jawaban steffi.

"Hah,perpus?ga biasa nya lo ke perpus. Mau ngapain?"

"cek kejiwaan."

"Sialan lo."

***
Tangan steffi menelusuri rak buku dari ujung ke ujung. Dari rak satu ke rak yg lainnya. Namun ia sendiri bingung apa yang dia cari.

secarik kertas berbentuk bulat tak bersimetris jatuh tepat dihadapan steffi. Pustakawan bodoh mana yg berani membuang sampah disini?pasti salah satu dr mereka yg berada dalam perpustakaan lah yg membuang. Berani sekali dia membuang sampah sembarangan di perpus.

Perlahan tapi pasti steffi membuka gumpalan kertas itu. Di bacanya kata demi kata.

Semua orang pernah masuk ke dalam jurang.
Apa kamu merasa kapok?
Tetapi tidak dengan ku.
Aku akan terus berusaha merangkai mimpi hingga akhir nya tercapai.
Meski aku harus kembali jatuh di jurang yang sama.

Siapa yang nulis sastra sebagus ini?

steffi dibikin kagum oleh si penulis sastra. Selain suka dengan matahari steffi nemang juga suka dengan sastra.

Kalimat sastra tersebut mengartikan bahwa si penulis sedang patah hati.tetapi si penulis bilang dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan 'mimpinya.' Meski ia harus jatuh ke lubang yang sama.

Patah hati?tunggu,tunggu. Ada yg ganjil.

Steffi berpikir keras tentang orang yg beberapa hari lalu dibuat patah hati oleh nya. Apa mungkin ini punya..

Steffi beranjak muncul di balik rak buku tersebut dan mencari si penulis.

Ia melihat seorang lelaki berbadan tegap sedang duduk di bangku dengan meja kotak di depannya. Menuliskan sesuatu. ia robek,di buat menjadi bola tak bersimetris dan membuang nya asal. Menulis lagi,merobek,membuat bola tak bersimetris dan membuangnya asal. Ia lakukan itu berulang kali.

Steffi melangkah mendekat. Mengulurkan kertas yg awal nya tak bersimetris menjadi bersimetris.
dari sini steffi dengan jelas bisa melihat wajahnya. Kalo kalian berfikir ini iqbaal,jawaban kalian mutlak salah.

Lelaki tegap itu masih menulis,tak menggubris kehadiran steffi.

"S..sorry. ini punya lo?" Dengan berat hati lelaki itu mendongak.

"Ya."

See?dia lelaki yang dingin.

"Sastra lo bagus."

"Hmm."

"Nama lo siapa?" Entah setan apa yg merasuki tubuh steffi hingga ia berani menanyakan namanya.

"Apa itu penting?" Lelaki itu tak menatap steffi. Tangannya masih terus sibuk menulis.

"Ng..engga sih."

Menutup buku yang ia bawa dan beranjak pergi. Lelaki itu tak menganggap steffi sama sekali.

Lelaki itu sedingin es.

Steffi mengangkat bahunya dan melongos pergi juga dari perpustakaan ini.

Sebelumnya dia mengucapkan sesuatu.

"Gue harus cari tau siapa dia."

***
Sekarang ini lapangan di penuhi dengan jeritan para cewe yg memegang pom-pom berwarna senada dengan bajunya,pink.

Serta suara cempreng anak kelas 10 IPA 1 dan 12 IPS 3.

Yeph,benar. Hari ini classmetting.
Pertandingan yg sedang berlangsung saat ini adalah basket.

Steffi tersenyum pilu saat melihat pemain ber nomor punggung 8 yang sedang menggiring bola.
Kalo kalian berasumsi bahwa itu iqbaal,kali ini kalian benar.

Itu iqbaal.

Yang hatinya ia patah kan.

Yang harapannya ia hancur kan.

Yang membuat hati pemain ber nomor punggung 8 itu hancur berkeping-keping.

Steffi salut,walaupun ia sudah mematahkan hati nya. Iqbaal masih mampu tersenyum.

Namun,ada yg berbeda semenjak hari itu. Tak ada lagi kaka kelas yg menjemputnya menggunakan sepedah.

'PRITTT'

Sorak-sorak kemenangan terdengar jelas di telinga steffi.

Dia melihat si pemain ber nomor punggung 8 diangkat oleh temannya. Di wajahnya terukir senyum bahagia.

Perlahan senyum steffi ikut mengembang.

Tak sadarkah steffi bahwa sekarang ia sedang di tatap dengan senyum yg masih terukir oleh si pemain bernomor punggung 8 itu?

Jika saja steffi sadar. Author yakin,pasti ia akan mengalami blushing syndrome. Dimana pipi nya berubah warna menjadi merah padam. bak kepiting rebus.

***
HUEEE:'' kelamaan ga sih ngaretnya? Maapin author kece ini T.T
sibuk oi sibuk.

Sibuk ngapain thor?kan udah libur.

Sibuk ngurusin calon masa depan author yg abis jatoh dr motor:'' canda denk.

Otak nya nge stuck gamau diajak mikir T.T

Ada yg nungguin ga sih?
Gaada oi gaada.

Oke.

Author mau bilang makasih buat yg udah mau nungguin cerita si author amatir ini. Author kirimin yupi deh satu-satu buat yg nungguin. bdw,cek deh ada yg typo ga.

Seperti biasa,vote dan comment nya jangan lupa. Author dan cerita amatir ini gaada apa2nya tanpa kalian para readers kuh:'' makasih buat yg udah vote dan comment^^

Cuksekian pidato dari kembarannya ariana. Salam baper,BHAY.

Kepanjangan ga sih ini?

30 Juni 2015.

SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang