1. MENCOBA MEMPERBAIKI RASA

6 2 0
                                    

Happy reading!

Apa kabar semuanya?

Sehat selalu untuk kalian❤️

' Pada dasarnya, rasa juga memiliki masa berlakunya.'

****

Langit sedang berkumpul bersama keempat temannya di warung Bu Rejo (BURJO), kebiasaan mereka jika kelas jamkos bukannya menetap dikelas malah nongkrong, biasanya mereka akan menghabiskan waktu dengan merokok, meminum es, makan, bermain game dan mengobrol layaknya cowok jika sedang berkumpul.

"Gimana keadaan lo Bit?," Tanya Langit membuka suara setelah beberapa menit hening sibuk dengan makanan masing-masing.

Sabit Neptunus. Biasa dipanggil Sabit oleh orang sekitarnya, cowok itu baru masuk sekolah lagi setelah seminggu dirawat dirumah sakit karena kecelakaan motor waktu sepulang sekolah.

"Seperti yang lo lihat, Lan, gue sehat lahir batin sampai kapanpun." Jawabnya percaya diri tak mau terlihat sakit didepan teman-temannya.

Alam melirik sekilas Sabit yang duduk disebrangnya. "Gayaan lo, kemarin aja udah kayak orang mau mati." ujarnya mengigat beberapa keluhan dan perkataan nyeleneh dari mulut Sabit dirumah sakit waktu keempat temannya menjenguk.

"Iya tuh, mana pake nitip segala," Lintang berdehem. "Gue nitip nyokap gue ya, gue nitip ikan arwana gue jangan sampai mati sebelum kawin sama ikan arwananya Utara, gue nitip Bunga juga sama kalian." Ujar Lintang yang mengigat sepenuhnya perkataan Sabit dirumah sakit dua hari lalu.

Keempatnya pun tertawa mendengar juga melihat Lintang yang menirukan perkataan Sabit sangat amat persis, terkecuali Utara yang hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Yaelahh itu mah gue cuman ngetes lo pada, seberapa pedulinya sama gue." kata Sabit yang masih saja mengeles.

"Ngetes si ngetes, tapi gak bikin orang khawatir dua puluh empat jam juga sat!." Balas Alam ketika mengigat 2hari lalu, dimana keempatnya memilih menginap dirumah sakit jaga-jaga kalau teman sablengnya itu meninggoy.

Langit menekan puntung rokoknya didalam asbak guna mematikan baranya, laki-laki itu berdiri lalu berjalan kebelakang warung membersihkan mulut dan tangannya pada keran air yang mengalir. lalu kembali kedepan mengambil slayer hitam miliknya diatas meja dan memasangkannya pada lengan cowok itu, hal itu tak luput dari pandangan teman-temannya yang memperhatikan aktivitas cowok itu.

"Cabut jamkos udah habis." ucapan Langit membuat Alam yang sedang berleha-leha menghela nafas panjang.

"Bagi permen oy!" ujar Lintang dengan gerakan cepat ia menangkap satu permen yang dilempar oleh Utara, tadi.

Langit mengambil permen milik Sabit yang tergeletak dimeja lalu memakannya dan membuang bungkus permen pada tong sampah.

"Permen gue anying!" Sabit tak terima pasalnya itu permen yang ia punya satu-satunya.

"Jangan kayak orang miskin deh Lo." Alam memberikannya dengan menyumpel permen itu kemulut Sabit.

"Tangan Lo bau anjir!, Lo habis colmek ya!"

Tak terima dituduh, Alam mendelikan matanya. "Matamu suw!"

Setelah perdebatan keduanya, mereka pun memutuskan berjalan menuju kelas melewati koridor-koridor kelas, suasana diluar terasa sangat sepi berbeda dengan suasana setiap kelas yang mereka lewati didalamnya sangat heboh bahkan ada yang bernyanyi.

Ketika kelimanya melewati kelas XII IPA 2, mata Langit tak sengaja bertemu dengan pemilik mata indah yang selama ini selalu mengganggu hari-harinya, dengan hitungan detik Langit memutuskan kontak mata dengan Pelangi yang baru saja akan keluar dari kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUMILANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang