#2. Langit Biru

300 45 6
                                    

Give Me Your Forever - Zack Tabudlo
00:00●━━━━━━━04:12
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Give Me Your Forever - Zack Tabudlo00:00●━━━━━━━04:12⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah kelas usai, Minato berinisiatif datang ke ruang guru untuk bertemu dengan Masaki. Lelaki dewasa itu kini tengah merapikan beberapa buku dan dokumen yang harus ia kerjakan sebagai guru di hari pertamanya. Ketika melihat seseorang yang menatapnya di dekat pintu, ia menatap dan berkata, “Masuklah, Narumiya,” ujarnya membuat anak lelaki yang awalnya ragu itu untuk masuk.

Mereka duduk saling berhadapan dengan Minato yang menatap Masaki dengan intens. “Anu ... Guru Masaki, ada hal yang ingin kutanyakan padamu.”

“Apa itu? Kau bisa menanyakan apapun padaku.” Masaki menautkan kedua jari-jari tangannya sambil menopang dagu.

Minato duduk tegap; menatap lurus tepat ke kedua netra Masaki. Dengan tenang ia bertanya, “Jika mengakhiri hidup bukanlah sebuah solusi, lalu menurutmu apa yang harus dilakukan dalam hidup—ketika kita bahkan tidak punya lagi tujuan hidup?”

Sejujurnya, Masaki cukup terkejut dengan pertanyaan yang Minato tanyakan—padahal ia pikir anak lelaki itu akan menanyakan seputar pelajaran yang kurang dikuasai atau seputar permasalahan anak SMA seperti biasa. Beruntung, Masaki cukup tenang untuk bisa menanggapi yang yang ditanyakan oleh Minato. “Kenapa kau bertanya hal ini? Apa kau berniat untuk mengakhiri hidup?”

“Jawab pertanyaanku, bukan malah bertanya kembali.”

Masaki tertawa kecil karena melihat reaksi Minato menurutnya sangat lucu saat marah. “Baiklah, aku akan menjawab. Setiap makhluk hidup memiliki masalahnya masing-masing, dan setiap makhluk hidup memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Namun, yang bertahan adalah ketika ia mampu beradaptasi karena jika ia mampu beradaptasi ketika tujuan hidupnya hilang—maka ia akan mencari tujuan lain. Semudah itu.”

“Bagaimana jika hal itu sulit dilakukan?”

“Berarti gagal. Tandanya hanya menjadi pecundang yang bahkan tidak mempercayai dirinya sendiri.”

Minato terdiam tetapi kemudian mengangguk dan bangkit. “Terima kasih, Guru. Kalau begitu aku pamit kembali ke kelas.”

Belum sempat Minato benar-benar pergi, Masaki kembali berkata, “Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu yang berharga—cintai dirimu sendiri dan lihat sekitarmu.”

Setelah kepergian Minato; Masaki masih memandangi kursi yang tadi Minato duduki. Ia sedikit menghembuskan napas—merasa kesal—terlihat sok keren di hari pertamanya mengajar. Ya, berbicara memang mudah padahal dirinya juga bukan orang-orang hebat di dunia ini. Ia bahkan belum berdamai dengan masa lalunya tetapi mampu mengeluarkan kata-kata mutiara yang pastinya hanya akan menjadi bahan lelucon. Padahal ia berniat hanya ingin mengajar dengan tenang untuk beberapa waktu—melupakan beberapa beban yang membuat hidupnya berantakan.

I Love You Teacher | MasaMinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang