10🖤💖

114 5 0
                                    

Reading...

___________

5 hari kemudian...

hari-hari yang dilalui sudah berubah, sekarang kami bekerja dengan tentram, Jisoo kembali lagi seperti dulu, dan sekarang dia sudah lebih hangat orang nya.

"Eonni, Rosé mengambil Es Lisa" dan sekarang pun kami lebih manja dengan Jisoo, dan kadang kadang kami membahas Jennie.

"sudah berikan kepada Eonni es nya" Rosé pun memeberikan memberikan Es itu, sontak Jisoo memakan Es itu, dengan malas Lisa dan Rosé kembali duduk.

yah mereka sedang di rumah pohon, sekarang rumah pohon ini semakin cantik.

Mereka memelas sambil melihat kijauwan burung terbang disana, lamunan kamu terbuyar karena bungsu teringat ponsel, Rosé mengambil Ponsel nya ternyata itu Jimin, Rosé pun mengangkat telepon itu.

Jimin.
Rosé, kapan kamu mulai kerja lagi?

Mungkin besok

yah udah aku tunggu besok

iyah.

Tut...

"Siapa?" tanya Jisoo.

"Jimin, katanya kapan mulai kerja, kataku besok" balas ku.

"aku juga besok kerja juga deh" ucap Lisa.

"Iyah, rasanya sepi gak ada Jennie" lanjut Jisoo.

"iyah"

Rosé Tiba-tiba terisak di sudut rumah pohon, Jisoo dan Lisa yang mendengarnya langsung memeluk Rosé, kenapa Rosé? kenapa dia bisa menangis?

"Rosé kenapa kau menangis?" tanya Jisoo, yang masih memeluk Rosé.

"Hiks Hiks, waktu Aku sakit, Aku bermimpi Jennie Eonni, kata Eonni Jennie kayak gini Rosé apakah kamu mau ikut sama Eonni, Eonni sendiri disini, kalau kau tidak mau kamu harus janji harus bahagian keluarga, haru perbaiki sikap Jisoo Eonni dan membuat Jisoo Eonni lebih hangat dengan kalian" Rosé menirukan Jennie didalam mimpi.

semua terisak mendengar cerita Rosé, mereka saling memeluk dengan nangis menyertai.

"Hiks Hiks kenapa, kenapa tidak adil buat kita, kenapa kebahagiaan tidak berpihak kepada kita" ucap lisa, rasanya iya ingin menyalakan takdir tapi tidak.

"Sudah ayo kita kekamar, kita tidur dikamar Lisa saja" relai Jisoo, mereka menggangguk dan bangkit dan berjalan pergi dari sana.

Keesokan harinya, mereka tengah di perjalanan menuju tempat kerja mereka.

Rosé POV.

Hari ini aku masuk kerja lagi, beberapa hari belakang aku gak bekerja kerna meninggalnya Jennie, yah itu betapa sedihnya kami saat itu, setiap sudut rumah ini kami selalu terbayang akan Jennie.

aku tengah duduk di sofa ku, kenapa aku belum melatih?, karena Murid ku belum datang aku emang datang pagi-pagi sekali, tapi kebetulan Jimin datang juga, jadi tidak sendirian deh diruangan ini.

"Rosé, tumben kau datang pagi sekali" tanya Jimin, Aku mendongak melihatnya dia sedang menampilkan senyumnya, akupun membalas.

"iyah" balas ku singkat, lalu menunduk.

"Boleh saya duduk" ucap nya minta izin untuk duduk disamping ku.

"boleh, silahkan" aku menggeser untuk memberikan ruang untuk dia duduki.

"aku turut berduka cita yah, atas meninggalnya Eonni kamu" ucap Jimin dan Aku menggangguk lalu menjawab.

"Iyah"

"bagaimana kalau pekerjaan sudah selesai kita ke pantai saja" ajak Jimin, Aku berfikir keras.

"baiklah" balas ku.

Beberapa jam kemudian pekerjaan kami maksud ku aku dan dia selesai, sekarang sedang di perjalanan menuju pantai.

Sekarang kami sudah sampai di pantai, Aku keluar dan duduk di Kursi bawah pohon, Aku teringat akan Jennie, tampa sadar air mataku menetes.

"Rosé kenapa kau menangis?" suara Jimin menyadarkan lamunan ku, tangan Jimin bergerak meletakkan tangan nya dimiliki dan menghapus air mataku, tidak lama kami pandang memandang dan pandangan kami terhenti karena ada penjual gelang yang menawari kami.

"Neng mas mau beli gelang" tanya Penjual gelang.

"Em iya pak" penjualan mendampingi kami dan kami memilih gelang yang kami suka, Jimin mengambil Gelang Hitam dan ber Inisial J, dengan gelang berwarna Pink dan ber inisial R, Jimin memberikan jelang Ping itu dan aku mengambil nya tidak lupa mengucapkan terimakasih.

kami memakai gelang itu secara bersamaan, lalu Jimin membayarnya dan penjual itu pergi.

"Sekarang kamu pakai gelang itu, anggap aja itu sebagai tanda pertemanan kita" Ucap Jimin, dan Aku menggangguk.

"iyah" balas singkat yang bisa kuberikan, Aku melihat jam di pergelangan tangan ku, jam menunjukan angka 5:45.

"Jimin ayo pulang, nanti Jisoo Eonni cariin, ayo" aku tampa sadar memegang tangan Jimin, hening tidak ada pembicaraan rasanya waktu berhenti sejenak, dan kami tersadar bersamaan lalu aku melepas pegangan tangan kali dan lanjut berjalan.

-TBC-

Bagaimana Chptr ini?

Gak usah banyak basa basi..

marini kita lanjut)))).

🖤💖

Girl Crush [Blackpink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang