Bismillah..
Assalamu'alaikum teman-teman!!
Semoga suka, ya. Dengan ceritaku!
Enjoy~
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Di sebuah desa, hiduplah seorang remaja wanita bernama Alfiyah Ceisya Az-Zahra. Ceisya merupakan anak yatim-piatu, Abi dan Uminya meninggal dalam kecelakaan mobil tiga tahun yang lalu. Ceisya memiliki seorang Adik perempuan bernama Izzatun-Nisa' yang baru berusia 5 tahun.
Alfiyah Ceisya Az-Zahra yang berarti pemilik sifat ribuan serta bidadari surga yang cantik dan bercahaya, dan Izzatun-Nisa' yang berarti kemuliaan seorang wanita. Merupakan do'a dari Abi-Uminya untuk mereka, agar menjadi anak-anak yang sholehah.
Seperti arti namanya, 'pemilik sifat ribuan'. Ceisya memiliki pribadi yang ramah, sopan, baik hati, suka menolong, dermawan dan banyak lagi sifat yang terpuji pada dirinya.
Saat orangtuanya meninggal, Ceisya baru duduk di bangku kelas sepuluh SMA. Semenjak kepergian orangtuanya Ceisya yang menjadi tulang punggung untuknya dan adiknya.
Dulu, Ceisya dan adiknya sempat diasuh selama 3 tahun oleh tantenya, yang merupakan saudari dari Uminya. Tapi semenjak lulus sekolah beberapa bulan lalu, Ceisya memutuskan untuk mulai mandiri dengan hidup berdua bersama adiknya di rumah peninggalan kedua orangtuanya.
Kini, tinggallah Ceisya dan Izza (Adik Ceisya) di rumah sederhana milik kedua orangtuanya. Berbekal sedikit ilmu pengetahuan dalam hal memasak dan membuat kue dari Uminya, serta melihat tutorial-tutorial di website khusus belajar memasak, Ceisya memanfaatkan pengetahuannya untuk mendapatkan uang dengan menjual kue.
***
Keseharian Ceisya dan Izza berjalan baik, penuh canda dan tawa, terkadang juga duka bila mengingat mendiang Abi dan Umi mereka. Hingga suatu hari..
"Kak Ce." Panggil Izza pada kakaknya yang terlihat sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang Izza tak paham.
"Iya dek, kenapa?." Tanya Ceisya lembut.
"Eum, anu, kak.." Gumam Izza ragu-ragu untuk berbicara.
"Hm? Kenapa dek?" Ulang Ceisya karena Izza tak kunjung berbicara.
"A-anu kak Ce, Ijja mau nomong. Tapi kak Ce alus janji dulu, nda malah kalau Ijja udah nomong." Ucap Izza sedikit cadel.
"Emangnya Ijja mau ngomong apa, sih. Sampe kakak harus janji dulu?." Balas Ceisya yang gemas akan tingkah adiknya ini.
"Hng, alus janji dulu!" Rewel Izza.
"Iya deh, iya. Kakak janji, emang Ijja mau ngomong apa?" Pasrah Ceisya sambil mengelus rambut adiknya, sayang.
"Kak Ce, kan tadi Huliyah ulang tahun. Ijja juga diundang. Pas sampe lumah Huliyah Ijja liat kue ulang tahunnya besaaal banget, banyak tamu juga bawa kado. Telus-telus kue ulang tahunnya gambal Dolaemon, kesukaan Ijja kak." Cerita Izza penuh semangat 45, Ceisya mendengarkan dengan seksama.
"Ulang tahun Ijja juga bental lagi loh kak, hehee.. eum, kak Ce, boleh gak ulang tahun Ijja nanti dilayain? Ijja juga mau sepelti Huliyah, punya kue ulang tahun, dapat banyak kado. Ijja juga mau kak, bole nda? Sekali ini aja, pyiiss." Ucap Izza sendu yang ternyata menginginkan perayaan ulang tahun.
Mendengar ucapan adiknya membuat Ceisya menjadi sedih, karena merasa telah gagal menjadi seorang kakak, telah gagal memberikan segala yang terbaik untuk adik satu-satunya itu.
Tanpa sadar, setetes air mata lolos keluar dari pelupuk mata Ceisya lalu turun mengenai pipi mulusnya. Izza yang melihat kakaknya seperti tengah menangis membuat Izza panik, seketika menanyakan kepada kakaknya.
"Kak Ce, kakak nda pa-pa? Kak Ce kenapa naniss? Kak Ce nda punya uangna ya, buat ulang tahun atu? Yauda kak Ce nda usah, Ijja nda pa-pa tok."
"Kakak nggapapa, In Syaa Allah nanti kakak buatin pesta untuk ulang tahun kamu, ya? Do'ain kak Ce terus supaya dapet banyak rezeki biar bisa bikinin kamu pestanya, ya."
"Nda pa-pa, kak?" Tanya Izza ragu kepada kakaknya, karena takut akan melukai perasaan kakaknya.
"Nggapapa dong, sayang. Emang apa, sih yang enggak buat adek kesayangan kak Ce ini?" Ucap Ceisya sambil memeluk dan mengecupi rambut Izza gemas. Padahal di dalam hatinya Ceisya sedang gundah karena memikirkan bagaimana menghasilkan uang untuk merayakan milad adiknya.
"Ijja juga mau es klim, boleh nda?" Tanya Izza yang juga menginginkan es krim.
"Boleh." Jawab Ceisya tersenyum manis.
***
Keesokan harinya, Ceisya pergi mengantar pesanan kue ke desa seberang. Di perjalanan, Ceisya hanya termenung sambil memikirkan bagaimana cara membuat pesta untuk adiknya.
Tanpa disadari, dari arah berlawanan mobil melaju dengan sangat cepat menghantam motor yang dikendarai Ceisya mengakibatkan Ceisya terlempar beberapa meter jauhnya dan menghantam pembatas jalan.
Darah segar mengalir dengan sangat deras dari kepala Ceisya karena sobek akibat telah menghantam pembatas jalan.
Dari jauh Ceisya dapat melihat orang datang berbondong-bondong menuju ke arahnya.
Rasa pusing dari kepalanya membuat Ceisya sulit membuka mata, tapi dengan perlahan Ia membuka matanya untuk mencari keberadaan adiknya. Meski mustahil adiknya berada di sana.
Dengan rasa pusing yang teramat di kepalanya dan sakit di hatinya karena tidak dapat memenuhi keinginan adiknya untuk membuat pesta ulangtahun dan membelikan kue juga es krim, Ceisya berbisik;
"Maafkan kakak dek, kakak tidak bisa memenuhi permintaan kamu.. Abi, Umi, maaf.. Cece udah ga bisa jagain adek.."
Secara perlahan penglihatan Ceisya mulai menggelap, dan merasakan dirinya menjadi semakin ringan, mungkin sudah ajalnya untuk dijemput, pikirnya.
•
•
•
•
•"Kakak." Terdengar suara Uminya memanggil.
"Apakah aku sudah berada di surga? Akankah aku bertemu Abi dan Umi?" Tanya Ceisya pada dirinya sendiri, setelah mendengar panggilan Uminya untuk dirinya.
"Kakak, bangun udah siang. Kakak ga takut telat ke sekolahnya?" Tanya Uminya, lagi.
"HA? SEKOLAH?" Kaget Ceisya.
Tiba-tiba Ceisya terbangun dan mendapati dirinya di atas tempat tidur. Dia menoleh ke samping kanan dan melihat Uminya di sana.
"UMI!!" Teriak Ceisya lalu bergegas memeluk sang Umi.
"Kamu kenapa? Mimpi buruk, ya? Tanya Uminya sambil tersenyum lembut. Ceisya menggeleng dan tiba-tiba menangis syukur, karena yang dialaminya selama ini hanya mimpi belaka. Umi dan Abinya ternyata masih ada, dan kebahagiaan keluarganya masih utuh. Alhamdulillah..
End.
Don't forget votmentnya kakaa, atapuuu!
Paipay~
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES COLLECTION
Historia CortaSaat Nurann dipertemukan dengan sosok yang dia kagumi, di sisi lain ada Ceisya yang banting tulang demi memenuhi kebutuhannya dan adiknya. Ada juga kisah Huriyah seorang remaja SMP yang dibully teman sekelasnya karena melakukan suatu kesalahan. Pena...