Pelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang Abhimana benci selain beberapa pelajaran lainnya. Sebenarnya Abhimana tidak ada masalah dengan matematika, toh iya juga tidak ambil pusing dengan hasil nilainya nanti, yang membuat ia sebal adalah gurunya.
Guru matematika yang satu ini walau hujan angin dan badai sekalipun pasti akan tetap datang untuk mengajar, apalagi cara mengajarnya terkesan kuno dan membosankan. Dan jangan lupakan penggaris kayu berbentuk segituga yang tak pernah ketinggalan untuk dibawa.
Terhitung sudah 3 kali Abhimana menguap selama pelajaran berlangsung, ia menengok ke kanan dan kiri melihat teman-temannya pun seperti sudah jenuh dan mengantuk. Namun, guru laki-laki yang ia kira-kira seumuran Ayahnya itu masih tetap melanjutkan penyampaian materi.
" Okay, ada yang mau ditanyakan untuk materi hari ini?" Tanya Pak Imron dan semua muridnya sontak terdiam lantas menggelengkan kepala " Yasudah, kalau tidak ada yang mau ditanyakan berarti saya menganggap kalian sudah paham dengan materi yang saya sampaikan. Jadi siapkan untuk kuis"
Ucapan Pak Imron tentu saja membuat heboh satu kelas, bagaimana bisa baru satu kali pertemuan sudah langsung kuis. Bahkan semuanya yakin kalau kelas yang lain masih menikmati freeclass karena ada sebagian guru yang menjadi penanggung jawab kegiatan anak kelas 10.
Abhimana salah satu siswa yang kesal dengan Pak Imron itu pun memberanikan untuk protes " Pak, baru aja mulai kelas masa udah kuis lagi aja? Lagian kita sekarang udah kelas 12, Pak, harusnya udah mulai fokus untuk ujikom dan portofolio bukannya malah terus-terusan disuruh kuis" Ucapnya.
Suara lantang Abhimana itu membuat teman-teman satu kelasnya menatap dirinya, tak kecuali juga dengan Pak Imron " Oh udah mulai ngatur-ngatur ya kamu, Abhimana. Sini, kamu gantikan saya mengajar aja mulai sekarang" Ucapnya sambil menunjuk Abhimana dengan penggaris segitiga.
" Bukannya ngatur, Pak. Cuma nggak masuk akal kalo tiba-tiba kuis padahal kan bisa kasih kita latihan-latihan dulu biar lebih memahami materinya. Matematika itu nggak bisa setiba-tiba itu kita langsung bisa paham, Pak. Mungkin bisa dengan satu atau dua soal latihan dulu" Jawab Abhimana yang makin menantang Pak Imron.
Risa yang saat itu menjabat sebagai ketua kelas akhirnya angkat bicara " Abhimana benar, Pak. Kami setuju kalau Bapak lebih dulu memberikan kami soal latihan agar Bapak juga bisa menilai, sampai mana pemahaman kami terhadap materi hari ini" Ucapnya lebih tenang.
" Kita juga bisa diskusikan lagi kan, Pak, nantinya jika memang masih banyak siswa yang ternyata belum paham. Bapak juga bisa koreksi dimana letak kesalahan kami, dan mungkin kita bisa mencari solusinya bersama-sama" Tambah Risa yang seketika membuat suasana kelas menjadi adem.
Pak Imron menghela napas panjang " Ya sudah, kita latihan dulu untuk sekarang. Tapi Abhimana, saya masih tidak terima dengan cara kamu menyampaikan protes. Maka dari itu kamu keluar kelas sekarang, dan saya anggap absen untuk pertemuan minggu ini. Terima kasih" Ucapnya.
Mendengar ia diusir dari kelas, Abhimana justru malah bersenandung kecil sambil merapikan buku-bukunya di atas meja. Ia dengan senang hati meninggalkan kelas dan Pak Imron yang menahan emosinya untuk tidak memukul anak nakal satu itu.
" Heh! Jangan lupa rapikan dan bersihkan gudang, itu hukuman tambahan untuk kamu. Ingat, Abhimana! Jika nanti saya lihat gudangnya masih kotor dan berantakan, jangan harap nilai matematika kamu akan aman" Tambah Pak Imron saat Abhimana baru saja akan menutup pintu.
" Iya, Pak" Balas Abhimana kemudian menutup pintu kelas cukup kencang, hingga membuat kacanya bergetar nyaris retak.
Laki-laki itu melewati kelas teman-temannya dan mengintip di jendela, ia melihat Nazzam sedang tertidur pulas di mejanya, pun anak-anak yang lain sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri. Abhimana mengalihkan pandangannya ke depan kelas, dan ternyata kelas Nazzam itu memang tidak ada guru yang masuk mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last
RandomWelcome to NCT Dream 00 Line's Story! Hei, kenalin, gue Abhimana Malik Azkar, anakna Bunda anu paling geulis sa-Bandung Raya. Gue punya 3 temen, ah nggak, temen gue banyak, cuma yang 3 ini beda nih. Ada Nazzam, Jean, sama Juna. Kita berempat udah...