Dead Or Alive.

Azka Fahmata Raksan

Azka adalah individu yang tampak percaya diri dan menawan dengan bakat bela diri yang cukup kuat. Dia terkadang terlihat terlalu santai dan bahkan malas, tapi dia mengerjakan pekerjaannya dengan serius dan sangat sempurna. Dia adalah peringkat ke 1 dikelasnya dan peringkat ke 3. Dia sangat populer di kalangan guru dan siswi, bahkan mendapatkan gelar "Charmant garçon".

Tubuh Azka bisa dibilang sempurna dengan tinggi 178, mata hazel yang tajam dan rambut undercut yang membuatnya disukai banyak wanita. Sifatnya yang baik, cuek, pendiam membuatnya tidak terlalu suka berdekatan dengan perempuan. Ada satu sifat buruk yang membuat Azka membenci dirinya sendiri, yaitu suka mengorbankan teman.

Azka Fahmata Raksan adalah anak angkat dari Keluarga Raksan , taipan anggur terkenal. Azka saat ini menjabat sebagai Sekretaris Osis , dan dipercaya oleh Vale. Azka seringkali menutup-nutupi setiap kejadian yang terjadi karenanya.

?.?.?.?

"Suatu sore menjelang akhir musim panas satu dekade yang lalu, ayahku dan aku melewati ■■■■■■■■■■."

"'Aku akan mengambilkan jus jeruk untuk perjalanan kita,' katanya, tetapi dia tidak pernah kembali."

Deskripsi tanpa basa-basi ini menyembunyikan kebohongan yang dibangun dengan hati-hati.
Azka tidak pernah mengatakan kebenaran tentang apa yang terjadi hari itu.

"Ini adalah kesempatanmu. Kamu adalah harapan terakhir kami."

Azka ke suatu tempat yang jauh di luar.
Di sisi lain cakrawala duduk tanah air mereka yang jauh dari ■■■■■■■■■■.

Azka tidak akan pernah melupakan tatapan harapan dan kebencian yang sama di mata ayahnya saat dia mengucapkan kalimat itu.

?.?.?.?

⋇⋆✦⋆⋇

...Sampai hari yang sangat gila itu, yang sekarang tertanam jauh di dalam ingatan Azka, ketika konvoi yang dikawal (??????) diserang oleh ■■■■■ .

Itu adalah pertama dan satu-satunya saat Azka gagal dalam tugasnya menjaga Ayah Angkat.

Pada saat Azka akhirnya mencapai (?????), semuanya sudah berakhir.

Kekuatan yang digunakan ayah mereka untuk berhasil menangkis serangan menjadi bumerang, merenggut nyawa ayah mereka.

Azka dan (?????) sama-sama terkejut dengan apa yang mereka saksikan, kehilangan ketenangan yang seharusnya dimiliki seorang anak.

"Bahkan seseorang seperti ayah akan tunduk pada kekuatan yang berbahaya dan jahat..."

Pikiran jahat melintas di benak Azka, dan dia hanya menyeringai:

"Dunia ini benar-benar... mempesona."

Sementara ayah mereka terbaring mati di genangan darahnya sendiri. Pada malam itulah jalan kedua putranya itu menyimpang.

⋇⋆✦⋆⋇

Before The Disaster.

Hujan deras di Mondstadt pada malam Azka Fahmata menerima Penglihatannya.

Sebelumnya pada hari itu, Vara Raksan telah menggunakan ■■■■■■■■■■ - hanya untuk menjadi korbannya saat serangan itu menjadi bumerang. Untuk membebaskan ayahnya dari penderitaan yang tak terujung, Crave Raksan mengambil nyawanya.

Azka adalah saudara laki-laki Crave melalui adopsi dan selalu berada di sisinya, tetapi pada kesempatan ini Azka tidak mengambil bagian dalam momen-momen terakhir antara ayah dan anak.

Hujan deras yang mengguyur Villa BSD malam itu seakan menjadi pertanda dukacita langit atas meninggalnya Master Vara.

⋇⋆✦⋆⋇

Untuk waktu yang lama, Azka menderita karena pertanyaan-pertanyaan yang mustahil ini, terjebak di antara tuntutan kesetiaan dan kewajiban yang berlawanan, dihadapkan pada pilihan yang mustahil antara kebenaran dan kebahagiaan.

"Apa yang harus ku pilih"
"Akankah aku tetap setia?"
"Pihak mana yang aku akan pilih"

Tapi sekarang, kematian Vara mengganggu hatinya yang rapuh ini. Dia merasa terbebaskan, tetapi juga malu dengan betapa egoisnya dia menanggapi. Sebagai anak angkat, dia seharusnya menyelamatkan Vara, tetapi dia datang terlambat. Sebagai saudara laki-laki, dia seharusnya berbagi kesedihan dengan Crave, namun saat ayah mereka terbaring sekarat di tanah, dia tetap bertahan di belakang saudara laki-lakinya, rencana 'Ayah' itu berjalan di benaknya.

Dikonsumsi oleh rasa bersalah, Azka mengetuk pintu Crave. Saat hujan turun, selubung kerahasiaan tersapu dan semua kebohongan terungkap. Kaeya akhirnya berterus terang.

Setelah mengetahui kebenaran Crave menampar Azka dengan sekuat tenaga sampai Azka hampir meneteskan air mata. Azka merasa ini adalah hukumannya atas kebohongan seumur hidup.

⋇⋆✦⋆⋇

Sejak hari itu, Azka dan Crave berpisah. Tapi dia tidak pernah membahasnya, sama seperti dia tidak pernah membahas asal usul Penglihatannya.

Azka melihatnya sebagai pengingat yang tegas bahwa dia harus menjalani sisa hidupnya di bawah beban kebohongan yang berat.

⋇⋆✦⋆⋇

"Agh, sialan haha. M-mungkin waktuku sudah mau habis ya?" ■■■■■

⋇⋆✦⋆⋇

"Azka, aku suka sama kamu"

⋇⋆✦⋆⋇

"Azka, gw benci sama lo sialan!"

⋇⋆✦⋆⋇

"Azka ga peka banget njir"

.

Fin.

Ini gw terinspirasi dr backstory Diluc n Kaeya, jadi menurut gw si Azka ini mirip banget sama Kaeya jadi gw terinspirasi gitu.