Happy Reading
•
•
•Leukimia stadium akhir
Wanita itu tengah terisak dikamarnya sembari menggenggam sebuah surat rumah sakit yang ia temukan di dalam kamar milik Arkan, putra sulungnya. Ia menatap tak percaya semua ini. Baru beberapa bulan ia menjalani kehidupan yang harmonis, kini ia dikejutkan lagi dengan penyakit milik putranya. Walaupun ia sudah diberi tahu oleh dokter yang menangani Arkan waktu itu. Tetapi apakah secepat ini penyakit yang tengah bersarang didalam tubuh Arkan bertumbuh. Andai ia mengetahui lebih dulu, mungkin ia dan suaminya akan membawa Arkan keluar negeri untuk pengobatan anak mereka,tetapi sekarang sudah terlanjur.
Tok tok tok
"Bunda,Arkan pamit dulu ya. Arkan mau main sebentar,"ucap Arkan didepan pintu kamar milik Amara.
Amara yang masih terisak langsung terdiam. Ia menetralkan suaranya serta menghapus air matanya tadi. Lalu Amara membuka pintu kamarnya dan menatap wajah putra sulungnya dengan tulus.
"Pulangnya jangan malam-malam ya. Ingat, jangan jajan sembarangan."
"Bunda,bunda sakit?"tanya Arkan.
"Ahk enggak. Ya sudah sana berangkat, katanya mau main,"tutur Amara seraya mengelus surai Arkan.
Arkan hanya menganggukkan kepalanya."Oke bunda. Bunda juga jangan capek-capek dirumah. Arkan berangkat dulu."Arkan bersalaman serta mengecup tangan milik Amara.
"Hati-hati,"balas Amara ketika melihat Arkan sudah berjalan meninggalkan dirinya. Amara tersenyum tipis ketika melihat Arkan keluar dari rumahnya.
Arkan mulai melajukan motornya. Saat diperjalanan,Arkan melihat ada pedagang aksesoris ditepi jalan yang sedang duduk termenung. Terlihat sepi dagangannya dan tidak ada satupun yang menghampirinya padahal dikawasan jalan tersebut lumayan banyak orang berlalu lalang. Arkan lalu menepikan motornya dan menghampiri pedagang tersebut.
"Permisi pak,ini jualan aksesoris kan?saya mau beli tapi lihat-lihat dulu boleh?"tanya Arkan dengan sopan.
Bapak penjual itu pun tersenyum dengan senang hati dan berdiri menyambut akan kedatangan Arkan."ah iya,boleh dek. Silahkan dilihat-lihat dulu,"ucap bapak itu sembari tersenyum.
Arkan langsung melihat-lihat koleksi aksesoris dari pedagang tersebut. Hingga netra matanya melihat jepitan yang lumayan lucu. Serta beberapa gantungan yang menarik perhatiaanya sedari tadi.
Arkan mengambil beberapa jepitan rambut serta gantungan kunci."Saya beli ini saja pak."
"Boleh-boleh,terima kasih ya nak."Pedagang itu kemudian membungkus barang yang Arkan beli tadi.
Arkan melihat ke arah jepitan yang ada digenggamannya."Buat bunda pasti cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMILIK ORIGAMI [UNPUBLISH]
Teen FictionArkan Aksarya, nama itulah yang terucap ketika melihat senja. Hidup dilingkungan keras membuat mental Arkan menjadi buruk. Ia memiliki saudara kembar bernama Athala. Athala selalu memperhatikannya, tetapi Athala juga yang membuat bencana bagi Arkan...