Entah apa yang ada di pikiranku sampai sampai menjadikanmu peran utama dalam buku diary ku.
Mengetahuimu adalah ketidak sengajaan sedangkan memilikimu adalah keharusan.
Senang mengenalmu.
Publikasi : 03-04-2023
End :__
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari libur tidak boleh di sia siakan begitu saja, bukan? Jadi karena merasa bosan Delia mengajak ke dua temannya untuk jalan jalan ke taman siang ini.
"Huff untuk apa sih kita ke taman?," helaan nafas terdengar dari salah satu gadis itu. "Buang buang waktu saja, " lanjutnya.
"Lo harus bakar kalori dengan berlari di sini Eenza, " ujar Delia yang membuat Eenza memutar bola matanya malas.
Sungguh, Eenza hanya ingin tidur di rumah sambil membayangkan seseorang menjadi miliknya, tetapi sekarang itu hanyalah angan angan.
"Benar yang di katakan Delia dari pada menyakiti dirimu sendiri, lebih baik berjalan jalan bukan?, " Eenza menatap kesal ke arah satu gadis lain yang sedang tersenyum hangat pada sekitar.
"Aku tidak menyakiti diriku sendiri!!," bantah Eenza kesal. "Membayangkan orang yang tidak dapat kau gapai itu menyakitkan Eenza, " setelah ucapan Delia selesai di susul oleh tawa darinya dan salah satu gadis lain.
"Sudah jangan berbicara!! Aku membenci mu Lauren dan juga kau Delia, " Eenza berjalan duluan meninggalkan Lauren dan delia yang masih dengan tawa mereka.
"Aku akan menyusulnya, " ujaran Lauren mendapatkan anggukan dari Delia. Sebelum mereka pergi menyusul Eenza, manik mata Delia menangkap satu gerobak ice cream di sana.
Matanya berbinar senang. "Aku akan membeli ice cream, kau pergilah menyusul Eenza!, " Lauren mengangguk kemudian ia meninggalkan Delia yang sudah mulai mendekati gerobak itu.
"Mas satu rasa vanilla!!," penjual ice cream mengangguk, dengan cepat membuatkan pesanan Delia. "Hari ini cuacanya bagus, taman ini sangat ramai, " ujarnya. Matanya melihat ke sekeliling banyak orang di sini, bahkan ada yang sedikit berdesakan.
"Ini ice cream nya kak, " Delia menerima ice cream itu kemudian menyerahkan selembar kertas berwarna merah yang langsung di terima dengan baik oleh si penjual. "Ini kembaliannya, " Delia kembali mengulurkan tangan kemudian memasukkan beberapa kertas yang baru di terimanya ke dalam saku celana training nya.
Kakinya melangkah meninggalkan gerobak itu. Matanya menatap sekeliling mencari dua temannya.
Sampai netranya menemukan eksistensi kedua temannya yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.
Delia berlari lumayan kencang dengan ice cream di tangannya.
BRUKK
"Ahh maafkan aku!," Delia panik, tangannya dengan cepat membersihkan jaket orang di depannya. "Aku akan membersihkannya!!," Delia ingin melepas jaket orang itu tapi di tahan.
"Tidak perlu ini hanya noda biasa," ujarnya sambil menahan tangan Delia. "Tidak!, aku akan bertanggung jawab," lelaki itu pasrah saat jaketnya mulai di lepas oleh Delia.
"Sekali lagi aku minta maaf!," setelah mendapat anggukan, Delia pergi meninggalkan lelaki itu.
Lelaki tersebut terlihat ingin memanggil delia kembali hanya untuk menanyakan bagaimana cara delia mengembalikan jaketnya, tetapi delia malah sudah berlari kencang meninggalkannya.
Lelaki itu mengedikkan bahunya tidak peduli biarkan sajalah jaketnya meskipun tidak di kembalikan.
Setelah sampai di tempat ke dua temannya Delia langsung mendudukkan dirinya di kursi yang berada dekat dengan tempat berdirinya. "Loh Delia mana ice cream lo?," tanya Lauren saat netranya menangkap jaket yang malah di bawa oleh Delia bukan ice cream.
"Btw itu jaket siapa?," telunjuk Eenza menunjuk jaket berwarna hitam yang ada di tangan Delia. Delia menghela nafas. "Gue abis beli ice cream, terus lari ke kalian eee malah nabrak cowok yang entah siapa, jadi ice cream gue kena jaket tu orang, " jelas Delia.
"Terus jaket tu orang lo bawa buat tanggung jawab, gitu?," tebak Lauren yang mendapat anggukan dari Delia. "Ya gitu deh, ".
" terus lo gimana balikin nya?," Eenza kembali bertanya. " ngak tau dipikirin nanti aja," jawab Delia acuh.
"Selamat mencuci ya Delia!!," ejek Lauren yang mendapatkan tawa dari Eenza sedangkan Delia merengut kesal. "Temen temen ngak akhlak," sarkas nya yang lagi lagi di hadiahi oleh tawa.
di rumah Delia bahkan tidak pernah mencuci dia lebih suka melaundry kan bajunya, jadi karena ice cream itu membuat nya tidak dapat rebahan setelah ini.
Benar benar sial.
"Lalu, sekarang mau bgaimana?," Lauren dan Eenza mengedikkan bahu mereka tanda tidak tahu. "Pulang aja nggak sih," usul Eenza dua gadis lainnya mengangguk.
Mereka akhirnya pergi meninggalkan taman yang masih ramai dengan orang orang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Others cast
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keinava laurencia Alexandra (Giselle aespa)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.