[9] Kejutan

652 52 6
                                    

Kegaduhan menghilang saat derap kaki memasuki ruang tamu rumah yang seketika ramai, Shinsuke tidak dapat berkutik.

"Ah, Oba-chan... Mama..." Mas Shin hanya bisa mematung di tempat mendapati Nenek dan Mama mertua serta banyaknya keluarga berkunjung.

"Kenapa [name] kamu tinggal sendiri di rumah?" Nada Mama mertuanya terlihat datar. Shinsuke mencoba menenangkan dirinya.

"Itu---"

"Bahkan dalam keadaan sakit begini Shinchan?" Nenek tersayangnya itu tetap tersenyum namun tersirat suatu perasaan lain.

"Aku---"

"Shin, aku bahkan belum sempat pergi pas kalian nikahan. Sekarang kamu udah buat ulah?"

Sosok yang akrab dengannya, kakak perempuan serta keluarga lain berkunjung tanpa kabar.

Saat cek-cok berlangsung [name] berdiri perlahan dari kamar di bantu oleh kakak perempuannya, melihat diriku kesakitan bukanlah hal yang Shinsuke harapkan.

"Jangan marahin mas begitu, tadi mas buru-buru beli obat demam pas tau aku demam tinggi" [name] menjelaskan dengan intens, entah mengapa mereka diam dan mendengar.

Setelah itu...

"SHINCHAN? AKU TERKEJUT!" Atensi sang kakak menuju Shinsuke, entah mengapa ia terkejut akan hal seperti ini.

"Wah, aku udah yakin kalau ponakanku ini nggak mungkin buat begitu sama istri sendiri" paman Shinsuke berdiri lantas menepuk pelan pundak suamiku itu.

"Hahaha Shin, basuh dulu wajahmu itu. Maaf sudah buat khawatir" Mama yang tadi sangat tegang ternyata hanya menakut-nakuti Oba-chan pun ikut tertawa.

"Kak, duduk dulu sini" adik Shinsuke ikut tertawa memberi ruang untuk diduduki kakak laki-lakinya.

Shinsuke membuka lega, ia kira akan di marahi habis-habisan karena meninggalkan istrinya.

"Dek, tadi mas perginya lama nggak?" ia memposisikan diri tepat di sampingku mengusap pelan pucuk kepala.

Sentuhannya selalu menghangatkan hati.

"Nggak lama kok, kondisiku juga udah lumayan"

Nafas panjang ia keluarkan, peluh bulir air masih terlihat jelas. Aku mengusapkan pelan dengan tisu terletak tepat di atas meja tamu.

Shinsuke menatap ragu.

"Beneran nggak apa-apa? Kamu selalu ngomong begitu mas nggak suka kalau kamu bohong" nada kekhawatiran tersirat dari sudut ranumnya.

Anggukan pelan ku berikan, Shinsuke bernafas lega kedua kalinya. Ia bersyukur jika ia datang tepat waktu di tambah lagi kedatangan keluarganya.

"Hahaha Shin! Timingnya pas kan? Sorry kami nggak kabarin dulu dan langsung ke rumahmu" kakak ipar ku memang cantik, emang good looking semua satu keluarga.

"Kakak juga jangan terlalu sibuk, istirahatlah dulu di kamar tamu" suamiku menjawab perkataan kakak perempuannya itu, yang lainnya sibuk menyiapkan makanan di dapur.

"Dasar, nggak kangen sama kakakmu?"

"Kangen, tapi kesehatan kakak lebih penting, tadi baru landing langsung kesini kan?"

"Hehe iya, yasudah kakak duluan. [Name] beneran udah mendingan kan?"

"Sudah kak, kakak istirahat aja sudah ada Shin kok"

"Jaga [name] ya Shinchan bye bye"

Shinsuke tersenyum mendapati kakaknya yang sudah menguap kantuk, kedua mata Shinsuke menatap perlahan.

"Mau ke kamar aja? Di sini ramai, maaf mengagetkan kamu. Mungkin kakak mau kasih surprise tapi waktunya nggak tepat"

"Tapi Shin... Aku udah lumayan. Mau nonton aja ah!"

"Kamu belum sembuh sepenuhnya [name]"

"Tapi kan aku mau nonton mas" Shinsuke hanya pasrah terima, apa nggak pasrah istrinya memasang ekspresi imut begitu.

"Yasudah, tapi sambil tiduran ya" [name] mengangguk pelan, mas Shin memang perhatian hal kecil begini selalu di perhatikan.

Shinsuke mengelus pelan pucuk kepala ini sembari tersenyum hangat, ia menuju kamar mengambil beberapa bantal agar semakin nyaman.

Di posisikan bantal itu senyaman mungkin, diri ini spontan menarik Shinsuke berbaring atas sofa namun wajah mereka tak saling bertemu.

Shinsuke terkekeh pelan mendapati dirinya menjadi bantal guling istrinya.

"Adek nggak butuh bantal guling lagi deh kalau begini hehe" mencoba menenggelamkan diri di belakang tubuh atletis Shinsuke kini.

"Dek"

Wajah [name] ndusel di punggung belakang suaminya, nyamannya...

"Adek..." Ucap Shinsuke setengah wajah memerah.

"Eh, iya mas?"

Ia membalikkan tubuh memposisikan diri berhasil berhadapan dengan sang istri.

"Jangan pernah ada di belakang mas"

"Kenapa mas?"

"Soalnya kamu kecil, nggak keliatan"

Pipi ini mengembang dan mengempis secara bersamaan, kesal sekali melihat sisi Shinsuke yang jahil begini.

"KAMU NGEJEK AKU?!" [name] memukul dada bidang Shinsuke sedikit kuat agar dirinya tak terperangkap dalam pelukannya.

Namun apa daya, kekuatan Shinsuke jauh lebih kuat di banding dirinya. Di sisi lain, Shinsuke bukannya kesakitan malah semakin tertawa melihat tingkah gemas sang istri.

"Jangan ketawa kamu!"

"Hahaha, maaf dek. Bukan karena itu kok alasannya" Shinsuke menarik kembali tangan istrinya agar memeluk tubuh atletis itu.

"Jadi?" [Name] keburu kesal liat Shinsuke.

"Biar mas bisa lihat wajah kamu, sayang"

Jujur aja, [name] udah capek teriak dalam hati. Kalau cowok lain yang ngomong begini udah biasa kali ya, tapi ini beda Shinsuke bucin yang ngomong begini apa nggak pasrah dag dig dug mulu.

Tubuh ini memeluk Shinsuke sembari menenggelamkan diri kembali.

"Adek salting?" Shinsuke bertanya namun di tutup ranum suaminya dengan satu jari telunjuk.

"Heem" [name] tak berani menatap suaminya itu kini.

Semua orang sibuk di dapur dan tidur di kamar tamu, ruangan yang setadinya dingin menjadi panas.

Shinsuke menangkupkan kedua tangan tepat di wajah manis istrinya, mencium pelan penuh hasrat.

[Name] menyambut baik ranum Shinsuke, memejamkan mata satu sama lain.

Tetapi, istrinya itu keburu mengingat sesuatu.

"M-mas bentar jangan cium!"

"Loh? Bukannya barusan udah mas cium dek?"

"Nanti mas ketular demam" ucap [name] khawatir, ia takut suaminya ikutan sakit tetapi lagi-lagi Shinsuke malah tertawa.

"Mas sengaja, biar kita berdua sama-sama sakit"

"Ohh jadi gitu, mas mau buat diri mas sakit biar bolos kerja?" [Name] mencubit pelan wajah suaminya yang damai, yang di cubit tertawa riang.

"Biar terus sama kamu [name]"

Di pukul lagi dada Shinsuke, suka banget buat salting. Beginilah menjadi istri seorang Shinsuke Kita meleleh adek bang...

"Adek mau nonton apa?" Tanya mas Shin sembari menggapai remot televisi.

Tanpa sadar tubuh ini memeluk semakin erat Shinsuke.

"Nontonin wajah mas aja ah"

"Hahaha, istri mas tersayang..." Rona merah muncul di antara keduanya

Shinsuke kadang tak tahan melihat wajah cantik nan manis istrinya, bahagia sangat sederhana.

"I loved you the first time we met"

To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAS SUAMI [KITA SHINSUKE X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang