Dandelions

3 0 0
                                    

Di sebuah sekolah menengah pinggiran kota, ada seorang perempuan yang sangat antusias dalam belajar paskibra. Namanya ialah davina, ia memiliki semangat yang tak terbendung dalam setiap latihan yang diadakan di lapangan sekolah. Davina selalu datang lebih awal dari semua anggota paskibra lainnya. Ia memiliki tekad yang kuat untuk menjadi yang terbaik dalam tim paskibra, dan ia berusaha dengan sangat keras untuk mencapai tujuannya. Meskipun awalnya banyak anggota paskibra yang meragukan kemampuan Davina, namun ia terus menunjukkan semangat dan kegigihan yang tak tergoyahkan. Dengan tekun dan pantang menyerah, Davina di pilih menjadi ketua paskibra dan berhasil menguasai gerakan-gerakan paskibra yang rumit dan sulit, bahkan ia terkadang membantu teman-temannya yang kesulitan dalam memahami gerakan tersebut.

Terlihat anggota paskibra sedang gigih melakukan latihan guna menyambut perlombaan yang diselenggarakan oleh purna paskibraka indonesia jawa barat, ditengah terik matahari yang membuat keringat mengalir pada punggung Davina, tiba tiba ia dipanggil oleh teman sekelasnya untuk segera menghadap wali kelas. Dengan mimik davina yang kelelahan, ia memasuki ruang kelas yang hanya menyisakan ia dan pak ridwan, wali kelasnya. Pak ridwan pun segera menyambut davina dengan suara yang ramah dan ia mulai membuka topik obrolan yang ingin dibahasnya langsung oleh davina.

"Davina, gimana persiapan lombanya?" tanya pak ridwan memulai topik pembicaraan

"Aman pak" jawab davina lesu sembari memalingkan bola matanya karena tidak berani menatap sang wali kelas, davina sadar bahwa obrolan ini hanya akan membawa ke situasi yang membuatnya terpojok.

"Syukur kalo gitu, mana bapakmu ko ga ambil rapot?" pak ridwan mulai mengarahkan topik pembicaraan ke arah yang serius juga to the point, davina mendengus pelan dan mencoba menahan rasa sesak di dada karena memang hanya dirinya yang tidak mengambil raport hariini

"iya pak, spp juga belum saya bayar jadi ga bisa diambil kan" jawab davina lirih, ia bahkan tidak memberi tahu keluarganya terkait pengambilan raport hariini karena ia sudah cukup malu jika orang tuanya harus mengunjungi pihak sekolah untuk meminta keringanan dan ia juga sudah cukup muak dengan orang tuanya yang selalu angkat tangan mengenai nasib dirinya.

Pak ridwan pun terus melontarkan pertanyaan terkait orang tua dan baground keluarga muridnya dengan hati hati, davina yang sedang merasa letih mulai menceritakan keluarganya sambil berkaca kaca. Ia memberitahu pak ridwan bahwa ibunya sudah lama meninggal dan kini dia tinggal bersama saudara ayahnya, menceritakan bahwa ia tidak mengikuti jejak sang ayah karena beliau lebih menyayangi keluarga barunya dibanding davina dan saudaranya, serta memberi tahu kondisi keuangan dimana ia hanya diberi uang oleh saudara yang ia tumpangi sekarang  dan merasa sungkan untuk meminta pertanggung jawaban secara finansial dari saudara ayahnya, karena yang davina pikirkan ialah seharusnya sang ayah lah yang membiayai hidupnya. Namun sayang, sang ayah terus angkat tangan.

"wah, pantes ini nilai rapotmu jadi turun. kayanya karena km stress mikirin paskib sama keluarga deh vin" ujar pak ridwan yang membuat davina kembali menunduk malu sambil tersedu sedu, davina berfikir bahwa tidak seharusnya ia menceritakan hidupnya kepada sang guru.

"coba deh lihat ini rapotmu" ujar pak ridwan sambil membuka halaman raport milik davina, "liat, ini turun loh dari juara 3 ke juara 1" ucap pak ridwan sumringah karena ia merasa bahwa dirinya berhasil nge-prank davina, murid emasnya. Dengan muka kaget dan mata sembab davina menatap mata pak ridwan sambil terheran heran, "pak ih ko tegaaa" ucap davina lirih yang kemudian ia menangis "hahaha kan bener ini turun dari 3 ke 1, udah lah ini rapotnya bawa pulang aja di kasih liat ya ke orang rumah" davina pun mengangguk kemudian pamit pergi sambil membawa buku raport kembali ke lapangan untuk menyelesaikan latihan paskibra bersama dengan yang lain.

Davina merupakan anak yang memiliki tekat kuat, di bangku kelas 9 smp ini ia telah mencetak banyak sekali prestasi terutama di bidang baris berbaris. ia dan anggota paskibra lainnya lah yang membuat nama paskibra sekolah mereka menjadi nomor 1 dan tidak tertandingi, di kelas pun ia merupakan murid yang pandai sehingga ia ditempatkan di kelas yang dikenal sebagai kelas dengan murid pintar juga teladan. Namun dibalik kecerdasan dan prestasinya, ia memiliki hidup dan jiwa yang kelam. Ia sangat merindukan sosok ayah dan mengharapkan finansial yang sangat baik. Karena terlarut dengan pemikiran atas bagaimana nasib kehidupan davina kedepannya, ia menjadi terjerumus pada suatu hal yang sangat disayangkan.

Pada usia yang tergolong remaja, davina terjebak bersama pria yang memanfaatkan kebaikan serta cinta tulus yang davina berikan untuknya. bagaimana tidak, selama mereka memiliki hubungan selalu davina yang menanggung biaya akomodasi juga biaya makan mereka, terkadang pacarnya akan mengajak beberapa temannya untuk jalan bersama namun semua pengeluaran dibiayai oleh davina, memang davina memiliki sedikit tabungan dari hasil hadiah yang ia hasilkan selama lomba paskibra. bahkan pria itu memanfaatkan kepolosan davina untuk melakukan hal yang tidak senonoh.  Di ambang kesedihan juga putus asa atas pemikirannya mengenai keberlangsungan hidupnya sedniri, davina merasa bahwa pria itu lah yang membantunya untuk setidaknya mencegah ia melakukan aksi bunuh diri, walaupun davina sadar bahwa pria yang ia anggap kekasihnya saat ini tidak memperlakukannya dengan baik tapi setidaknya ia tidak bunuh diri. Namun ada kalanya Davina sedang tidak mempunyai uang sepeserpun untuk ia bagi dengan kekasihnya, dan sang kekasih akan terus menyarankan davina untuk menjajakan tubuhnya. Tentunya davina sangat menolak keras usul pacarnya itu. 

Davina bertahan untuk menjalin kasih serta menjadi atm berjalan kekasihnya itu hingga ia menginjak kelas 1 SMA, namun kehidupannya tidak berangsur membaik karena yang ia rasakan selama berada di sekolah itu ialah rasa tidak nyaman. beberapa faktor yang membuatnya tidak nyaman yaitu teman sekelasnya  yang cenderung bergaya hidup tinggi juga kaka kelas di paskibra yang cenderung senioritas dan menggunakan kekerasan yang davina anggap sebagai bullying. Tentunya tidak ada tempat mengadu dan bersandar bagi davina karena setiap ia membicarakan hal ini dengan kekasihnya, ia tidak mau mendengar karena rupanya sang kekasih ini bahkan tidak tamat smp yang berarti ia tidak akan pernah relate atau bersimpati dengan kejadian yang menimpa davina. 

Lambat laun akhirnya davina melihat peluang bahwa ia bisa meninggalkan sekolah ini dengan cara menceritakan ketidak nyamanannya kepada kaka kandungnya yang kebetulan sedang berkunjung ke kota dimana davina tinggal karena selama ini sang kaka tinggal di perantauan. Setelah melalui diskusi yang panjang, davina dan sang kaka pun setuju untuk mengeluarkannya dari sekolah tersebut dan mendaftar ke sekolah lain, namun ditengah wawancara pengunduran dirinya, davina merasa terpojok karena sang kaka yang ia jadikan sebagai harapan terakhir ternyata malah meminta davina untuk mempertimbangkan kembali keputusan pengunduran dirinya di depan kepala sekolah yang membuat davina sakit hati juga merasa tidak dihargai. Davina yang kesal jelas menolak permintaan tersebut. ia kemudian mencari pelarian dan melampiaskan amarahnya dengan membuat akun media sosial yang berisi umpatan juga keluh kesahnya selama ini. 

Ditengah situasi davina yang sedang kacau balau, davina kembali direcoki sang kekasih yang meminta sejumlah uang yang tidak sedikit untuk membeli hp baru dan ongkos untuk melamar pekerjaan. Dengan kondisi mental dan jiwa yang tidak stabil, davina akhirnya memberanikan diri untuk membuat suatu keputusan yang sangat besar yaitu menjajakan tubuhnya melalui media sosial dengan identitas anonim. Dan disini lah kisah perjalanan hidup seorang Davina dimulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

who i amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang