4. Video

460 63 5
                                    


Jeno mulai melakukan rehabilitasi hari ini. Tubuhnya yang kaku sudah mulai boleh digerakkan. Mulai dari tangan dan kaki nya. 

Jeno menghela napas nya. Ia merasa sangat tidak bersemangat. Dan beberapa kali menengok e arah pintu ruang rehabilitasi. Seperti menunggu seseorang. Dokter Yoo melihatnya. Ia tersenyum dan berjongkok di depan Jeno yang sedang duduk di kursi roda.

"Jeno? Ada apa? Sepertinya kamu tidak fokus."

Jeno mengulum senyumnya dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada, Dokter. Hanya.."

Dokter Yoo mengerutkan dahinya.

"Hanya apa?"

"Hanya saja aku sedang menunggu kekasihku. Biasanya dia selalu datang. Tapi entahlah, beberapa hari ini dia tidak ada kabar dan tidak datang juga mengunjungi ku."

Dokter Yoo mengangguk pelan.

"Masalah anak muda rupanya. Siapa nama pacarmu?"

"Renjun."


***


Beberapa hari yang lalu

Dimana kejadian Jaemin membawa bunga untuk Renjun mengejutkan satu kampus. Yang lebih mengejutkan nya adalah Renjun menerima bunga itu. Dan membuat gosip dimana-mana.

Chenle, sahabat Renjun tidak habis pikir dengan Renjun. Ya ia tahu, beberapa hari itu Renjun sedikit agak dekat dengan Jaemin dan beberapa kali makan siang di kantin bersama. 

Sore hari setelah memberi Renjun bunga, Jaemin menyeret Renjun masuk ke mobilnya dan menculik Renjun menuju sebuah restoran. Restoran yang menurut Renjun cukup fancy. Ia bahkan belum pernah ke tempat itu sebelumnya.

"Jaemin, kita akan apa?"

Renjun yang masih mencerna semua kejadian itu hanya ikut dengan tatapan bingung sembari membawa bouquet bunga mawar dari Jaemin. Jaemin menoleh ke belakang dan tersenyum. Ia bawa Renjun menuju rooftop restoran. Disana sudah ada puluhan lilin menyala dan serpihan bunga berwarna kuning.

Renjun terperangah. Ia benar-benar dibuat kejut oleh Jaemin dua kali dalam satu hari. Ini adalah impian Renjun. Ia selalu memimpikan ia dibawa oleh seorang pangeran yang romantis dan diberi kejutan seperti sekarang ini.

"Jae..min."

Jaemin mempersilahkan Renjun untuk duduk di kursi. Renjun duduk dengan pelan dan menatap sekelilingnya. Jaemin juga duduk di depannya dan tersenyum tipis.

"Kamu menyiapkan ini untuk aku?"

Jaemin mengangguk ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Renjun.

"Betul. Ini semua untuk mu Renjun."

Renjun menggigit bibir bawahnya.

"Tapi kenapa?"

Jaemin berdecih. 

"Masih bertanya? kau goblok atau apa?"

Renjun menggelengkan kepalanya.

"Maksudku kenapa aku? Aku adalah pacar temanmu. Aku pacar Jeno, Jaemin."

Jaemin berdiri dan mengambil sebuah remote. Ia nyalakan proyektor yang terpampang di sudut rooftop. Layar proyektor itu kemudian memutar sebuah video. Cuplikan itu di awali dari Jeno yang sedang duduk bersama teman-teman basketnya. Renjun mengerutkan dahinya. 

"Ini... Jeno sewaktu ospek?"

Jaemin memberi Renjun isyarat dengan meletakkan telunjuk di bibirnya. Menyuruh Renjun diam.

"Kau lihat dia? Itu anak yang memakai hoodie berwarna coklat?"

Seorang senior menyenggol bahu Jeno.

"Lalu kenapa hyung?"

"Ayo taruhan. Ajak dia kencan. Dan jika bisa, kau akan dapat satu juta won dari ku."

Tampak Jeno terperangah mendengar nominal yang ditawarkan oleh sang senior.

"Kau serius hyung?"

"Iya."

Kamera itu menyorot anak berhoodie coklat. Renjun yang sedang makan eskrim.

Renjun menutup mulutnya dan perlahan matanya meneteskan air mata. 

"Jadi.. selama ini Jeno menjadikan aku taruhannya?"

Jaemin mematikan proyektor itu dan kembali duduk di depan Renjun.

"Sudah lama aku ingin mengirimkan video ini untukmu, Renjun. Tapi selalu saja ada halangan."

Renjun menghapus air matanya kasar.

"Jahat."

Jaemin mengangguk.

"Iya. Dia memang jahat Renjun. Dia tidak pantas bersama mu."

Renjun membuka menu yang ada di meja dan memilih makanan. Jaemin diam-diam tersenyum.

"Pelayan. Aku ingin steak tenderloin dan beer."


***

Mobil BMW itu berhenti di depan rumah yang cukup luas. Renjun mengambil tas dan bouquet nya dari jok belakang.

"Jaemin, terimakasih ya. Berkat kamu aku jadi tahu Jeno seperti apa."

Renjun tersenyum dan dibalas dengan Jaemin yang menganggukan kepalanya.

"Iya sama-sama. Sudah malam, lebih baik kau masuk."

Renjun menundukkan kepalanya.

"Selamat malam, Jaemin."

"Iya selamat malam."

Renjun turun dari mobil Jaemin. Jaemin yang agak merangkak untuk menutup pintu dari sisi Renjun agak terkejut dengan Renjun yang memegang tangannya.

"Be-besok, apakah boleh aku ikut denganmu ke kampus? Kebetulan papa sedang tidak ada di rumah dan ia tidak bisa mengantarku."

Jaemin menyunggingkan senyumannya.

"Tentu, princess. Dengan senang hati."


Satu langkah yang bagus, Jaemin. Targetmu bahkan yang menginginkanmu terlebih dahulu.


tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Me (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang