Rencana

35 5 0
                                    

Puncak lantai tertinggi Tenshukaku memiliki pemandangan yang indah untuk menerawang Kota Inazuma dari ketinggian. Semilir angin dari pagoda tertinggi kompleks Tenshukaku juga berhembus sejuk. Setidaknya itu yang bisa Thoma bayangkan jika suatu hari berkesempatan untuk naik ke puncak kastil termegah Inazuma ini. Namun sekarang dia di sini terkurung di puncak Tenshukaku karena disekap oleh Shogunate sebagai wadah pedang Musou Isshin.

Sejauh mata memandang, Thoma hanya bisa melihat langit dan pemandangan Inazuma kecil dari teras Tenshukaku. Doushin berjaga dengan sigap mencegah Thoma untuk melompat ataupun mencoba kabur dari Tenshukaku. Kediaman Kamisato terlalu jauh dari sini. Setiap pagi Thoma merutuki dirinya karena memberontak dari perintah Ayato dan Ayaka. Setelah Musou Isshin tersegel ke dalam tubuhnya, Thoma sudah tidak berhubungan dengan banyak orang lagi. Dia tidak bisa turun dari kastil ini, tidak bisa bercengkerama dengan binatang-binatang kecil dan para Doushin dengan kasar mengusir burung-burung yang mendekati teras karena curiga mereka adalah mata-mata.

"Gagak, jangan biarkan gagak mendekat. Gagak biasanya adalah pembawa pesan milik Lady Yae yang berafiliasi membantu Komisi Yashiro!" bisik salah satu Doushin ketika Thoma mencuri dengar pembicaraan mereka.

Selain para Doushin, Kujou Sara dari Komisi Tenryo adalah yang paling sering mengunjungi dirinya. Beberapa malam dia datang tanpa kata-kata atau hanya bertanya bagaimana kondisi Thoma sebagai wadah Musou Isshin. Sampai suatu hari, Kujou Sara mengeluh tentang kebisingan Komisi Yashiro yang menuntut untuk bertemu dengan Thoma untuk memastikan keselamatan orang mereka.

"Kalian boleh bertemu tapi kontak kalian akan sangat dibatasi," desis Kujou Sara menatap turun kepada Thoma yang terduduk di atas tatami menghadap dirinya.

Mata Thoma berbinar-binar mendengar hal tersebut. Dia tidak sabar untuk bisa bertemu dengan majikan-majikannya dari keluarga Kamisato.

-oOo-

Pelabuhan Ritou kini sudah padat dengan kapal-kapal asing setelah sepeninggalan Raiden Shogun, dengan Archon Electro selanjutnya yang belum muncul ke permukaan. Salah satu kapal asing yang melancong ke Inazuma adalah milik seorang Harbinger dari Snezhnaya yang bernama Tartaglia dengan nama kode...

"Panggil saja Childe," tampik Childe kepada Komisi Kanjou yang mengecek surat-surat perjalanannya.

Seperti rumor yang beredar, kedatangan Harbinger membawa tanda kekacauan di tanah kilat dan petir sama halnya seperti negara-negara lain. Meskipun begitu tidak ada yang bisa menghalangi Childe untuk berjalan santai memasuki Pulau Narukami sambil bersenandung riang di bawah langit mendung Inazuma.

"Aku mendengar nada yang asing bernyanyi di tanah pohon sakura suci, ternyata kamu orang yang disebut Balladeer?" panggil sebuah suara wanita yang menghentikan langkah Childe menuju ke dalam Kota Inazuma.

"Ah! Aku mencarimu kemana-mana. Terlihat lebih muda daripada yang diceritakan Scaramouche!" sapa Childe dengan lengan terbuka lebar siap bercumbu ria dengan sang wanita rubah berambut merah muda.

"Sungguh?" gelak Yae terkekeh halus. "Jangan menyanjung hal yang tidak perlu," dia mengibaskan tangan rampingnya menolak.

"Jadi dimanakah pedang keramat yang Scaramouche katakan itu?" girang Childe bersemangat.

"Ah, kamu datang di saat yang tepat. Shogunate sudah membeberkan keberadaan Musou Isshin yang ditinggalkan Raiden Shogun dan sekarang pedang itu sedang aktif kembali di dalam tubuh seorang pria," jelas Yae.

"Apa maksudmu di dalam tubuh seorang pria?" heran Childe.

"Sama seperti dulu Musou Isshin tersimpan dalam tubuh Raiden Shogun. Kini pedang itu tertanam di dalam tubuh seorang pria bernama Thoma," sambungnya.

"Oh? Apa tidak masalah kamu memberi tahu hal ini kepadaku? Sepertinya ada rubah Inazuma yang berpihak pada kami kali ini? Boleh kutahu alasannya?" goda Childe dengan tangan bertumpu pada pinggang.

"Ahaha, anggap saja ini hari keberuntunganmu dari Kuil Narukami. Aku akan mengawasimu dari Inazuma dan melihat apa yang akan kamu lakukan dengan pedang yang bisa membelah bumi," gelak Yae menampis pertanyaan Childe.

"Akan kuingat pesanmu. Jadi dimanakah aku bisa menemukan pria bernama Thoma ini?" Childe bersiap pergi.

"Akan kuberi tahu apa yang akan terjadi malam ini lalu kamu pikirkan sendiri cara untuk bisa mencuri Musou Isshin dari Shogunate. Bukankah seperti itu akan lebih menarik?" tantang Yae.

-oOo-

Ayato dan Ayaka dikawal dengan ketat saat memasuki Tenshukaku. Mereka diantar menuju ruang singgasana Raiden Shogun untuk menunggu Thoma turun ke bawah. Ayato melewati pertemuan yang sulit dengan para pemimpin klan yang lain mengenai Thoma dan Musou Isshin. Kesepakatan tri komisi Inazuma sudah sepakat untuk menumbalkan Thoma sebagai wadah Musou Isshin. Demi reputasi Kamisato, Ayato membual setuju untuk menunjukkan kesetiaan dan penghormatannya pada benda peninggalan Raiden Shogun.

Sebetulnya Ayato keberatan dan dia berencana untuk melarikan Thoma pulang ke Mondstadt agar tidak menjadi tumbal. Sayangnya dia gagal dan Shogunate mengendus tipu muslihatnya ketika Gorou datang untuk mempersiapkan pelarian Thoma.

Setelah menunggu beberapa saat, Thoma masuk dengan ditandang di dalam norimono yang semua sisinya ditutupi sudare transparan yang hanya memperlihatkan siluet Thoma yang sedang duduk. Ayaka terlihat risau dan Ayato sekilas mengernyit begitu melihat penampilan Thoma yang tidak jelas. Kujou Sara dan Kujou Takayuki berdiri di sisi masing-masing norimono Thoma, memandang turun kepada para Kamisato.

"Keberadaan Musou Isshin merupakan rahasia penting Inazuma. Kontak yang tidak perlu akan dianggap sebagai sebuah ancaman," Takayuki mengumumkan.

"Memandang bukanlah sebuah kontak yang dapat mengancam, Tuan Kujou," Ayato mengingatkan.

"Identitas wadah Musou Isshin tidak boleh diketahui oleh sembarang orang. Bahkan Nona Kamisato tidak seharusnya ambil andil dalam urusan ini. Kamulah yang membongkar rahasia duluan, Kamisato Ayato!" gertak Takayuki.

"Beginikah kalian memperlakukan sekutu kalian?" geram Ayato tetap tenang meskipun dengan wajah yang menggelap.

"Di tangan siapapun kecuali Archon Electro, pedang keramat Musou Isshin akan sangat berbahaya jika disalahgunakan oleh pihak manapun!" lanjutnya.

"Oh ya? Bukankah pihak Komisi Tenryo sedang menjalin hubungan yang erat dengan utusan dari Snezhnaya? Pihak negara berkekuatan militer tinggi adalah yang paling berisiko menyalahgunakan kekuatan Musou Isshin," balas Ayaka membantu Ayato.

"Jangan naif, Yashiro. Persenjataan dan Musou Isshin bukanlah bidang urusan komisi kalian. Shogunate melapor bahwa kalian sedang berkoalisi dengan Jenderal Gorou dari Pulau Watatsumi untuk merencanakan kudeta. Setelah kesepakatan pemegang wadah Musou Isshin, apakah kalian berniat menggunakan pedang Raiden Shogun untuk kudeta?" dengus Kujou Sara membalas.

Thoma mendengarkan perdebatan sengit antara Komisi Tenryo dan Komisi Yashiro dari balik sudari norimononya. Proyek diskusi tri komisi kemarin memang sangat rahasia dan tidak ada yang menyadari bahwa pedang Raiden Shogun terlantar tanpa pengguna dan harus segera diamankan. Rencana Ayato gagal karena Thoma ceroboh dan reputasi Kamisato kembali tercoreng dibuatnya. Musou Isshin di dalam dada Thoma memang terkadang terasa mengganjal apalagi di tengah pertengkaran seperti ini, serasa pedang keramat itu memiliki kesadaran sendiri dan bisa merasakan aura di sekitarnya.

"Waka! Ojou!" Thoma melontarkan suaranya begitu saja padahal Shogunate sudah melarangnya bicara jika dia ingin bertemu dengan para Kamisato.

Ruang singgasana pun hening seketika.

"Aku baik-baik saja. Kalian tidak perlu khawatir," tenangnya dengan suara lembut.

Mendengar suara Thoma membuat Kujou Sara memerintahkan para Doushin untuk mentandang Thoma kembali ke puncak Tenshukaku dan mengurungnya di dalam sana. Ayato dan Ayaka hanya bisa bertukar pelototan dengan para Kujou. Keadaan sekarang menjadi panas dan tri komisi berjalan di atas cangkang telur setiap kali mereka hendak bertindak.

Di balik semua kekacauan di dalam internal tri komisi, tertinggal seorang pria berambut oranye dan berjubah silver yang menerawang puncak Tenshukaku sambil bersiul senang merencanakan pergerakannya esok hari sembari duduk santai di jendela kamar penginapannya.

Shelter YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang