Hey, there! Makasih banyak udah klik cerita ini. Antusias banget pengen upload. Jangan lupa tap bintangnya dan tambahkan ke library, biar gak ketinggalan new pages. Doain ya bisa konsisten. Happy reading 🥰
***
"Saya cukupkan rapat sampai di sini. Silakan bisa melanjutkan aktivitas masing-masing," pungkas Fahmi, Pemimpin Redaksi Majalah Kampus Metamorfosis mengakhiri rapat redaksi di suatu siang.
Kantor Metamorfosis dengan nuansa warna putih biru itu segera ditinggalkan oleh para penghuninya seusai rapat. Hanya menyisakan beberapa orang, mereka memilih tinggal untuk bisa menyelesaikan tugasnya. Termasuk Naysilla.
Beberapa hari menjelang deadline terbit majalah, ia menghabiskan waktunya di kantor agar tidak membawa membawa pekerjaan ke rumah. Ini yang menjadi aktivitas rutin satu tahun belakangan saat terpilih menjadi Sekretaris Redaksi. Ia harus berkejaran dengan waktu untuk berbagi antara tugas kuliah dan job desc Sekretaris Redaksi.
"Nay, notulen rapat hari ini tolong share di grup ya. Oh ya, kontributor yang mau ngisi kolom feature udah ada kabar lagi?" tanya Radit sambil menuang satu sachet kopi ke dalam cangkir.
"Aman, Kak. Nanti aku follow up lagi. Kabarnya sih kemarin mau finishing tiga hari lagi," jawab Naysilla yang direspon dengan jempol.
Hari semakin sore. Karena asyik menyelesaikan pekerjaannya, Naysilla lupa dengan janji bertemu dengan tiga sahabatnya.
Alma is calling
"Nay, lo di mana? Kita bertiga udah di Good Mood nih," kata Alma di seberang sana dengan menyebutkan salah satu kafe favorit mereka. Bukan tanpa alasan, Alma ingin bertemu karena ada tugas kuliah yang harus dibahas bersama.
"Ya ampun, sorry Al. Gue lupa. I'll be there soon. Wait me for ten minutes." Gadis berjilbab tosca itu pun langsung menyambar ranselnya dan keluar kantor untuk berlari ke parkiran.
Sesampainya di Good Mood Coffe
Naysilla melambaikan tangannya setelah sudut netranya menemukan tiga sahabatnya yang duduk di bagian kiri dekat dengan kasir.
Alma, Karin, Zavira, dan Naysilla adalah teman satu kelas dan satu prodi di Kampus Bina Bangsa. Saat kegiatan Masa Orientasi Kampus, mereka berempat datang terlambat dan mendapatkan hukuman dari senior. Sejak kejadian itulah mereka akrab, apalagi setelah tahu bahwa mereka mahasiswa satu prodi, dan pada semester ini mereka duduk di satu kelas. Alma yang perfeksionis, Karin yang periang, Zavira perempuan berkaca mata yang pendiam, dan Naysilla yang mandiri. Keempatnya menemukan frekuensi yang sama sehingga merasa nyaman berada salam satu circle.
"Nih, matcha latte sama pisang bakar cokelat keju kesukaan Nona Naysilla Azzura," masih dengan sedikit perasaan jengkel, Alma menyodorkan segelas minuman berwarna hijau dan sepiring pisang bakar topping keju yang menggiurkan di atasnya.
"Thank You, Miss Perfect." Naysilla tertawa melihat teman yang suntuk karena dirinya yang terlambat datang.
"Pak Agus nanyain lo lagi, Nay. Katanya, mana ini Naysilla, masih niat gak sih jadi mahasiswa. Jadi Mahasiswa kok izin terus." Ungkap Karib menirukan logat Jawa Pak Agus.
Keempatnya tertawa mendengar Karin. Naysilla hanya mengulang penjelasan kalau tadi absen jam terakhir karena ada rapat redaksi dadakan di kantor Metamorfosis.
"Ya udah, biar gak kemaleman kita langsung bagi aja ya tugas makalahnya," ajak Zavira sambil mengeluarkan buku catatan.
Kalau masalah tugas begini, Zavira lah yang selalu diandalkan. Dari A-Z semua mata kuliah, bisa dia kuasai. Sambil mendengarkan penjelasan Zavira, sesekali mereka mengunyah makanan yang dipesan.
Cahaya matahari perlahan memudar, digantikan dengan perpaduan warna oranye, kuning keemasan, dan merah yang mendominasi langit. Jalan raya disesaki dengan pengendara yang tak sabar ingin sampai pada tujuannya, rumah. Tempat yang memberikan rasa nyaman.
***
Gimana, gimana?? Ada yang samaan dengan Nay? Mahasiswa 20 tahun yang jadi Sekretaris Redaksi? Penasaran gak sama ceritanya? Sini, kita kumpul di kolom komen 😊
YOU ARE READING
Next Pages
RomanceNaysilla Azzura, mahasiswa berusia 20 tahun yang mandiri, supel, dan easy going. Sejak menjadi Sekretaris Redaksi Majalah Kampus Metamorfosis, hari-harinya penuh dengan deadline. Ia harus kreatif untuk menentukan next pages, bagaimana halaman selanj...