1. Hujan

27 14 13
                                    

Sore itu hujan turun dengan sangat deras namun tenang, ya tidak ada petir hanya suara hujan turun sangat deras, jam sudah menunjukkan pukul 16.00. Seorang mahasiswi semester akhir—Rena sedang berkutat dengan benda yang ada di depannya. Didalam benda itu terdapat banyak file-file penting yang membuatnya harus rela begadang, memutar otaknya, dan sampai rela tidak makan demi menyelesaikan tugas tersebut, ya skripsi.

"Ah sial, bagaimana ini?" ucap gadis itu kesal, karna tiba-tiba file yang dia simpan hilang.

"Bagaimana bisa? aku selalu menaruhnya disini," gerutunya sambil mengutak-atik benda di depannya.

tiba-tiba...

"Renaa, makan dulu sayangg!" teriak Bundanya—Lastri dari lantai bawah.

"Iyaa Bundaa, sebentar!" gadis itu pun teriak menyauti Bunda nya yang berada di lantai bawah.

Rena menggeleng-gelengkan kepalanya, dia bahkan sudah merelakan jam tidurnya demi menyelesaikan skripsi nya, mengapa bisa hilang? gadis itu pun hanya menangis kecil, mau bagaimana lagi? dia harus menyelesaikan nya lagi agar dia cepat lulus. Mau bagaimana lagi? kalau dia tidak menyelesaikan nya, dia bisa-bisa ga lulus-lulus.

"Mamaaa, file nya ilangg aaa," rengeknya dari dalam kamar.

"Aku pusing skripsian, mau nikah aja!" teriak gadis itu frustasi.

Bundanya  yang tidak sabar karena anaknya—Rena tidak kunjung kebawah untuk makan sore bersama akhirnya dia pun bergegas menuju ke lantai atas menuju kamar anaknya, pasalnya dia belum makan sedari pagi tadi karena sedang bergelut dengan benda yang ada didepannya itu. Bundanya yang sudah sampai di depan kamar Rena pun tidak sengaja mendengar teriakan kecil anaknya. Bunda-nya hanya tersenyum tipis.

"Yasudah, Bunda carikan calon buat kamu," ucap Bundanya yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Rena tanpa permisi.

Gadis itu pun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut, dan dia kaget ternyata sudah ada Bundanya di balik pintu kamarnya.

"Iii Bundaa, ga ucap salam dulu," ucapnya kesal.

Bunda pun hanya tersenyum kecil melihat tingkah anaknya yang seperti itu.

"Ayo, makan dulu sayang, nanti nasinya keburu dingin loh," ajak Bunda—Lastri.

"Aaa Bundaaa, file-nya ilang." rengek Rena yang langsung memeluk tubuh Bundanya dan menangis pelan. "Hikss."

Bunda-nya yang merasa di peluk pun dia hanya tersenyum kecil dan membalas pelukan anak-nya sambil mengelus-elus kepala anaknya.

"Ayo, makan dulu sayang, nanti di lanjutin lagi kalau makan-nya sudah selesai, kamu belum makan lohh dari tadi pagi," ajak Bundanya lagi yang langsung di angguki oleh Rena.

Lalu, mereka pun berjalan menuju lantai bawah untuk menyantap makanan mereka.
Disana sudah ada Ayah, dan Adik Rena yang sedang menyantap makanan di depan mereka.

"Soree Ayahh, Bocill." teriaknya dari lantai atas.

"Soree sayangg," jawab Ayah Rena—Yudha.

"Soree boss besarr," jawab Adik—Claudia. Ya Rena selalu memanggil adiknya dengan sebutan Bocil.

Rena yang belum makan dari tadi pagi pun segera menyantap makanannya dengan sangat lahap.

"Jangan buru-buru sayangg, nanti keselek hati-hati," ucap Ayah.

Rena pun langsung menengok Ayah-nya yang hanya dibalas dengan senyuman, "Hehe, maaf Ayah."

"Ayo sayang, makan yang banyak biar kuat menghadapi kenyataan," ledek sang Bunda yang langsung di hadiahi tatapan oleh anaknya.

"Aaaa Bunda mahhh, pusinggg tauu!" teriak gadis itu.

"Husstt, Bunda gaboleh gitu, dulu juga Bunda gitu pas masih jaman-jaman kuliahan ahahaha." ledek Ayah yang langsung di hadiahi jitakan oleh sang Bunda.

