Jalanan lengang sekali malam ini, sepi. Gadis berusia empat belas itu hanya diam diantara tumpukan barang, menyaksikan kedua orang tuanya tertawa-tawa di depan.
"Nanti kita harus ke pantai, Mas."
"Minggu depan pasti kita ke sana."
Ia tidak mengerti kenapa orang tuanya sangat bersenang-senang dengan liburan keluarga ini, merasa kalau hal yang merekalakukan tadi menyenangkan. Padahal ia sama sekali tidak merasa begitu, Ia lelah, melakukan semua yang orang tuanya butuhkan, menjaga tumpukan barang, tidak diperbolehkan bermain, sekarang saja Ia harus duduk diantara koper, menghalangi ruang untuk bergerak bebas.
Jalanan lengang sekali malam ini, sepi. Tanpa disadari dari arah berlawan sebuah mobil melaju dengan kecepetan penuh, tidak ada yang bisa menghindar lewat jalanan satu arah. Gadis itu berteriak, "AWAS!"
Dalam hitungan detik dua mobil hancur mengenaskan, suara berdebum menggelegar dipenjuru jalanan, menghalau sunyi yang tadinya melekat. Tabrakan hebat itu tidak dapat dihindari, entah bagaimana nasib si penumpang dari masing-masing mobil.
Ditengah kekacauan itu, seorang gadis masih sanggup membuka matanya sambil meringis, mencari celah untuk keluar, tangan kecil nya meraih kenop mobil, membuka pintu. Akhirnya ia berhasil keluar, menyeret tubuh bersimbah darah menjauh dari tempat kecelakaan.
Ia menangis, menjerit tertahan meminta tolong, kakinya sama sekali tidak bisa digerakan karena sempat terjepit barang-barang. Hanya dengan menggunakan kedua tangan Ia mencoba untuk mencari pertolongan.
"Tolong..."
Namun tiba-tiba, saat masih berjarak beberapa meter dari lokasi, saat belum sempat menjauh, suara ledakan disusul dengan berjatuhannya barang-barang memekakan telinga, berdebum dari belakang. Ia menutup telinga dengan sekuat tenaga, tangis semakin tak terkendali, rasa takut membuatnya tidak bisa bergerak, tak sadar kalau salah satu puing-puing mengerah kearahnya, menghantam tubuh rapuh yang belum sempat menghindar. Semuanya terjadi dalam hitungan detik. Tragedi malam itu merenggut banyak harta dan orang tersayang. Tentu saja, menjadi awal cerita ini bermula.
• SERENDIPITY •
Senang sekali kamu berkenan meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, tolong vote dan komen ya, jangan lupa baca cerita aku yang lain, see u 👋🏻
2023/04/17
Follow ig: ysmnyz_
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY
Teen FictionKeenan pikir ia hanya menganggap Alleza sebagai teman serumahnya, tidak lebih. Tapi... "BALIKIN LEZA GUE!" *** Dalam beberapa menit semuanya lenyap. Alleza menangis menyeret tubuhnya yang bersimbah darah, menjerit tertahan meminta tolong. Tragedi m...