2

1.2K 159 37
                                    









.......

"Niisan...
Aku merindukanmu.."

"Sakura.. "
Sasuke terbangun saat ia mendengar suara pelan Sakura yang berucap parau. "Sakura.."
Sasuke menatap cemas kearah Sakura yang terlihat mengigau.

Dan hampir setiap malam hal itu terjadi.

Dahi Sakura dipenuhi keringat, dan raut wajahnya terlihat mengernyih sarat akan kepedihan.

"Sakura, hei.. "
Pipi halus itu kembali Sasuke usap dengan pelan.

"Niisan... "
Sakura kembali berucap halus dengan matanya yang terpejam.

Sasuke sangat tahu apa yang Sakura rasakan.

Sakura merindukan Sasori hampir disetiap waktu.
Dan Sakura selalu terluka tanpa siapapun yang mengetahuinya.

"Maafkan aku, Sakura.. Maafkan aku.. "
Sasuke mengecup kening lebar itu, lalu diapun memeluk tubuh mungil Sakura dengan perasaan berkecamuk.

Sasuke mengetahui semuanya,,
Tentang keberadaan Sasori dan tentang semua hal yang terjadi, yang tidak pernah diketahui oleh Sakura.

Dan Sasuke sangat menyesali ketidakberdayaannya, karena saat ini dirinya harus terus berbohong kepada Sakura.

"Sakura tidak mengetahui tentang keberadaanku, maka itu lebih baik.
Dia benar-benar akan baik-baik saja tanpaku. "

.......





Pagi menjelang

Sakura mengerjapkan matanya saat ia mendengar suara samar Sasuke yang tengah berbicara sendirian.

Sasuke sedang berbicara dengan ponselnya saat ini.

Pria jangkung itu sedang berada di balkon dan berbicara dengan seseorang diseberang sana.

"Ini masih sangat pagi. Sasuke benar-benar sangat berisik."
Sakura menyipitkan matanya menatap jam yang berada di atas meja kecil.

Pukul 06.10.

Dan Itu masih sangat pagi menurut Sakura.

"Ah,, apa aku membangunkanmu? " Sasuke memasuki kamar dan dia langsung tersenyum tipis saat mendapati Sakura yang sudah terbangun.
"Maafkan aku. Pasti suaraku terlalu kencang tadi. "

"Apa kau akan pergi sepagi ini? " Sakura menatap malas kearah Sasuke yang sudah duduk didepannya.

"Tidak. "

"Lalu kenapa kau harus menghubungi seseorang dipagi hari seperti ini? Apa itu Sara? "

Sasuke terkekeh kecil.
Wajah Sakura yang terlihat kesal,, itu sangat menggemaskan menurutnya.
"Bukan. Ini Shikamaru. Aku baru saja menyuruhnya untuk menghandle semua pekerjaan hari ini. "

"Kenapa? Apa kau tidak akan pergi ke perusahaan, hari ini? "

"Aku akan berangkat sedikit terlambat.
Hari ini kau harus membawa wali kesekolahmu, bukan? Jadi aku akan menemanimu untuk--"

"Tidak perlu. " Sakura berdiri.
"Kau bukan kakakku.
Jadi kau tidak perlu datang dan berpura-pura menjadi keluargaku. "

'Sial! ' Sasuke mengumpat saat ia merasakan miliknya yang tiba-tiba saja menegang saat melihat Sakura yang berdiri dengan tubuh telanjangnya.

Dengan tanpa dosanya, saat ini Sakura tengah memakai kembali pakaiannya di depan Sasuke yang terus terdiam memperhatikannya.

"Kalau begitu--"
Sasuke berdiri dan menghalangi Sakura yang hendak melangkah pergi.
"--anggap saja aku ini calon suamimu.
Jadi dengan begitu,, aku bisa datang ke sekolahmu dan menjadi walimu, bukan? " Sasuke tersenyum menatap Sakura yang terdiam beberapa saat.

"Jangan konyol..
Semua orang sudah mengetahui kalau kau adalah kakakku,, maka dengan begitu, kau tidak bisa berperan menjadi calon suamiku juga.
Jadi sudahlah,, kau tidak perlu datang kesekolahku, karena aku memang tidak ingin kau datang."

Sasuke terdiam saat ia melihat punggung Sakura yang mulai menghilang dari pandangannya.

"Sepertinya aku harus bicara dengan Tousan nanti.. "

........


Sakura melangkah pelan memasuki kamarnya.
Raut wajahnya terlihat kacau saat ini.

"Kau tahu Niisan,, aku pasti akan baik-baik saja saat kau selalu bersamaku. "

"Kenapa seperti itu? "

"Karena kau selalu menjadi pelindungku.
Kau pasti akan selalu datang saat aku sedang membutuhkanmu. Dan itu sangat tepat waktu. " Sakura tersenyum kecil sembari mengusap pelan pipi Sasori yang tengah berjongkok di depannya.
"Aku sangat menyayangimu, Niisan.. "

"Dan aku lebih menyayangimu.
Lebih dari apapun, hm..."

'Apa kita tidak akan pernah bertemu lagi, Niisan? ' Sakura mulai meneteskan airmatanya.
'Kenapa kita harus terpisah seperti ini?
Kenapa kau membiarkanku terus berada di tempat asing seperti ini, Niisan..?'

........



Sasuke menuruni tangga dengan tergesa saat dia tidak mendapati Sakura dikamarnya.

"Sasuke,, kau belum berangkat? " Mikoto menghentikan langkah putranya yang baru saja sampai di lantai bawah.
"Kaasan pikir Sakura-chan berangkat bersamamu tadi? "

"Apa.. ? Jadi Sakura sudah berangkat? "

Mikoto mengangguki ucapan putranya.

"Apa dia berangkat bersama Tousan?"

"Tidak. Tousanmu bahkan masih ada dikamarnya. "

"M-maaf Tuan,, Nyonya.. " salah satu pelayan menghampiri keduanya.
"Tadi pagi Tuan Gaara datang kesini untuk menjemput Nona Sakura. Jadi Nona Sakura berangkat kesekolah bersama Tuan Gaara. "

"Apa! " Sasuke terlihat langsung menatap tajam kearah pelayan didepannya itu yang terlihat semakin menunduk.
'Sial! Masih saja si merah sialan itu berani datang kesini! Awas saja kalau sampai dia benar-benar berani merebut Sakura. '

"Hei, Sasuke.. Kau mau kemana? "
Mikoto sedikit berteriak kearah putranya yang tiba-tiba saja dia berjalan tergesa menuju pintu keluar Mansion.

"Haaah, dasar anak itu.."
Mikoto menggeleng pelan.
"Semoga saja dia tidak pergi kesekolah Sakura-chan dan membuat keributan disana. "

"....."

******








"Minuman favoritmu.. "

"Terimakasih.. "
Sakura tersenyum singkat kearah Gaara sembari menerima sebotol minuman rasa strawberry yang disodorkan pria merah itu padanya.

Gaara duduk di samping Sakura dengan sebotol minuman miliknya.
"Sepertinya beberapa siswa juga terlihat tidak membawa walinya bersama mereka.
Jadi kita tidak perlu cemas karna datang sendirian.
Kita hanya harus tampil dengan sebaik mungkin untuk kebaikan sekolah kita."

"Ya, kau benar. " Sakura menghela nafasnya pelan.
"Aku hanya merasa sedikit gugup karena harus tampil di depan banyak mata. "

"Kau selalu melewati latihan tanpa kesulitan. Jadi aku sangat yakin kalau kau akan melakukannya dengan sangat baik nanti. "

"Ya, aku harap begitu. " Sakura kembali tersenyum. Dan tanpa disadarinya,, saat ini seseorang tengah memperhatikannya dari kejauhan.

'Dia sangat cantik. '

........

Reason (End) PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang