Hari pertama aku disini, terasa cukup baik tapi juga sedikit buruk. Aku yang belum terbiasa dengan tempat ini merasa sedikit terbebani. Apalagi kak Namjoon langsung pulang setelah mengantarku kemarin. Dengan sedikit nasehat yang membuat ku pusing karena sudah terlalu sering diulang-ulang. Dan juga aku sedikit kesepian setelah menatap punggungnya yang kian menjauh dan melihat mobil tuanya yang semakin menghilang. Tanpa handphone tentu saja, secara aku sekolah di sekolah asrama. Mana mungkin aku dibiarkan memakai handphone dengan usiaku yang baru 16 tahun. Yeahh....kau tau di negaraku ini dibilang dewasa itu dari 20 keatas. Huffhhh...aku menarik nafas pelan.
" Ok Jimin, ayo kita mulai hidup baru disini. Jangan menyusahkan kak Namjoon yang sudah susah payah menyekolahkanmu disini", Ujarku menghibur diri.Malam pertamaku disini cukup baik, aku bertemu teman-teman asrama ku di waktu hampir gelap. Mereka memang Datang ketika sudah hampir malam kalau diwaktu libur. Sedangkan di hari biasanya mereka tidak diizinkan pulang dan harus menginap disini layaknya sekolah agama asrama pada biasanya.
"Jimin, mau antri mandi bersama ku? " Itu jungkook teman baruku. Dia juga sekamar denganku. Orang pertama yang mau berkenalan denganku. Gadis manis dengan gigi kelinci yang imut. Matanya besar dan badannya sedikit berotot? Kurasa karena dia suka olahraga. Tapi lain dari itu wajahnya sangat imut seperti wajah bayi. Sangat cantik.
"Tentu, aku juga tidak tau dimana letaknya. Dan kau tau ini sangat dingin, aku belum terbiasa mandi pukul 5 pagi begini ohh...ayolah bahkan ini masih sangat gelap. Udara dingin menusuk kulit karena disini daerah pegunungan. Aku tidak tau kalau di asrama mandi jam segini dan masuk kelas jam 6 pagi. Ohh...tuhan. aku tidak tau aku akan kuat disini atau tidak" aku mengeluarkan unek-unekku begitu saja.
"Hahahahahha....kau sangat lucu dan juga imut. Aku tidak percaya kau sudah 16 tahun", Jungkook lalu tertawa keras-keras. Menyebalkan. Dari mana lucunya coba. Karena kesal aku meninggalkannya dan berjalan terlebih dahulu. Tanpa sadar bibirku yang sudah tebal ini maju sampai monyong.
"Tunggu kak, jangan ngambek aku hanya bercanda..!!! Kak Jimin.....!!! Nanti kau tersesat" aku menghentikan langkahku. Yeahh...aku baru sadar kalau aku tidak tau jalan.
"Jangan meledekku lagi. Kau tau aku lebih tua sedikit darimu. Dan aku tidak lucu" aku mengomel pada Jungkook tepat saat dia sampai didekatku dengan nafas tersengal karena mengejar ku.
"Ok, kakakku yang cantik. Ayo mandi". Ajaknya sambil menggandeng tanganku
Setelahnya kami diam sepanjang perjalanan. Aku tidak terbiasa dengan Susana ini. Dan kenapa pula mereka menaruh kamar mandi umumnya jauh sekali dibelakang? Menyebalkan sekali.
"Kooky, sudah berapa lama kamu disini?" Aku memecah keheningan.
"2 bulan mungkin, kenapa kak?"Jungkook berhenti berjalan dan menatap ku.
"Apa menyenangkan?" Tanyaku hati-hati. Takut yang lain juga mendengarnya. Karena kami sudah sampai tempat kami bisa mengantri.
"Mmmm....itu, nanti saja kita cerita ya. Ayo mandi" dia menarikku untuk masuk kekamar mandi. Karena memang kita bisa mandi bersama dua atau 4 orang sekaligus dikamar mandi yang disediakan. Jujur ini hal baru bagiku dan ini terasa sangat canggung. Bayangkan saja kau mandi beramai-ramai dengan orang lain. Walau mereka sama-sama perempuan denganmu. Jujur saja ini sedikit membuat ku malu. Aku tidak terbiasa memperlihatkan badanku pada orang lain. Apalagi mandi bersama, tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya. Yahh... seharusnya aku tidak kaget, berada disini saja sudah luar biasa barunya bagiku.
..."Aku akan cerita nanti saat kita pulang sekolah. Kak Jimin tau kan kalau disini kita diawasi oleh penjaga asrama. Jadi nikmati saja seolah tidak terjadi apa-apa. Kak Jimin mungkin akan bertemu hal yang lebih tidak kak Jimin sangka lagi kedepannya. Jangan panik dan tetap tenang ok" dia mengedipkan matanya padaku sambil terus mengancingkan seragamnya.
"Apa maksudmu? Apa disini menyeramkan? Banyak hantunya atau bagaimana?" Aku panik, sejujurnya aku ini sungguhan penakut. Ini juga pertama kalinya aku pisah dengan orang tua.
"Tenang saja, ada aku. Kalau ada apa-apa katakan saja padaku ok" dia menarikku keluar asrama. Kami berjalan menuruni tangga dan masuk lorong kecil menuju kelas kami pagi ini. Kebetulan Jungkook sekelas denganku. Walau dia lebih muda dariku, dia bisa loncat kelas karena dari kecil dia memang sudah pintar dan penuh bakat.
"Ok, semua akan baik-baik saja kan?" Tanyaku sambil menggenggam tangannya untuk meyakinkan diriku sendiri.
"Tentu saja, ngomong-ngomong kenapa tangan kak Jimin kecil sekali" dia menatap tangan ku dalam genggamannya lalu tertawa begitu lepas.
"Menyebalkan, kau bahkan tidak bisa serius sama sekali". Aku berlalu meninggalkannya dibelakang yang masih tertawa.
........Disebuah kastil dengan arsitektur klasik yang megah berdiri di sebuah hutan yang tak tersentuh. Jauh dari pemukiman warga. Berada diceruk bukit paling tinggi. Kastil yang kadang terlihat oleh mata telanjang kadang tidak. Orang awam sering menyebutnya kastil para dedemit.
"Mereka pasti bercanda. Bagaimana mungkin mereka menyamakan kita dengan dedemit" hoseok menyuarakan ketidaksetujuannya dengan mata berapi-api.
"Sudahlah hoseok, kau memang seperti dedemit" sosok pucat itu bicara tanpa filter.
"Yakk....kak yoongi, bagaimana bisa kau mengatakan aku ini dedemit. Kau tau wajahku ini seperti pahatan dewa Yunani. Siapa yang tidak takhluk melihat diriku yang rupawan ini?" Hoseok sampai berdiri karena tidak terima dengan perkataan sipucat yang terlihat dingin itu.
"Aku yang tidak takhluk melihatmu hoseok-ah, justru kau terlihat menyedihkan. Apa kau tidak mau mencari pendamping? " Gadis manis dengan bibir sedikit tebal dan juga berbadan ramping dan tinggi. Rambut ikalnya yang cantik menambah rupawan dirinya. Dia terlihat seperti jelmaan Dewi Yunani.
"Kak seokjin, tega sekali " hoseok memasang wajah paling memelas yang pernah ada.
"Hentikan wajah menggelikan mu itu hoseok-ah, kau terlihat mengerikan" Kim seokjin gadis manis itu bergidik ngeri.
"Min yoongi, apa kau akan mulai mencarinya? Bulan merah akan muncul 6 tahun lagi. Kita harus punya persiapan. Kau tidak mungkin kehilangan separuh kekuatan mu terus bukan? Hanya dengan menemukannya kekuatanmu akan pulih" dia duduk di sofa panjang dekat hoseok.
Min yoongi, pria dengan mata sehitam malam itu hanya diam. Matanya lurus kedepan dengan raut mematikan. Sebenarnya seokjin sedikit ngeri dengan min yoongi walau seokjin lebih tua dari yoongi. Namun kekuatan yoongi itu istimewa, makanya dia menjadi ketua klan diumur nya yang masih muda bahkan sejak dia berusia 15 tahun. Kekuatannya disebut-sebut sebagai kekuatan titisan para leluhur, raja vampir. Min yoongi itu misterius, irit bicara dan tidak suka basa-basi. Kulitnya seperti salju, bahkan lebih putih dari pada seokjin yang notabene adalah seorang perempuan. Meskipun kulit mereka memang nyatanya putih pucat, tetap saja kulit min yoongi jauh lebih putih pucat dari mereka. Posturnya tidak setinggi hoseok dan taehyung adiknya. Tapi dia memiliki aura mematikan yang tak bisa disentuh oleh siapapun. Rambutnya ikal dan sedikit panjang. Meskipun mematikan dia adalah sosok paling rupawan. Meskipun adiknya Kim taehyung digadang-gadang sebagai jelmaan para dewa dan pria paling tampan di dunia. Yahh...kau tau, susah menentukan siapa yang paling indah diantara mereka. Keindahan mereka seperti berada di luar galaksi.
"Aku akan pergi" min yoongi berlalu begitu saja tanpa menjawab ucapan seokjin.
"Yak pucat sialan, meskipun kau ketua bukan berarti kau seenaknya yakkkkkk......!!!!!" Seokjin memang terbiasa kalau marah bicara dengan sangat cepat. Yahh....hanya seokjin satu-satunya vampir yang berani begitu pada min yoongi.
"Sudahlah kak, kau seperti tidak mengenal yoongi saja" hoseok menenangkan seokjin yang terlihat berapi-api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing In The Moon (Yoonmin)
FanfictionPark Jimin, seorang gadis belia yang bertemu dengan min yoongi vampir dingin yang mempesona. Bagaimanakah kisah mereka berdua? #yoonmin #sugajimin #fantasi #bts