"Yeee jangan ributt, makan dulu!" teriak Claudia kesal melihat kelakuan keluarga nya.

Mereka pun langsung menatap sang Adik kecil yang sedang menyantap makanan nya dan menjawab, "Siap Buk Bosss!" jawab mereka kompak.

Kemudian mereka pun melanjutkan makan sore mereka dengan tenang tanpa suara, hanya suara gemercik air hujan dari luar dan suara piring serta sendok.

"Bundaa, Rena sudah selesai, mau ke kamar dulu ya, mau lanjut skripsi-an." ucap Rena.

"Iya sayangg, sana langsung ke atas aja, biar Bunda yang mencuci piringnya." jawab sang Bunda sambil mengelus puncak kepala Rena.

"Siapp, soree bundaa, muahh," ucap Rena yang langsung mencium kening sang Bunda.

Gadis itu pun langsung beranjak menuju ke kamarnya serta melanjutkan mengutak-atik benda yang ada di depannya.

"Huhhh, capek,"

"Mau gimana lagi, aku harus menyelesaikan nya segera biar aku cepet lulus." gerutunya sambil memandangi laptopnya.

Andai dia punya lampu aladin, dia tinggal gosok-gosok saja agar keluar jin agar jin tersebut mau mengabulkan permintaan nya. Permintaan dia ga banyak kok, cuma mau ini cepat selesai dan agar dia bisa tenang dengan kehidupan perkuliahan ini yang dia kira menyenangkan—ternyata membuat otak dia ingin pecah. Haha.

Dua jam lamanya dia berkutat dengan benda di depannya, tiba-tiba sudah adzan maghrib, padahal dia kira ini masih jam 5 ternyata sudah adzan. Dia pun langsung mematikan laptop nya dan segera bergegas ke dalam kamar mandi untuk mandi. Dia berniat berendam untuk menghilangkan penat nya otak yang sedang amburadul itu. Yaa kamar mandi dia ada di dalam kamarnya.

Setelah selesai mandi, dia segera mengambil wudhu dan langsung melaksanakan sholat maghrib di dalam kamarnya.

Dan setelah selesai melaksanakan sholat, dia pun berdo'a agar dilancarkan semua urusannya dan berdo'a agar lulus tepat waktu. Kemudian dia bergegas memberekan mukenahnya dan menaruh nya kembali ke dalam lemari.

Gadis itu sudah mulai pusing untuk memandangi layar laptopnya, bagaimana tidak dia dari malam sampai pagi sampai sore sampai malam lagi terus berkutat dengan benda di depannya itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, kemudian dia berniat untuk keluar mencari angin untuk menghilangkan stress di kepalanya serta membeli es krim untuk mengembalikan mood nya yang sedang turun akhir-akhir ini.

Yaa, hujan sudah mulai reda, kini tinggal bekas air yang menggenang saja di jalanan, dia keluar menggunakan motornya tujuannya yaitu untuk menyegarkan pikirannya.

Setelah 15menit lamanya, ternyata dia sudah sampai di sebuah kedai es krim, dia pun memesan es krim rasa coklat, karna coklat itu bisa mengembalikan mood yang sedang turun.

Tanpa dia sadari dia pun ternyata menggunakan baju tipis berwana hitam, celana panjang, dan rambut yang di biarkan terurai. Sehingga dia pun merasa kedinginan, dia memeluk tubuhnya sendiri akibat kedinginan.

Tiba-tiba...

"Nih di pakai, lo kedinginan kan? kenapa keluar malem-malem ga pakai baju tebal?" tanya pria asing yang tiba tiba menjulurkan hoodie hitam miliknya kepada gadis tersebut.

Gadis itu pun melotot merasa kaget, karna ada orang asing yang tiba-tiba meminjamkan hoodie nya kepada dia.

"L-lo siapa?" tanya gadis itu.

Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, tiba-tiba pria tersebut duduk di samping gadis itu yang menambah Rena makin bingung, siapa dia?

"Nih dipakai, dingin," pria itu kembali menjulurkan hoodie nya kepada Rena.

Rena yang tidak enak pun akhirnya menerima nya, karna dia benar-benar sedang kedinginan sekarang.

"M-makasih," ucapnya gugup.

Pria itu hanya mengangguk singkat lalu kembali melihat handphone yang sedang di genggam.

"L-lo gimana? nanti kedinginan dong?" tanya nya.

"Gapapa, lo pake aja."

HAPPY READINGG🤩🖤‼️

GARA-GARA DIJODOHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang