1. KAFI DAN HARMONI NYA

14 3 0
                                    

1. KAFI DAN HARMONI NYA.

Semoga di perjalanan yang rumit ini, tidak melibatkan seseorang yang hanya datang sejenak, lalu pergi tanpa sebab.

-Kafi Albara

Hari Selasa dan mata pelajaran fisika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Selasa dan mata pelajaran fisika. Mata pelajaran itu, kini jatuh pada kelas 12 MIPA 4. Selepas siswa berpanas-panasan olahraga, mereka di suguhkan dengan mata pelajaran fisika. Mata pelajaran yang tidak disukai oleh 99,9% siswa.

"Rigel, sebutkan rumus energi potensial!" Seru Pak Banyu tanpa negosiasi.

Banyu Adinata, guru fisika peminatan paling kejam seantero SMA Lasvegas. Dengannya tidak menerima negosiasi dalam bentuk apapun.

"RIGELL!" Seru Pak Banyu lagi dengan suara yang naik satu oktaf. Namun sedikitpun tidak membuat Rigel terusik dari dunia mimpinya.

Rigel Cakra Mandala, --cowok dengan postur tubuh gempal dengan sejuta bahan tawa. Cowok itu masih setia di posisi ternyaman nya, meletakkan kepala di meja dan bersenang-senang di dunia mimpinya.

Kontan terlintas ide jail di kepala pak Banyu. Pria paruh baya itu mendekat pada Rigel dan mengeluarkan kamera ponselnya. Beberapa detik selanjutnya, pria paruh baya itu mengetik sesuatu di ponselnya.

"SIAPA YANG NYURUH KAMU BUAT TIDUR, RIGEL CAKRA MANDALA?" pekik pria berseragam PNS itu sembari menarik telinga kanan Rigel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SIAPA YANG NYURUH KAMU BUAT TIDUR, RIGEL CAKRA MANDALA?" pekik pria berseragam PNS itu sembari menarik telinga kanan Rigel.

Rigel mengangkat wajahnya kaget seperti di sambar kilat. "Aaa i-iyaa Pak. Ngg-ggak ada."

Cowok itu memekik kesakitan. "Lepasin pak, telinga saya mau copot ini."

Sebagaimana penerapan kata pertama sila ke-2 pancasila 'kemanusiaan' jadi pak Banyu melepaskan telinga Rigel yang sudah memerah sempurna.

"SEBUTKAN RUMUS energi potensial!" tegas pak Banyu mengulang perintahnya.

"Rumus energi pot-- potensi...," Jawab Rigel kebingungan. Ia mencoba merotasi kan otaknya mencari jawaban.

"APA?" Pekik pak Banyu di iringi tatapan mematikan.

Tidak tega melihat temannya dalam kesulitan, Arnav menulis rumus energi potensial di kertas dan melemparkannya pada Rigel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elegi KafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang