Panggilan berbeda

1.6K 89 2
                                    

Manda memelankan langkahnya saat baliho Oppo Reno 7 diatas toko tempatnya bekerja sudah terlihat jelas oleh matanya. Tinggal beberapa langkah lagi. Napasnya terengah-engah lantaran ia tadi berlari karena sudah terlambat.

"Huhh, nyampek juga akhirnya" ucap Manda lega.

Saat sampai ke toko, ia melirik ke barisan etalase opponya. Tidak ada orang.

Ia langsung bergabung ke barisan etalase Samsung Vivo yang bersebrangan.

"Kak Hanggi mana?" tanya Manda dengan gerakan mulut tanpa suara.

Dengan gerakan mulut tanpa suara juga Syifa menjawab. Ia menempatkan kedua telapak tangannya disamping telinga kanannya sembari menutup mata. Pertanda orang yang mereka bicarakan sedang tidur.

Syifa lalu menunjuk kearah bawah disamping kirinya.

"Kak, ada Samsung?" pancing Manda dengan suara yang dilembut-lembut
kan agar penyamaran berhasil.

"Vivo nya ngga mau kak?" bantu Syifa atas pancingan Manda, mengerjai Hanggi.

"Adaaa, kak" ucap Hanggi sontak langsung berdiri dari tempat tidurnya.

"Type beraaa-" masih gantung Hanggi katakan sambil berusaha berdiri.

"ih Mannnn" cerocos Hanggi langsung kesal saat melihat, Manda yang berdiri didepan etalase Samsungnya, bukan pembeli.

"Huahhahhaha" tawa Manda dan Syifa pun pecah melihat ekspresi target.

"Aku udah dua hari belum selling loh Man" ucap Hanggi lemas, lalu duduk di kursi panjang belakang etalasenya dengan posisi kepala tergeletak di atas etalase tersebut.

"Lagian Kaka, gaji 2 digit, bantal busa packing, tempat tidur kardus packing" ledek Manda sedikit nge-gas.

"Itumah gaji lu. Penjualan lo ya yang aman tiap bulan"

"O iyayah" jawab Manda dengan menaik turunkan alisnya sembari tersenyum bahagia meledek Hanggi.

"Eh Cil" panggil Manda saat seseorang lewat dari sampingnya.

"Chell. Rachel!!" perjelas Rachel

"Sama aja pun" Ucap Manda

"Kak Ranty kok belum turun cil?" tanya Manda heran.

"Oh, dia sakit kak Man" beritahu Rachel yang baru turun dari lantai 3.

"Hahh??" Manda kaget lalu berlari ke lantai 3.

Saat ingin membelok ke lorong menuju lantai 2. Gdebub, dahi Manda terbentur ke kepala Ali yang ingin masuk ke toko. Dan benturannya itu cukup keras.

"Aduh sakit banget" Manda membungkuk, meringis kesakitan sembari memegang keningnya.

"Eh-" ucap Ali terdiam menatap Manda dengan kedua tangan terangkat seperti ingin memegang kening Manda. Namun Manda langsung berlalu.

______

"Waaaak, lo kenapaaaah" Teriak Manda yang masih berada ditangga.

Manda buru-buru membuka pintu kamar Ranty, mendekat ke Ranty yang terbaring di tempat tidurnya. Manda lalu memegang dan memeriksa kening Ranty.

"Aduh panas banget" ucap Manda spontan.

"Lo udah makan Wak?"

"Udah, tapi ga banyak, kalo makan mau muntah" ucap Ranty lemas.

"ih kok bisa gini sih, orang tadi lo masih jualan"

"Awalnya perut gue kambuh. Mungkin karna gue ngikutin lo makan tempe mercon itu, abis itu badan gue ga enak, trus kepala gue sakit"

Phone Promoter (Sedang Direvisi Jangan Dibaca Nanti Bingung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang